Pemerintah: Tragedi Kanjuruhan Jadi Kasus Kematian Sepak Bola Terparah Ketiga di Dunia Setelah Peru dan Ghana

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 03 Okt 2022, 15:28 WIB
Pemain dan ofisial klub Arema FC berdoa dan menaburkan bunga untuk para korban kerusuhan Stadion Kanjuruhan Malang di Malang, Senin, 3 Oktober 2022. Aksi ini sebagai bentuk belasungkawa terhadap ratusan korban yang tewas dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang kemarin. (AP Photo/Achmad Ibrahim)

Bola.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia (Menko Polhukam), Mahfud MD mengatakan bahwa tragedi Kanjuruhan menjadi kasus kematian sepak bola terparah ketiga di dunia.

Sedikitnya 125 orang meninggal dunia akibat kerusuhan suporter Arema FC, Aremania dan tindakan represif aparat di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Sabtu (1/10/2022) malam WIB.

Advertisement

"Pemerintah sangat terpukul dengan peristiwa yang terjadi di Kanjuruhan dalam partai sepak bola yang menjatuhkan sampai saat ini tidak kurang dari 125 nyawa," ujar Mahfud MD di YouTube Kemenko Polhukam RI terkait tragedi Kanjuruhan.

Angka 125 orang yang meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan pada Senin (3/1/2022) sekaligus meluruskan pernyataan Presiden Jokowi yang menyebutkan bahwa 129 orang tewas per Minggu (2/10/2022).

2 dari 6 halaman

Data Ganda

Tetapi pihak keamanan melakukan kebijakan yang kontroversial. Mereka justru menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa yang terus merengsek ke dalam lapangan. Langkah tersebut justru membuat kondisi di lapangan makin runyam. (AP/Yudha Prabowo)

Di media sosial, kerap beredar kabar bahwa korban jiwa tragedi Kanjuruhan mencapai 180-an orang, bahkan menembus 200-orang.

Namun, Kapolri Listyo Sigit Prabowo mengonfirmasi bahwa terdapat data ganda dalam catatan jumlah tewas tragedi Kanjuruhan yang sebelumnya berjumlah 129 prang.

"Mudah-mudahan korban jiwa tidak bertambah. Sebab, sekarang masih ada yang dirawat di rumah sakit," tutur Mahfud MD.

"Kalau tidak bertambah, kita akan menjadi negara terbanyak ketiga dalam dunia sepak bola yang memakan korban," jelasnya.

3 dari 6 halaman

Penjelasan Mahfud MD

Menko Polhukam Mahfud MD menyampaikan keterangan terkait situasi Papua usai penetapan Gubernur Papua Lukas Enembe sebagai tersangka kasus korupsi di Gedung Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (19/9/2022). Mahfud menyebut panasnya kondisi Papua tak lepas dari penetapan Gubernur Papua Lukas Enembe sebagai tersangka korupsi oleh KPK. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Mahfud MD menjelaskan bahwa Peru menjadi kasus kematian dalam sepak bola terparah yang merenggut nyawa 328 orang, disusul Ghana dengan 126 orang, dan Indonesia dengan 125 orang.

"Pertama Peru jumlah korban jiwa 328 orang. Lalu Ghana korban jiwa 126 orang dan Indonesia dengan 125 korban jiwa," papar Mahfud MD.

4 dari 6 halaman

Tragedi Peru

Tragedi Estadio Nacional. Ini adalah tragedi paling kelam dalam sejarah sepak bola dunia.

Terjadi pada 24 Mei 1964, dalam pertandingan Peru versus Argentina. Peristiwa ini memakan korban 328 jiwa dan 500 lainnya luka-luka.

Hampir sama dengan yang terjadi di Kanjuruhan yaitu pitch invasion. Tapi, penyebab kerusuhan di Peru karena suporter kecewa dengan keputusan kontriversial wasit.

Fans tuan rumah menyerbu lapangan setelah kecewa dengan keputusan wasit. Polisi lalu menembakkan gas air mata ke arah suporter dan menyebabkan kerusuhan makin parah.

Sebagian korban jiwa meninggal karena pendarahan internal, sesak napas, hingga luka benturan.

5 dari 6 halaman

Tragedi Ghana

Tragedi yang kedua terjadi di Ghana pada 5 Mei 2001 dalam pertandingan Hearts of Oak kontra Asante Kotoko

Menurut laporan BBC, saksi mata menyalahkan polisi karena memicu penyerbuan fatal dengan menembakkan gas air mata dalam upaya untuk memadamkan kekerasan pada pertandingan tersebut.

Pertandingan tersisa sekitar lima menit ketika para penggemar Kotoko, yang timnya kalah 1-2, mulai merobek kursi dari satu tribune dan melemparkannya ke lapangan.

Polisi menggunakan gas air mata dalam upaya untuk mengendalikan massa, tetapi ini menciptakan kepanikan massal dan menyebabkan penyerbuan. Korban mencapai 126 orang.

6 dari 6 halaman

Daftar Tragedi Paling Mengerikan di Sepak Bola

  1. 24 Mei 1964, Estadio Nacional Disaster, Lima, Peru, 328 Orang Tewas
  2. 9 Mei 2001, Accra Sports Stadium Disaster, Accra, Ghana, 126 Orang Tewas
  3. 1 Oktober 2022, Tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, Indonesia, 125 Orang Tewas
  4. 15 April 1989, Hillsborough Disaster, Sheffield, Inggris, 96 Orang Tewas
  5. 12 Maret 1988, Kathmandu Hailstorm Disaster, Kathmandu, Nepal, 93 Orang Tewas
  6. 16 Oktober 1996, Mateo Flores National Disaster, Guatemala City, Guatemala, 80 Orang Tewas
  7. 1 Februari 2012, Port Said Staduim Riot, Port Said, Mesir, 70 Orang Tewas
  8. 23 Juni 1968, Puerta 12, Estadion Monumental, Buenos Aires, Argentina, 71 Orang Tewas
  9. 2 Januari 1971, Second Ibrox Stadium DIsasterm Glasgow, Skotlandia, 66 Orang Tewas
  10. 20 Oktober 1982, Luzhniki DIsaster, Leni Stadium, Moskow, Uni Soviet, 66 Orang Tewas

Berita Terkait