Bola.com, Surabaya - Keputusan Azrul Ananda mundur dari jabatan presiden dan CEO Persebaya Surabaya, Jumat (16/9/2022) menuai berbagai pendapat. Azrul menyatakan akan menyampaikan surat pengunduran itu pada Senin (19/9/2022).
Keputusan ini juga merupakan dampak dari protes suporter Bonek setelah Persebaya dipecundangi dengan skor 1-2 oleh RANS Nusantara, Kamis (15/9/2022). Bonek sampai turun ke lapangan setelah laga di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, tersebut.
Ungkapan Azrul Ananda itu merujuk pada tuntutan dari suporter yang kerap meminta sejumlah pihak hengkang setelah hasil negatif Persebaya. Dalam hal ini, manajer dan pelatih kerap diminta out dari klub.
Namun, Komisaris PT Persebaya Indonesia, Ferril Raymond Hattu, menyatakan tidak setuju dengan mundurnya pria berusia 45 tahun. Dia menilai Azrul merupakan figur yang tepat dalam mengemban tugasnya di Persebaya.
Akumulasi Masalah
"Saya rasa keputusan itu bukan hanya karena insiden di Sidoarjo, tetapi merupakan akumulasi dari kejadian sebelumnya. Seperti perekrutan pemain muda dan tanpa bintang musim ini,” kata Ferril Raymond Hattu.
"Dia punya visi membentuk tim sepak bola modern yang baik. Klub sudah dibawa ke arah sana dan itu butuh proses. Kalau tiba-tiba (CEO) diganti di tengah jalan, proses itu bisa berubah. Semua kan butuh proses,” imbuhnya.
Tidak Mudah Buat Azrul untuk Mundur
Saham mayoritas Persebaya sendiri dimiliki oleh PT Developmental Basketball League (DBL), perusahaan milik Azrul, dengan sebesar 70 persen.
Sedangkan 30 persen sisanya dimiliki oleh Koperasi Surya Abadi Persebaya (KSAP) sebesar 30 persen.
KASP merupakan tempat bernaung sebanyak 20 klub internal Persebaya. Masing-masing dari mereka memegang saham sebesar 1,5 persen.
Artinya, keputusan Azrul untuk mundur tentu harus melewati diskusi dengan banyak pihak.
Evaluasi
Ferril juga tak hanya menjabat sebagai Komisaris PT Persebaya Indonesia. Mantan kapten Timnas Indonesia itu juga merupakan pemilik Harapan Budi Setiawan (HBS), satu dari 20 klub internal Persebaya anggota KSAP.
"Kami bisa lakukan evaluasi. Saya ini komisaris sekaligus pemegang saham. Kami akan berdiskusi dengan mereka dan tim. Dari hasil diskusi ini, kami akan lakukan penilaian. Bisa saja hasilnya adalah surat pengunduran diri itu kami tolak,” ungkap Ferril.
“Saya paham dia sedang kesal. Sebab, manajemen memang terus mendapat tekanan. Silakan kalau memang dia mau mundur."
Tapi, kami bisa tidak menyetujui. Kami bisa melakukan veto. Kami bisa lihat bahwa Azrul tertekan karena ada kritikan dari suporter,” ucapnya.
Pro Kontra Mundurnya Azrul
Pernyataan Azrul mengenai keputusannya mundur disampaikan di hadapan perwakilan suporter dan awak media di Kantor Pemasaran Persebaya, Sutos, Surabaya, Jumat lalu. Ada pro dan kontra soal keputusan itu.
Azrul sendiri tampak kesal mendengar banyak pertanyaan atau permintaan agar dia tidak membuat keputusan gegabah. Dalam beberapa kesempatan, ekspresi geram juga muncul karena tekanan besar dari suporter.
"Persebaya sekarang ini sudah berada di jalan yang benar. Kalau kesandung sekali–dua kali, itu biasa. Yang penting, klub sudah berjalan ke arah yang benar. Mengelola sepak bola itu tidak murah. Biayanya mahal sekali. Kami sempat sudah sangat baik saat awal musim 2020,” ujar Ferril.
“Tim juga menargetkan juara. Tapi, begitu pandemi datang, kompetisi tidak jalan. Sebab, federasi tidak segera memberi kejelasan kompetisi. Sementara, kami harus terus membayar gaji pemain. Padahal, selama kompetisi mandek, sponsor tidak mau memberi aliran dana,” tuturnya.
Tren Buruk Persebaya
Persebaya sendiri telah menuai hasil yang memalukan dengan baru mengemas 10 poin dari 10 laga. Itu hasil dari tiga menang, satu seri, dan enam kalah.
Mereka kini menduduki peringkat ke-14 atau hanya dua strip di atas zona degradasi.