Kesaksian Striker Asing Arema FC pada Tragedi Kanjuruhan, Lihat 7-8 Orang Tewas di Ruang Ganti

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 02 Okt 2022, 20:00 WIB
Polisi dan tentara pun akhirnya turun untuk mengamankan situasi. Kalah jumlah personil, mereka pun terlihat beberapa kali menembakkan gas air mata dalam kerusuhan suporter usai laga Arema Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) malam. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Bola.com, Malang - Striker asing Arema FC, Abel Camara bersaksi dengan media Portugal, Misfutebol terkait tragedi Kanjuruhan yang merenggut ratusan korban jiwa.

Sedikitnya 129 orang meninggal dunia akibat kerusuhan suporter Arema FC, Aremania dan tindakan represif kepolisian dalam partai kontra Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Senin (1/10/2022).

Advertisement

"Ini adalah derbi yang sangat lama dan selama seminggu sudah terasa di seluruh kota bahwa ini adalah pertandingan yang lebih dari tiga angka," ujar Abel Camara.

"Mereka bilang ini adalah permainan hidup dan mati. Kita boleh kalah di setiap pertandingan, kecuali melawan Persebaya," jelasnya.

2 dari 4 halaman

Kisah Abel Camara

Aksi striker Arema FC, Abel Camara, dalam leg pertama final Piala Presiden 2022 melawan Borneo FC di Stadion Kanjuruhan, Malang, Kamis (14/7/2022) malam WIB. Gol Abel Camara membawa Arema FC menang 1-0 dalam laga ini. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Abel Camara berkisah ketika para pemain Arema FC mendekati tribune penonton untuk meminta maaf, namun Aremania justru mencoba menyerbu lapangan.

"Ada ketegangan di lapangan. Setelah kami kalah, kami pergi untuk meminta maaf kepada para penggemar," tutur Abel Camara.

"Mereka mulai memanjat pagar dan kami pergi ke ruang ganti," ucap penyerang asal Guinea-Bissau tersebut.

3 dari 4 halaman

Cerita Abel Camara

Pemain, ofisial, dan perangkat pertandingan laga Arema Vs Persebaya diberikan kawalan ketat untuk masuk ke dalam ruang stadion karena mereka tak henti-hentinya dilempari botol dan benda-benda lainnya dari tribun Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu (1/10/2022) malam. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Abel Camara lalu menceritakan suasana mencekam di Kanjuruhan dan melihat dengan mata kepalanya sendiri mayat tergeletak di ruang ganti Arema FC.

"Sejak saat itu, kami mulai mendengar tembakan. Kami melihat orang-orang di dalam ruang ganti yang terkena gas air mata dan meninggal tepat di depan kami," ujarnya.

"Kami memiliki sekitar tujuh sampai delapan orang tewas di ruang ganti," kata penyerang berusia 32 tahun tersebut.

4 dari 4 halaman

Terkurung 4 Jam di Kanjuruhan

Skuad Arema FC harus tertahan hingga empat jam di Kanjuruhan. Ketika keluar dari stadion, Abel Camara melihat darah berceceran hingga mobil polisi yang sudah rusak terbakar.

"Kami harus berada di Kanjuruhan selama sempat jam. Ketika kami pergi dan semuanya lebih tenang, ada darah, sepatu, hingga pakaian di stadion," tutur Abel Camara.

"Ketika kami meninggalkan stadion, ada mobil sipil dan polisi terbakar. Namun, kami bisa pulang ke markas Arema FC dan mengambil mobil lalu pulang. Sekarang kami di rumah, menunggu apa yang akan terjadi," imbuhnya.

Untuk sementara, Liga 1 2022/2023 harus dihentikan selama satu pekan lantaran tragedi Kanjuruhan. 

Berita Terkait