Gareth Southgate Layak Dipecat Sebelum Piala Dunia 2022?, Ini 4 Alasannya

oleh Choki Sihotang diperbarui 04 Okt 2022, 21:11 WIB
Gareth Southgate, Pelatih Timnas Inggris, telah mengumumkan daftar 33 nama skuat The Three Lions untuk Euro 2020 (Euro 2021). Di luar dugaan, tenyata ada juga pemain yang notabene adalah pemain bintang tak dipanggil ke Euro 2020 (Euro 2021). (Foto: AFP/Niklas Halle'n)

Bola.com, Jakarta - Gawat! Benar-benar gawat. Jelang bergulirnya Piala Dunia 2022 Qatar, Inggris diterpa prahara. Sang pelatih, Gareth Southgate, terancam terdepak menyusul rentetan hasil mengecewakan yang dituai Harry Kane dkk di pentas UEFA Nations League 2022/2023.

Timnas Inggris dipastikan degradasi ke UEFA Nations League B musim depan. Hal itu terjadi setelah hanya mampu bermain imbang 3-3 kontra Jerman di Stadion Wembley, beberapa waktu lalu.

Advertisement

Nasib Inggris tak terselematkan lagi, karena mereka terkubur di dasar klasemen Grup A dengan tuain tiga poin dari enam laga. Southgate kontan panen kritikan dan desakan pemecatan terhadap pelatih berusia 52 tahun itu kian santer tendengar.

Soalnya, publik khawatir kondisi ini bisa berdampak kepada performa The Three Lions di Piala Dunia 2022 Qatar yang akan dimulai pada 20 November mendatang. Dilansir Sportskeeda, ada empat alasan kuat kenapa Inggris harus segera mem-PHK Southgate.

 

2 dari 7 halaman

Penggunaan Talenta Muda yang Buruk

Menit ke-63, Timnas Inggris semakin menjauh lewat skor 4-0. Kali ini pemain pengganti, Jordan Henderson membuat sundulan menyambut tendangan sudut Mason Mount. (Foto: AP/Pool/Alessandra Tarantino)

Selama lima tahun terakhir, Inggris mengalami peningkatan jumlah pemain muda berbakat. Beberapa di antaranya Fikayo Tomori, Bukayo Saka, Mason Mount, Jadon Sancho dan Trent Alexander-Arnold.

Namun, Southgate belum berhasil memanfaatkan mereka sebaik mungkin. Selama ini, sang pelatih memainkan mereka di luar posisi atau dengan tidak bermain dengan kekuatan mereka.

Satu di antara yang mengherankan terjadi ketika bersua Italia. Bukayo Saka berstatus bek kiri dalam kekalahan Inggris dari Italia.

 

3 dari 7 halaman

Seleksi yang Bias

Bek Timnas Inggris, Harry Maguire, menyundul bola saat melawan Italia pada laga final Euro 2020 di Stadion Wembley, London hari Senin (12/07/2021). (Foto: AP/(Frank Augstein,Pool)

Southgate, pada Februari 2017, mengatakan kepada beberapa media, jika dalam memilih pemain tak berdasarkan reputasi. Sayangnya, itu tidak terjadi lagi karena selama beberapa tahun terakhir, ia telah menyimpang dari pernyataannya sendiri.

Dia tetap memaksakan pemain yang tak tampil bagus di klub bermain di skuadnya. Dimasukkannya Harry Maguire ke dalam skuad merupakan indikasi yang sangat terlihat.

Demikian pula dengan Mason Mount. Dia tidak memiliki awal yang baik pada musim ini dengan hanya satu assist dalam delapan pertandingan di semua kompetisi. Sebaliknya, James Maddison, yang tampil baik bersama Leicester City dan terlibat empat gol dalam tujuh pertandingan di semua kompetisi justru tak mendapat kesempatan.

 

4 dari 7 halaman

Nama Lain

Begitu juga dengan Trent Alexander-Arnold. Walau memiliki awal yang buruk musim ini bersama Liverpool, tapi dia masih tetap bek yang paling kreatif yang dipunya Inggris.

Juga Fikayo Tomori. Dia telah memenangkan gelar Serie A bersama AC Milan musim lalu dan memiliki awal yang cerah di musim ini, namun disia-siakan.

 

5 dari 7 halaman

Manajemen Permainan di Bawah Standar

Meskipun Mason Mount dan Bukayo Saka membuat perbedaan dari bangku cadangan melawan Jerman, itu tak lebih cenderung dari kemampuan mereka ketimbang faktor Southgate.

Southgate melakukan pergantian pemain dan penyesuaian taktis yang reaktif daripada beradaptasi dengan permainan sejak awal. Performa buruk The Three Lions usai menghadapi Italia di final Euro 2020 ternyata sama.

Inggris memang memimpin lebih awal, tetapi performa terus memburuk karena kurangnya pemahaman tentang bagaimana mengelola permainan.

 

6 dari 7 halaman

Kurangnya Identitas

Harry Maguire saat selebrasi dengan Timnas Inggris (AFP)

Selama enam tahun bertugas, Southgate telah membawa Inggris ke semifinal Piala Dunia 2018 dan final Euro 2020. Namun, banyak yang berpendapat, hasil yang dituai di Rusia empat tahun silam tersebut karena jalan yang mudah.

Selain itu, Inggris juga lebih mengandalkan bola mati. Begitu pula di Euro 2020. Inggris juga terkadang tampil tak meyakinkan.

Kemenangan 4-0 melawan Ukraina di perempat final bisa dibilang satu-satunya pertandingan yang sangat baik dengan permainan menyerang. Terlepas dari itu, dua turnamen ini setidakan telah mengamankan posisi Southgate.

 

7 dari 7 halaman

Susah Cari

Namun, pada sisi lain, skuad Southgate tidak memiliki identitas yang sebenarnya. Kurangnya rencana permainan yang jelas dan fakta Three Lions belum memenangkan satu pun dari enam pertandingan terakhir.

Seharusnya, dengan banyaknya suntikan darah muda, Southgate bisa menampilkan permainan yang indah dan menarik. Berlatar alasan-alasan tadi, sudah saatnya Three Lions memecat Southgate.

Sumber: Sportskeeda

Berita Terkait