Bola.com, Jakarta - Manchester City (Man City) menyabet puncak klasemen sementara Liga Inggris 2022/2023 dari tangan Arsenal. Kepastian itu didapatkan saat Man City menang 3-0 atas Wolverhampton di Molineux Stadium, Sabtu (17/9/2022) malam WIB.
Tiga gol Man City dicetak oleh Jack Grealish pada menit detik ke-55, Erling Haaland (16’), Phil Foden (69’). Kevin de Bruyne menciptakan dua assist dari tiga gol yang dicetak oleh timnya.
Satu hal luar biasa di pertandingan ini adalah terjangan kung fu bek tengah Wolverhampton, Nathan Collins tepat ke perut Jack Grealish. Ia langsung diberi kartu merah oleh wasit Anthony Taylor di menit ke-33.
Meski sempat unggul jumlah pemain, Man City justru tidak mampu memanfaatkan keadaan untuk berpesta gol. Tercatat, anak asuhan Josep Guardiola itu hanya menambah satu gol saat satu jam bermain dengan keunggulan jumlah pemain.
Kira-kira apa saja hal yang bisa dipelajari dari kemenangan telak Man City atas Wolverhampton?
Tak Perlu Banyak Sentuhan
Nyaris setiap pekan, Erling Haaland tidak akan pernah berhenti disebutkan namanya. Begitu pula di pertandingan ini, saat dirinya mencetak gol tanpa perlu banyak sentuhan.
Sebelum mencetak gol pertama, Haaland menerima bola dari wilayah yang jauh dari kotak penalti. Ia menggiring bola dengan cepat dan tidak banyak sentuhan. Ia pun langsung melepaskan tembakan mendatar dari luar kotak penalti.
Gol tanpa banyak sentuhan jadi tipikal dari Haaland itu sendiri. Menurut catatan dari Opta, pemain timnas Norwegia ini hanya perlu rata-rata 14 sentuhan untuk mencetak setiap satu gol.
Di Luar Dugaan
Man City mencetak dua gol dalam kurun waktu 16 menit saat berhadapan dengan 11 pemain Wolverhampton. Namun setelah unggul pemain di menit ke-33, Man City hanya bisa menambah satu gol lagi.
Tidak hanya kesulitan mencetak gol, Man City justru jadi tertekan di babak kedua. Wolverhampton memilih untuk keluar menyerang dan beberapa kali menciptakan peluang.
Performa ini di luar dugaan karena Man City sempat diprediksi akan leluasa mencetak lebih banyak gol. Buktinya, mereka hanya mampu mencetak satu gol saja.
Tidak Kehabisan Akal
Pep disebut jenius tidak karena hal-hal sepele. Ia selalu tidak pernah kehabisan akal dan selalu menemukan solusi yang tidak terpikirkan oleh banyak orang lain.
Salah satu solusi yang ditemukannya pada pertandingan ini adalah dengan menempatkan John Stones sebagai bek kanan. Keputusan itu diambil karena Kyle Walker diistirahatkan sementara, sedangkan Man City tidak memiliki pelapisnya.
Hasilnya, Stones bisa bermain solid di bukan posisi aslinya tersebut. Walaupun memang, kontribusinya di aspek serangan Man City tidak sevariatif yang dihadirkan Walker.
Pembuktian dan Pengorbanan
Jack Grealish tak pernah luput dari kritik para penggemar Man City. Harganya yang mahal tidak sesuai dengan kontribusi gol dan assistnya di lapangan.
Namun di pertandingan ini ia membuktikan diri dengan mencetak satu gol. Ia mencetak gol saat pertandingan baru berjalan di detik ke-55!
Selain itu, Grealish juga menunjukkan pengorbanannya bagi Man City. Ia diterjang tendangan kung fu bek tengah Wolverhampton Nathan Collins tepat di bagian perut. Collins langsung mendapat kartu merah dan perut Grealish tampak merah bekas terjangan tersebut.
Kembali ke Jati Diri
Tanpa Kevin de Bruyne, pertahanan solid Wolverhampton tidak akan mudah ditembus. Ia mengembalikan jati dirinya sebagai penyedia assist dengan mencatatkan dua assist pada gol pertama dan ketiga Man City.
Musim lalu, De Bruyne diplot jadi pencetak gol tim oleh Josep Guardiola. Ketiadaan penyerang murni memaksa sang pelatih untuk mengubah peran De Bruyne dari hanya pelayan, menjadi mesin gol.
Dengan datangnya Haaland, De Bruyne kembali ke jati dirinya. Pemain berusia 31 tahun tersebut membuktikan diri bahwa jati dirinya adalah pelayan kelas dunia untuk lini depan Man City.
Sumber asli: Bola.net
Disadur dari: Bola.net (Abdi Rafi Akmal, Published 17/09/2022)