Bola.com, Jakarta - DC United adalah satu di antara klub legendaris di Amerika Serikat, terutama pada era 1990-an dan awal 2000-an. DC pernah empat kali meraih gelar MLS Cup di era tersebut.
Namun, setelah itu DC United sempat mengalami krisis keuangan yang diikuti krisis performa. Hal itu yang membuat Erick Thohir tertarik membeli saham mayoritas DC pada tahun 2012.
"Saya mengambil alih DC karena mereka punya historis besar. Tapi secara performance dan keuangan rontok saat itu," kata Erick di kanal Youtube Helmy Yahya Bicara.
Alasan Sejarah
Selain itu, negara bagian Virginia di Amerika Serikat kebetulan tidak banyak memiliki klub besar. Bahkan, DC United adalah satu-satunya klub asal wilayah tersebut yang berlaga di MLS.
"Setelah itu kita melihat DC itu ibu kota kemudian soal sejarah. Virginia itu kosong klub sepak bolanya, saya pikir menarik," lanjut Erick.
Namun, Erick Thohir tak serta-merta bisa membeli saham mayoritas DC United saat itu.
Jual Saham 76ers
Sosok yang pernah menjadi ketua Perbasi itu harus menjual sahamnya di klub NBA, Philadelphia 76ers.
"Akhirnya kami pilih DC, saya jual 76ers 16 persen lalu kita ke DC punya saham 84 persen," ujarnya.
Hasil kerja keras Erick Thohir di DC United pun terlihat. Kini klub yang identik dengan warna hitam itu sudah mulai bersaing di level yang lebih tinggi di MLS.
"Setelah itu memang membuat tim ini lebih baik. Setelah kita perbaiki kan lumayan, mulai di papan tengah," sambungnya.
Bawa Bintang
Perlahan, DC United pun berkembang menjadi klub yang lebih mapan. Erick Thohir pun mulai berani memboyong para pemain yang menjadi langganan Timnas Amerika Serikat.
Setelah itu, DC semakin berkembang. Mereka pun kini bisa memiliki stadion sendiri dengan nama Audi Field. Stadion itu dibangun pada tahun 2017 dengan kapasitas 20.000 tempat duduk.
"Lalu kami ambil pemain yang menjadi andalan Timnas Amerika Serikat. Kemudian ada kesempatan pindah dan membangun stadion sendiri," jelas Erick.
Alasan Menjual Klub
Setelah semakin mapan dan memiliki stadion, Erick mulai berani memboyong bintang. Wayne Rooney diboyong DC pada tahun 2018.
Setelah sukses memperbaiki DC United, membangun stadion dan mendatangkan Wayne Rooney, Erick Thohir memutuskan untuk menjual klub tersebut.
"Akhirnya bangun stadion, Alhamdulillah jadi. Itulah momen kita mengambil risiko pemain bintang, yakni Wayne Rooney. Ada tawaran, saat itu ya kami jual," tandasnya.
Baca Juga
Double Date, Erick Thohir dan Istri Kunjungi Vakansi Maarten Paes dan Luna Bijl di Bali: Dengarkan Cerita Melihat Berbagai Budaya Indonesia
Brisbane Roar Tak Lepas Rafael Struick ke Timnas Indonesia untuk Penyisihan Grup Piala AFF 2024, Baru Bisa jika Masuk Semifinal
Indra Sjafri Sempat Jadi Opsi Pelatih Timnas Indonesia di Piala AFF 2024, tapi Erick Thohir Akhirnya Tetap Pilih Shin Tae-yong