Liga 1: Sempat Ada Data Ganda, Jumlah Korban Tragedi Stadion Kanjuruhan Turun Jadi 125 Jiwa

oleh Iwan Setiawan diperbarui 02 Okt 2022, 20:21 WIB
Pemain, ofisial, dan perangkat pertandingan laga Arema Vs Persebaya diberikan kawalan ketat untuk masuk ke dalam ruang stadion karena mereka tak henti-hentinya dilempari botol dan benda-benda lainnya dari tribun Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu (1/10/2022) malam. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Bola.com, Malang - Simpang siur sempat terjadi dalam data korban meninggal dunia dalam tragedi kericuhan suporter di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022).

Dalam rilis pertama, Minggu (2/10/2022) pagi, ada 127 korban tewas akibat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan yang bermula dari kekalahan Arema FC atas rivalnya, Persebaya Surabaya. Kemudian pada Minggu siang data menjadi 129 orang.

Advertisement

Namun pada Minggu petang, Kapolri Listyo Sigit Prabowo memberikan update terkini yang menyebut dari hasil verifikasi ada 125 korban meninggal dunia, karena ada yang tercatat ganda sebelumnya.

"Hasil pengecekan verifikasi Dinas Kesehatan, ada 125 korban meninggal dunia, karena ada yang tercatat ganda sebelumnya," ujar Listyo Sigit Prabowo saat melakukan peninjauan langsung di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten, Malang, Minggu (2/10/2022).

 
2 dari 5 halaman

Investigasi Harus Tuntass

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

 

Saat ini mayoritas korban meninggal dunia sudah dikebumikan di daerah asal masing-masing. Tinggal beberapa korban yang identitasnya belum diketahui dan masih berada di sebuah rumah sakit di Kabupaten Malang, Wava Husada.

Dengan tegas, Kapolri sudah melakukan langkah lanjutan dengan tim penyidik. Dia membuat tim untuk melakukan investigasi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan secara tuntas.

"Hasilnya nanti akan disampaikan ke seluruh masyarakat. Perkembangan yang ada kami sampaikan," imbuhnya.

Pada akhirnya, Kapolri berharap siapa yang harus bertanggung jawab atas kejadian harus bisa terungkap.

3 dari 5 halaman

Aremania Menuntut Penembak Gas Air Mata Diusut

Tetapi pihak keamanan melakukan kebijakan yang kontroversial. Mereka justru menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa yang terus merengsek ke dalam lapangan. Langkah tersebut justru membuat kondisi di lapangan makin runyam. (AP/Yudha Prabowo)

Sementara dari pihak Aremania, pendukung Arema FC itu berharap kehadiran Kapolri di malang membuat penanganan kasus menjadi lebih terbuka, termasuk harapan agar pelaku penembakan gas air mata atau yang memberikan komando bisa dievaluasi.

Hal tersebut menjadi harapan Aremania karena dalam regulasi keamanan FIFA ditegaskan bahwa gas air mata dilarang penggunaannya di dalam stadion.

"Kejadian sebelumnya pada 2018, sudah ada gas air mata yang ditembakkan. Ada korban waktu itu, 1 meninggal. Setelah itu kepolisian sepakat tidak menggunakan gas air mata lagi dalam pengamanan sepak bola. Namub, sekarang terjadi lagi. Ini harus ditelusuri lagi," ujar Aremania asal Dinoyo, Kota Malang, Fauzi Andriansyah.

4 dari 5 halaman

Liga 1 Berhenti Sepekan

Striker Arema, Abel Camara dihadang barisan pemain belakang Persebaya. (Iwan Setiawan/Bola.com)

Direktur Utama PT LIB, Akhmad Hadian Lukita, menegaskan bahwa BRI Liga 1 akan dihentikan selama satu pekan ke depan setelah Tragedi Stadion Kanjuruhan terjadi.

"Kami prihatin dan sangat menyesalkan peristiwa tersebut. Kami ikut berdukacita dan semoga ini menjadi pembelajaran berharga bagi kita semua," ujar Akhmad Hadian Lukita, Minggu (2/10/2022) dini hari WIB.

"Keputusan tersebut (menghentikan kompetisi) kami umumkan setelah mendapatkan arahan dari Ketua Umum PSSI. Ini kami lakukan untuk menghormati semua dan sambil menunggu proses investigasi dari PSSI," lanjutnya.

5 dari 5 halaman

Persaingan di Liga 1