Polisi mengidentifikasi kerabat korban saat mereka mengantri jenazah di Malang, Jawa Timur pada 2 Oktober 2022. Sedikitnya 174 orang tewas di stadion sepak bola Indonesia ketika ribuan penggemar tuan rumah yang marah menyerbu lapangan dan polisi menanggapi dengan gas air mata yang memicu desak-desakan, kata pihak berwenang pada 2 Oktober. (AFP/Juni Kriswanto)
Petugas medis menerima jenazah di sebuah rumah sakit di Malang, Jawa Timur pada 2 Oktober 2022. Sedikitnya 174 orang tewas di stadion sepak bola Indonesia ketika ribuan penggemar tuan rumah yang marah menyerbu lapangan dan polisi menanggapi dengan gas air mata yang memicu desak-desakan, kata pihak berwenang pada 2 Oktober. (AFP/Juni Kriswanto)
Keluarga dan kerabat korban tragedi Stadion Kanjuruhan menunggu di luar sebuah rumah sakit di Malang, Jawa Timur pada 2 Oktober 2022. Sedikitnya 174 orang tewas di stadion sepak bola Indonesia ketika ribuan penggemar tuan rumah yang marah menyerbu lapangan dan polisi menanggapi dengan gas air mata yang memicu desak-desakan, kata pihak berwenang pada 2 Oktober. (AFP/Juni Kriswanto)
Keluarga dan kerabat korban tragedi Stadion Kanjuruhan menunggu di luar sebuah rumah sakit di Malang, Jawa Timur pada 2 Oktober 2022. Sedikitnya 174 orang tewas di stadion sepak bola Indonesia ketika ribuan penggemar tuan rumah yang marah menyerbu lapangan dan polisi menanggapi dengan gas air mata yang memicu desak-desakan, kata pihak berwenang pada 2 Oktober. (AFP/Juni Kriswanto)
Keluarga dan kerabat korban tragedi Stadion Kanjuruhan menunggu di luar sebuah rumah sakit di Malang, Jawa Timur pada 2 Oktober 2022. Sedikitnya 174 orang tewas di stadion sepak bola Indonesia ketika ribuan penggemar tuan rumah yang marah menyerbu lapangan dan polisi menanggapi dengan gas air mata yang memicu desak-desakan, kata pihak berwenang pada 2 Oktober. (AFP/Juni Kriswanto)
Keluarga dan kerabat korban tragedi Stadion Kanjuruhan menunggu di luar sebuah rumah sakit di Malang, Jawa Timur pada 2 Oktober 2022. Sedikitnya 174 orang tewas di stadion sepak bola Indonesia ketika ribuan penggemar tuan rumah yang marah menyerbu lapangan dan polisi menanggapi dengan gas air mata yang memicu desak-desakan, kata pihak berwenang pada 2 Oktober. (AFP/Juni Kriswanto)