Bola.com, Surabaya - Persebaya Surabaya tidak bisa merayakan euforia kemenangan 3-2 atas Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) malam. Kerusuhan meletus yang kemudian disebut sebagai Tragedi Kanjuruhan dalam laga pekan ke-11 Liga 1 2022/2023 itu.
Duel bertajuk Derbi Jatim itu sebenarnya jadi momen kebangkitan Persebaya yang sebelumnya menelan tiga kekalahan beruntun. Ini juga jadi kali pertama bagi Bajul Ijo mempermalukan Arema FC di kandangnya sendiri.
Sayangnya, hasil pertandingan ini yang menjadi awal malapetaka yang diperbincangkan oleh seluruh masyarakat dunia sebagai Tragedi Kanjuruhan. Kekalahan itu sulit diterima Aremania yang masuk ke lapangan melampiaskan kekecewaan.
Alwi Slamat dkk. langsung dievakuasi untuk mencegah hal yang diinginkan untuk masuk kendaraan rantis atau barracuda agar bisa segera diamankan. Dalam lima menit waktu yang diberikan aparat keamanan, pemain Persebaya berlarian masuk ke mobil barracuda.
Sementara di belakang mereka, suporter Arema FC terlihat mengejar dan segera dihalau polisi yang berjaga di depan terowongan menuju ruang ganti. Tak lama kemudian ofisial dan pemain Persebaya berlari menuju 4 mobil barracuda yang sudah disediakan di depan stadion.
Aji Terkejut Tahu Banyak Korban Jiwa
Situasi mencekam menyelimuti mobil yang ditumpangi oleh para pemain Persebaya Surabaya itu. Insiden invasi suporter lantas merenggut ratusan korban jiwa. Pelatih Persebaya, Aji Santoso, sama sekali tidak menyangka laga ini mengakibatkan tragedi mengerikan.
“Jujur saja, setelah masuk ke rantis itu saya tidak tahu sama sekali apa yang terjadi di luar. Kami memang tertahan di rantis, tapi tidak ada masalah apa-apa,” ungkap pelatih asli Malang tersebut.
“Ada keributan di dalam stadion, makanya saya kaget ketika banyak korban meninggal. Saya tidak pernah kepikiran akan ada kerusuhan seperti itu,” Aji Santoso mengingat situasi saat Tragedi Kanjuruhan pecah.
Tragedi yang Terjadi
Kerusuhan pecah setelah pertandingan berakhir karena suporter menyerbu lapangan. Dalam Tragedi Kanjuruhan itu, tidak ada konflik antarkelompok suporter lantaran bonek, yaitu suporter Persebaya, memang tidak diperbolehkan hadir di stadion.
Pihak kepolisian yang kalah jumlah bereaksi dengan menembakkan gas air mata ke tribune penonton. Situasi ini memperburuk keadaan.
Banyak penonton yang saling tindih dan bertumpuk-tumpukan karena panik menghindari gas air mata. Pemerintah secara resmi merilis sebanyak 125 nyawa melayang akibat insiden tersebut.
Sebenarnya pembubaran suporter menggunakan gas air mata tidak diperbolehkan dalam aturan FIFA. Ini tercantum dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulation. Pada pasal 19 poin B dalam regulasi itu tidak diperbolehkan menggunakan senjata api atau gas pengendali massa.
Hati yang Hancur
Bonek yang mulanya menyambut kedatangan tim Persebaya di Surabaya dengan perayaan euforia kemenangan dalam laga ini. Namun, para pentolan bonek menyarankan agar hal itu diurungkan untuk menghormati duka yang dialami oleh Arema FC.
"Hati saya hancur melihat kejadian itu. Saya sangat kasihan kepada korban. Kejadian ini tidak boleh terulang. Nyawa jauh lebih berharga daripada sepak bola. Sudah waktunya semua suporter memikirkan tentang kemanusiaan dariapda sekadar rivalitas," ujar Aji Santoso.
"Mari semua berpikir jernih untuk kebaikan bersama. Saya mengucapkan turut berbelasungkawa sedalam-dalamnya. Semoga sabar yang ditinggalkan dan semoga diterima semua amal baiknya," tutur pelatih Persebaya Surabaya itu.
Aksi Solidaritas
Berbagai aksi solidaritas bermunculan sebagai wujud duka cita untuk korban Tragedi Kanjuruhan, tidak terkecuali Persebaya Surabaya dan bonek yang menunjukkan kepedulian untuk Arema FC dan Aremania.
Para pemain dan ofisial melaksanakan salat gaib di Mesjid Al Akbar, Surabaya, Senin (3/10/2022). Humas Masjid Al Akbar, Helmy M Noor, menyampaikan sudah dua kali dilakukan salat gaib untuk mendoakan korban Tragedi Kanjuruhan.
Sejumlah pemain Persebaya seperti Dandi Maulana, Koko Ari Araya, Januar Eka Ramadhan, Altariq Ballah, Riswan Lauhin, Julian Mancini, serta asisten pelatih Mustaqim, juga ikut dalam salat gaib tersebut.
Bonek pun Berduka
Pada hari yang sama, Senin malam, ribuan suporter bonek memadati Tugu Pahlawan, Surabaya. Mereka memenuhi ajakan manajemen Persebaya untuk menggelar aksi solidaritas Tragedi Kanjuruhan di Malang.
Sebelumnya, manajemen Persebaya melalui berbagai akun media sosial mengajak bonek menghadiri acara ini dengan mengenakan pakaian serbahitam serta membawa lilin masing-masing.
Setelah lilin menyala, bonek memperlihatkan kepala dan memanjatkan doa untuk para korban dan keluarga yang ditinggalkan. Massa aksi tidak bisa membendung air mata saat memanjatkan doa.
Kemudian mereka menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Indonesia Pusaka. Air mata mereka tidak terbendung saat lagu Sampai Jumpa yang dipopulerkan Endank Soekamti memenuhi langit Tugu Pahlawan.
Karangan Bunga dari Bonek
Aksi solidaritas bonek tidak hanya mengirim doa bersama. Sebelumnya, mereka mengungkapkan duka cita mendalam dengan mengirim karangan bunga kepada suporter Arema FC, Aremania, yang diletakkan di depan Monumen Singa Tegar di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Senin pagi.
Karangan bunga itu dikirim oleh Green Nord 27 atau bonek tribune utara. Ungkapan belasungkawa juga tertera bersama karangan bunga lain yang juga diletakkan di tempat yang sama.
"Saya sangat bersedih dengan kejadian itu. Mudah-mudahan ini bisa menjadi kali terakhir. Nyawa jauh lebih berharga daripada sepak bola. Mudah-mudahan peristiwa ini jadi pelajaran untuk kita semua, pecinta sepak bola di seluruh Indonesia," ungkap Aji Santoso.
Investigasi Dimulai
Pemerintah sudah bergerak untuk melakukan investigasi atas insiden mengerikan ini. Sejauh ini, langkah PSSI dan PT LIB adalah menunda pelaksanaan pertandingan Liga 1 sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
"Menurut saya untuk menghormati peristiewa memilukan dan sangat menyedihkan ini, saya setuju jika diberhentikan sementara sampai evaluasi dijalankan," tutur legenda hidup Persebaya sekaligus Arema FC itu.