Bola.com, Jakarta - Piala Dunia sepak bola, pesta terakbar empat tahunan, tak diragukan lagi adalah kenduri olahraga terbesar di planet ini. Dan tahun ini, di Qatar, dimulai 21 November, ratusan juta pasang mata akan menyaksikan Piala Dunia 2022.
Bintang-bintang sepak bola dari 32 negara peserta siap pamer kemampuan terbaik. Dua di antaranya yang paling ditunggu, siapa lagi kalau bukan Lionel Messi (Argentina) dan Cristiano Ronaldo.
Keduanya menjadi sorotan, karena baik Messi maupun Ronaldo sama-sama belum pernah memenangkan Piala Dunia. Berbanding terbalik dari pencapaian mereka di klub yang panen gelar.
Kita berharap, tak ada kontroversi yang terjadi di Piala Dunia 2022. Tapi siapa yang bisa menjamin di edisi 22 nanti semua pertandingan berlangsung baik-baik saja?
Soalnya, di Piala Dunia sebelumnya sedikitnya ada 10 kontroversi yang mencederai semangat fair play yang selalu digaungkan FIFA. Apa saja?
Penampakan Andres Escobar (1994)
Kisah paling mengerikan dalam sejarah sepak bola adalah penembakan terhadap Escobar. Kapten Timnas Kolombia itu dibedil mati 10 hari setelah Piala Dunia 1994, menyusul gol bunuh dirinya saat bentrok kontra Amerika Serikat.
Gelang Bogota (1970)
Maksud hati ingin membeli perhiasan buat istri, malah dituding mencuri. Nasib apes itu menimpa dua pilar Inggris, Bobby Moore dan Bobby Charlton. Peristiwa terjadi di toko perhiasan di Bogota, Kolombia, dalam laga jelang Piala Dunia 1970 Meksiko.
Pihak toko menuding Moore mencuri perhiasan 600 poundsterling atau setara Rp 10 juta. Moore diganjar hukuman tahanan rumah selama empat hari. Berita itu kontan membuat geger, mengingat Moore merupakan Kapten Tiga Singa.
Gol Tangan Tuhan (1986)
Sangat menyakitkan bagi rakyat Inggris, karena Diego Maradona mencetak gol dengan tangannya yang kemudian dia sebut sebagai Tangan Tuhan. Gara-gara Maradona, Inggris tersingkir setelah kalah 1-2 di perempat final.
Maradona Diusir (1994)
Maradona harus angkat kaki lebih cepat dari Amerika Serikat. Melalui tes doping yang dilakukan FIFA, bintang Argentina itu terbukti mengkonsumsi zat terlarang efedrin yang berfungsi meningkatkan energi dan menurunkan berat badan. Praktis, Maradona hanya bermain dalam dua laga di fase grup.
Prahara Anelka (2010)
Kata-kata kasar Anelka terkait kebijakan Raymond Domenech berujung pengusiran sang striker dari skuad Timnas Prancis di Piala Dunia 2010 Afrika Selatan. Domenech sebelumnya meminta Anelka agar minta maaf kepadanya di depan umum.
Namun Anelka menampik, karena masih tak terima dengan keputusan pelatih yang menariknya keluar saat bertanding melawan Meksiko. Di edisi ini, Les Bleus hancur lebur. Mereka tersingkir setelah terkubur di dasar klasemen Grup A.
Misteri Ronaldo (1998)
Brasil jumpa Prancis di final Piala Dunia 1998. Di daftar susunan pemain yang dirilis Brasil beberapa saat sebelum laga, nama Ronaldo tak ada. Semua bertanya ada apa? Masa Tim Samba minus sang bintang?
Namun, 30 menit sebelum final, Brasil merilis ulang daftar pemain dengan menyertakan Ronaldo. Aneh bin ajaib, penampilan Ronaldo berbanding terbalik saat di fase sebelumnya.
Walhasil, skuad besutan Mário Zagallo keok 0-3. Belakangan akhirnya diketahui, Ronaldo sempat mengalami kejang-kejang sampai mengeluarkan busa dari mulutnya usai makan siang di hotel tempat Brasil menginap.
Pesta Kolam (1974)
Di Piala Dunia 1974, Belanda sangat menakutkan. Total football yang mereka usung membuat Der Oranje punya kans besar mengalahkan tim mana pun, termasuk Jerman Barat.
Keduanya akhirnya bersua di partai puncak. Sehari sebelum duel, anak-anak asuh Rinus Michels bersantai di kolam hotel tempat mereka menginap. Tak lama, segerombolan perempuan cantik nan seksi ikut nimbrung.
Sejurus kemudian, paparazzi bermunculan. Bisa ditebak, adegan di kolam yang melibatkan pemain Belanda langsung menyeruak ke seluruh dunia. Pemain Belanda sampai harus menelepon istri masing-masing guna menjelaskan persoalan yang terjadi.
Besoknya, di final, Johan Cruyff dkk. tumbang 1-2. Selidik punya selidik, surat kabar Jerman, Bild, berada di balik skandal. Merekalah yang mengirim para perempuan ke kolam setelah lebih dulu menyuap petugas keamanan hotel.
Konspirasi Jerman Barat dan Australia (1982)
Kasihan Aljazair. Mereka harus terdepak lantaran sepak bola gajah yang dipertontonkan Jerman Barat dan Austria. Jerman terancam tak lolos ke babak 16 besar. Itu karena mereka mengawali laga dengan buruk, kalah 1-2 dari Aljazair.
Beruntung, di laga kedua, mereka menang besar 4-1 atas Cile. Sementara, Aljazair kalah 0-2 dari Austria. Laga ketiga pun jadi penentu. Aljazair berharap laga Jerman Barat vs Austria berlangsung ketat. Tapi yang terlihat sungguh memalukan.
Jerman Barat menang 1-0 tanpa ada perlawanan sama sekali dari Austria. Keduanya kemudian lolos, sedangkan Aljazair yang finis di posisi ketiga tersisih secara menyakitkan.
Tandukan Zidane (2006)
Tak ada yang menghebohkan di Piala Dunia 2006 selain tandukan Zidane ke dada Marco Metrazzi. Kejadian tersuguh di final, kala Prancis dan Italia sama-sama mengincar gelar juara.
Memasuki menit ke-110, wasit mengganjar Zidane kartu merah. Itu karena dia menanduk dada bek Italia, Metrazzi. Terjatuh, Metrazzi mengerang kesakitan di atas rumput. Laga yang berakhir imbang 1-1 lalu dilanjutkan ke adu penalti. Prancis kalah 3-5.
Match Fixing Argentina (1978)
Argentina memang juara pada akhirnya. Tapi, di balik kesuksesan mereka, terselip kabar tak sedap. Tim Tango dituding melakukan matc fixing, terkait kemenangan besar 6-0 atas Peru. Kenapa itu mereka lakukan?
Di fase kedua, tuan rumah tergabung dengan Polandia, Peru, dan pesaing terkuat mereka yakni Argentina. Brasil, sebelumnya, suskes melibas Polandia 3-1. Argentina di ujung tanduk.
Jika ingin lolos, Mario Kempes cs kudu bisa menang dengan selisih empat gol dari Peru. Bagaimana caranya? Ya itu tadi, ada dugaan match fixing. Belakangan diketahui, Ramon Quirgoa, kiper Peru, ternyata kelahiran Argentina.