Bola.com, Denpasar - Bali United kalah 0-2 dari Persis Solo dalam laga pekan ke-10 BRI Liga 1 2022/2023. Namun, yang perlu dilihat adalah bagaimana Bali United berhasil bangkit dari inkonsistensi mereka.
Lima pertandingan sebelum menghadapi Laskar Sambernyawa, selalu diakhiri dengan kemenangan. Bahkan tiga pertandingan tandang berhasil diakhiri dengan kemenangan.
Namun, harus diakui ketika masih berlaga di Piala Presiden 2022 sampai Piala AFC 2022, permainan Bali United masih berantakan.
Penyerang Bali United, Ilija Spasojevic, mengatakan jika Serdadu Tridatu akhirnya menemukan titik performa terbaiknya. Artinya, saat Piala AFC, mereka belum masuk dalam performa terbaik mereka.
"Kami baru mendapatkan peak performance sekarang. Kemarin saat Piala AFC, tiga tim sudah memainkan pertandingan di liga mereka. Sekarang kami sempat menang lima kali beruntun. Ketika Piala AFC, kami juga menang dua kali," ujar Spasojevic.
Mentalitas
Puncaknya terjadi di BRI Liga 1 musim ini. Lima pertandingan berhasil dimenangkan. Seandainya Bali United menang saat menghadapi Persis, mungkin lain ceritanya. Mereka akan bertengger di puncak klasemen sementara musim ini untuk kali pertama.
Kebetulan Madura United dan Persija Jakarta bermain imbang tanpa gol dan poin Bali United tidak mungkin dikejar oleh kedua tim itu seandainya meraih kemenangan atas Persis. Lantas apa yang menjadi faktornya? Spaso mengatakan bahwa mentalitas yang berbicara.
Dia tidak hanya berbicara secara umum tentang Bali United, tapi untuk dirinya pribadi. Performa Bali United sebelum dikalahkan oleh Persis, berbanding lurus dengan performa Spaso.
Dia mampu tampil trengginas dan pada akhirnya Spaso berhasil merangsek ke posisi ketiga dalam klasemen top scorer sementara dengan raihan 7 gol.
Berkembang Dibandingkan Awal Musim
Pada awal BRI Liga 1 musim ini, Bali United dianggap masih belum panas. Torsi mesin mereka masih lemah dan perlu pembenahan di berbagai sektor, termasuk Spaso yang sedikit angin-anginan dalam menjebol gawang lawan.
Namun, dalam empat pertandingan terakhir, Bali United dan Spaso langsung melesat.
"Mungkin ini kekuatan mental. Saya anggap berbagai kritikan yang ditujukan kepada saya sebagai motivasi. Tidak boleh mudah menyerah," ujar Spasojevic.
"Saya tahu ada beberapa kritikan yang menyebut penampilan saya menurun. Jadi seperti itu, kritik harus membuat jatuh mental kita, tapi kritikan bisa membuat kita bangkit dan berusaha untuk bekerja keras lagi," lanjutnya.
Merasa Lebih Muda
Spaso tidak segan-segan mengatakan jika dia merasa seperti muda kembali. Padahal usianya sudah menginjak 35 tahun pada 11 September lalu. Sejak Piala AFC 2022, ada penurunan berat badan yang signifikan dari penyerang naturalisasi milik Bali United asal Montenegro itu.
Dari 91 kg, berat badannya sekarang tereduksi menjadi 86 kg atau turun sekitar 5 kg. Penuruan berat badan ini atas hasil konsultasinya dengan ahli nutrisi.
"Saya tentu tidak senang dengan performa diri sendiri saat itu. Saya harus berubah. Saya perlu agility dan akhirnya berkonsultasi dengan ahli nutrisi. Saat itu saya harus turun 5 kg dan sekarang sudah bagus," tegasnya.
"Feeling saya lebih bagus daripada ketika berusia 25 tahun. Dalam setiap pertandingan, saya bisa berlari hampir 10 km dari hasil data GPS. Namun, Nouri, Fadil, atau Eber masih di atas saya," kisahnya.
"Performa saya sekarang membuat saya merasa senang. Saya mau menjadi contoh yang baik bagi pemain muda," tutur mantan penyerang PSM Makassar, Persib Bandung, dan Bhayangkara FC itu.