Bola.com, Semarang - Sepak bola Indonesia kembali berduka dengan adanya insiden yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022) malam WIB. Tercatat 127 orang meninggal dunia setelah pertandingan antara Arema FC kontra Persebaya Surabaya itu.
Selain korban meninggal dunia, ada 180 orang yang masih dalam perawatan di rumah sakit. Ratusan korban ini karena efek gas air mata yang ditembakkan aparat keamanan untuk membubarkan suporter Arema FC yang berupaya masuk ke dalam lapangan.
Kelompok suporter PSIS Semarang, Panser Biru ikut terketuk hatinya atas insiden maut nan memilukan di Malang. Panser Biru pun mengajak seluruh anggotanya untuk menggelar doa bersama di Semarang.
“Panser Biru: Doa Bersama dan Menyalakan Lilin untuk Para Korban Jiwa di Kanjuruhan Malang,” demikian bunyi informasi yang disebar oleh Panser Biru melalui sosial media resmi mereka.
Penghormatan
“Kami Panser Biru melakukan doa dan menyalakan lilin bersama sebagai bentuk refleksi diri bagi kami, serta penghormatan kami untuk seluruh korban jiwa atas kejadian semalam di Stadion Kanjuruhan Malang dan semoga keluarga yang ditinggalkan di beri ketabahan dan kekuatan. Dari Semarang untuk Malang,” tulis Panser Biru.
Kegiatan doa bersama yang dilakukan Panser Biru akan digelar di Stadion Jatidiri, Semarang, hari ini, Minggu (2/10/2022) malam pukul 19.32 WIB.
“Terbuka untuk umum, nanti malam kita berdoa bersama untuk teman-teman Aremania yang meninggal tadi malam. Jangan lupa membawa lilin sendiri-sendiri dari rumah,” tulis eks Ketua Panser Biru, Kepareng di akun instagramnya.
Dukacita dari PSM
Di tempat lain, manajemen PSM Makassar menyampaikan duka mendalam atas tragedi meninggalnya ratusan suporter di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Ucapan duka itu disampaikan Direktur Utama PT PSM, Sadikin Aksa.
“Ini duka mendalam bagi dunia sepak bola kita. Kepada para korban, mari kita bersama-sama mendoakan agar mendapatkan tempat yang layak di sisi-Nya,” tutur Sadikin, kepada awak media di Makassar.
Seperti diketahui, ratusan suporter menjadi korban nyawa dalam kerusuhan, pasca pertandingan Arema FC melawan Persebaya. Suporter ruan rumah yang tidak puas dengan hasil pertandingan, merangsek turun ke lapangan.
Situasi yang tidak kondusif itu memaksa petugas keamanan untuk bertindak. Alhasil, kericuhan dan kepanikan terjadi, terutama di area tribune stadion. Apalagi saat petugas keamanan menembakkan gas air mata ke arah kerumunan suporter di tribun.
Ikut Arahan Federasi
Korban pun berjatuhan baik karena sesak napas maupun karena terinjak-injak. Setiap ruang hingga pintu keluar stadion, banyak korban yang tergeletak, dan beberapa di antaranya tidak lagi bernapas.
Sadikin mengaku apapun keputusan PSSI dan PT Liga Indonesia Baru terkait kelanjutan kompetisi, harus diterima manajemen. “Kita tidak bisa apa-apa. Kita ikut saja apa arahannya,” katanya pasrah.
Sadikin juga berharap agar insiden di Kanjuruhan ini menjadi yang terakhir kalinya dalam dunia sepakbola Indonesia. “Semoga hikmah dari tragedi ini adalah bisa memperbaiki sepak bola kita ke depannya,” jelas Sadikin memungkasi.