Bola.com, Jakarta - Presiden Jokowi turut berduka cita atas tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Sabtu (1/20/2022) malam WIB.
Jokowi menyebut bahwa korban tewas dalam kerusuhan suporter Arema FC ketika melawan Persebaya Surabaya itu mencapai 129 jiwa.
"Saya menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya 129 orang saudara-saudara kita dalam tragedi sepak bola di Kanjuruhan," ujar Jokowi dalam YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (10/2/2022).
Jumlah orang yang meninggal kemungkinan dapat bertambah karena seratusan orang masih dirawat di berbagai rumah sakit di Malang.
Perintahkan Berbagai Pihak
Sebelumnya, data dari Polda Jawa Timur (Jatim) memaparkan bahwa 127 orang meninggal dunia dengan rincian 125 dari penonton dan 2 dari petugas kepolisian.
Jokowi telah memerintahkan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin dan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa untuk memberikan pelayanan terbaik bagi korban yang masih dirawat di rumah sakit.
Selain itu, Jokowi juga meminta Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali, Kapolri Listyo Sigit Prabowo, dan Ketua PSSI Mochamad Iriawan untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kompetisi dan prosedur pengamanan penyelenggaraan.
Instruksi Khusus Kapolri dan PSSI
Khusus untuk Listyo Sigit, Jokowi menginstruksikan untuk menggelar investigasi dan mengusut tuntas tragedi di Stadion Kanjuruhan.
"Saya minta Kapolri untuk melakukan investigasi dan mengusut tuntas kasus ini," imbuh Presiden berusia 61 tahun tersebut.
Presiden juga meminta PSSI untuk menghentikan kompetisi Liga 1 hingga ada hasil investigasi, evaluasi, dan perbaikan soal keamanan dilakukan secara menyeluruh.
Jokowi Menyayangkan
Jokowi menyayangkan tragedi di Stadion Kanjuruhan. Presiden asal Solo itu berharap kejadian memilukan tersebut tidak terulang di sepak bola nasional.
"Saya menyesalkan terjadinya tragedi ini dan saya berharap ini adalah tragedi terakhir sepak bola di Tanah Air," terang Jokowi.
"Jangan sampai ada lagi tragedi kemanusiaan seperti ini di masa yang akan datang. Sportivitas, rasa kemanusiaan, dan rasa persaudaraan bangsa Indonesia harus kita jaga bersama," tuturnya.