Bola.com, Malang - Manajemen Arema FC tentu sangat terpukul dengan insiden yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022) malam WIB. Tercatat 127 orang meninggal dunia setelah pertandingan pekan ke-11 BRI Liga 1 2022/2023 tersebut.
Selain korban meninggal dunia, ada 180 suporter yang masih dalam perawatan di rumah sakit. Ratusan korban ini karena efek gas air mata yang ditembakkan aparat keamanan untuk membubarkan Aremania yang berupaya masuk ke dalam lapangan.
Ada yang karena terinjak, sesak napas dan lainnya. Manajemen Arema FC tak menutup mana atas tragedi itu.
"Arema menyampaikan duka mendalam atas musibah di Kanjuruhan. Manajemen turut bertanggung jawab untuk penanganan korban. Baik yang telah meninggal dunia dan yang luka-luka," kata Ketua Panpel Arema FC, Abdul Haris.
Bentuk Crisis Center
Sebagai tindak lanjut, Manajemen Arema akan membentuk crisis center atau posko informasi korban. Tujuannya untuk menerima laporan dan penanganan korban yang dirawat di rumah sakit.
"Manajemen akan membentuk crisis center atau posko informasi secepatnya," tambah Haris.
Permohonan Maaf
Manajemen Arema FC menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada keluarga korban atas peristiwa yang memilukan di Stadion Kanjuruhan.
"Kepada keluarga korban, manajemen Arema memohon maaf sebesar-besarnya serta siap memberikan santunan. Manajemen siap menerima saran masukan dalam penanganan pasca-musibah agar banyak yang diselamatkan," lanjutnya.
Lokasi Crisis Center
Untuk crisis center, Arema membukanya di kantor manajemen, Jl Mayjen Pandjaitan, Kota Malang. Sehingga jika ada warga yang keluarganya belum kembali dari menyaksikan pertandingan Arema, bisa langsung melapor.
“Pemkab Malang menunjuk Dinkes Kabupaten Malang dan Kantor Arema untuk lokasi crisis centernya,” kata Media Officer Arema, Sudarmaji.
Pencarian Anggota Keluarga
Dari pantauan Bola.com, hingga hari ini Aremania masih banyak yang mencari rekan atau anggota keluarganya dengan mendatangani satu per satu rumah sakit yang ada di Kabupaten Malang.
Namun sejak siang ini, korban yang dalam perawatan di beberapa rumah sakit swasta sudah dialihkan ke RS Syaiful Anwar dan RSUD Kanjuruhan, Kabupaten Malang.