Juragan 99 Sedih Berat, Kerusuhan Suporter usai Arema Vs Persebaya Banyak Makan Korban Jiwa

oleh Iwan SetiawanArio Yosia diperbarui 02 Okt 2022, 09:07 WIB
Presiden Arema FC, Gilang Widya Pramana, didampingi manajer tim, Ali Rifki, membagikan THR untuk para pemain Arema FC setelah sesi latihan perdana Singo Edan, Selasa (10/5/2022). (Bola.com/Iwan Setiawan)

Bola.com, Jakarta - Juragan 99 alias Gilang Widya Pramana atau bos besar Arema FC terpukul dengan banyaknya korban jiwa dalam kerusuhan suporter dengan aparat usai laga Liga 1 yang mempertemukan Tim Singo Edan Vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) malam.

Kerusuhan meledak usai pertandingan, Suporter marah usai tim tuan rumah digasak 2-3 oleh Tim Bajul Ijo. Mereka masuk lapangan. Aparat bereaksi mencegah kerusuhan. Situasi menjadi chaos dan korban jiwa pun bermunculan. 

Advertisement

Suami Shandy Purnamasari ini bungkam seribu bahasa di media sosialnya. Namun sang pengusaha kosmetik dan bus antarkota itu mengubah foto profil akun Instagramnya dari semula foto dirinya menjadi simbol antikekerasan berupa pita putih menyala di atas latar hitam.

Juragan 99 mengunggah foto itu di halaman Instagramnya tanpa keterangan apapun untuk menyatakan perasaan duka citanya.

Sikap resmi manajemen Arema hingga Minggu pagi berita ini diturunkanm belum dapat diketahui. Mereka agaknya masih shock dengan insiden kerusuhan di Stadion Kanjuruhan.

2 dari 4 halaman

Korban Terus Bertambah

Kapolda Jatim, Irjen. Pol. Dr Nico Afinta, merilis jumlah korban jiwa hingga, Minggu pukul 04.30 mencapai 127 orang. Rinciannya 125 dari suporter, Aremania dan 2 orang dari anggota Polri. Dia datang langsung meninjau lokasi kejadian hingga ke rumah sakit. Selain itu, ada 13 mobil yang mengalami kerusakan. Diantaranya 10 kendaraan dinas Polri. 

“Sebenarnya pertandingan berjalan lancar tidak ada kendala. Permasalahan kekecewaan dari penonton, setelah timnya tidak pernah kalah, semalam mengalami kekalahan. Kekecewaan membuat suporter turun mencari pemain dan tim pelatih. Tindangan pengamanan dan pengalihan sudah dilakukan. Dalam prosesnya ada gas air mata karena sudah mulai anarkis,” terangnya.

Namun jumlah Aremania yang meninggal bisa bertambah. Karena saat ini masih ada 180 orang yang dirawat di beberapa rumah sakit yang ada di Kabupaten Malang. Ke depan, Kepolisian dan Pemkab Malang akan memperhatian penanganan para korban ini. “Untuk saat ini, kami fokus penanganan korban,” lanjutnya.

3 dari 4 halaman

Bupati Tak Habis Pikir

Bupati Malang, H. M. Sanusi menambahkan jika pihaknya tak menutup mata dengan insiden ini. Karena ini tragedi pertama dengan korban jiwa yang sangat besar di Stadion Kanjuruhan untuk ajang pertandingan sepakbola.

“Kami kerahkan hampir 50 ambulan untuk membawa korban ke semua rumah sakit yang ada di Kabupaten Malang. Kami instruksikan kepada kepala rumah sakit untuk merawat semua korban tanpa melihat identitasnya. Karena ada beberapa yang tidak membawa identitas. Kabupaten Malang yang akan menanggungnya (biaya pengobatan),” tegasnya.

4 dari 4 halaman

Hukuman PSSI

Striker Arema, Abel Camara dihadang barisan pemain belakang Persebaya. (Iwan Setiawan/Bola.com)

PSSI bersikap tegas melarang Arema FC menjadi tuan rumah Liga 1 2022-2023 hingga akhir musim. Keputusan ini bulat ini diambil usai kerusuhan suporter dengan aparat kepolisian di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu (1/10/2022) usai pertandingan Singo Edan melawan Persebaya Surabaya.

Suporter mengamuk masuk ke lapangan usai tim tuan rumah kalah 2-3. Banyak korban jiwa dalam insiden ini. Petugas kepolisian menembakkan gas air mata, yang membuat suasana semakin mencekam dan tidak terkendali. Akibat insiden tersebut, kabarnya puluhan orang meninggal dunia. Beberapa fasilitas yang ada di dalam stadion pun mengalami kerusakan parah.

PSSI yang tercoreng dengan kasus ini mengeluarkan maklumat. "Tim Arema FC dilarang menjadi tuan rumah selama sisa kompetisi musim ini," ujar Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan dalam laman PSSI, Minggu (2/10/2022) dini hari.