Sampai Jumpa Sepak Bola: Aremania Menggantung Syal, Tuntut Tragedi Kanjuruhan Diusut Tuntas

oleh Iwan Setiawan diperbarui 05 Okt 2022, 10:32 WIB
Aremania menggantung syal di sejumlah jembatan layang di Malang, setelah tragedi Kanjuruhan. Foto ini di jembatan layang, Jl Ahmad Yani, Kota Malang, Rabu (5/10/2022). (Bola.com/Iwan Setiawan)

Bola.com, Malang - Berbagai reaksi muncul dari Aremania setelah tragedi Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang yang menewaskan 125 orang.

Satu di antaranya, mereka memutuskan menggantung syal alias pensiun memberikan dukungan dari tribune saat Arema berlaga. Fenomena gantung syal ini pertama terlihat di jembatan layang, Jl Ahmad Yani, Kota Malang. Namun kini juga terlihat di beberapa jembatan layang dan tempat lain.

Advertisement

Komunitas suporter Arema yang ada di barisan awal menggantung syal ini adalah Blimbingham. Komunitas Aremania yang ada di daerah Blimbing Kota Malang.

“Gantung syal ini maksudnya tidak menonton langsung ke stadion dulu setelah tragedi di Stadion Kanjuruhan. Kami menghormati korban. Dan sangat berharap tragedi ini diusut tuntas,” kata Sindu Dwi Asmoro, Komunitas Aremania Blimbinghan.

2 dari 4 halaman

Titipan dari Bonek dan Slemania

Aremania menggantung syal di sejumlah jembatan layang di Malang, setelah tragedi Kanjuruhan. Foto ini di jembatan layang, Jl Ahmad Yani, Kota Malang, Rabu (5/10/2022). (Bola.com/Iwan Setiawan)

Ternyata aksi gantung syal ini diikuti banyak suporter yang punya pemikiran sejalan. Tak hanya yang jadi saksi mata tragedi di Stadion Kanjuruhan, tapi juga kelompok suporter di daerah lain.

“Awalnya dari kami ada 50 orang yang ikut gantung syal. Setelah itu ada dari suporter Bonekmania, Slemania yang juga menitipkan syal untuk digantung di tempat itu (jembatan layang, Blimbing),” lanjutnya.

KIni sudah ratusan syal Aremania yang tergantung. Ada juga spanduk cukup besar bertuliskan usut tuntas. Pesan-pesan lainnya juga dibentangkan di sana. Terutama untuk petugas keamanan dari Polisi dan TNI yang melakukan tindakan agresif kepada suporter dalam tragedi Stadion Kanjuruhan.

 

3 dari 4 halaman

Tetap Solid Meski Pensiun ke Tribune

Ini merupakan bentuk penghormatan terakhir mereka sebagai sesama pecinta sepak bola Indonesia kepada 125 Aremania yang tewas di Kanjuruhan. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Lantas sampai kapan aksi gantung syal atau pensiun ke tribun ini akan berjalan?

Yang pasti hingga akhir musim ini tidak akan ada Aremania yang memberi dukungan langsung. Arema dijatuhi sanksi tidak boleh bermain di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Mereka harus bermain di stadion lain yang jaraknya minimal 250 kilometer dari Stadion Kanjuruhan.

Namun setelah sanksi itu selesai, ada kemungkinan Aremania masih memiliki trauma untuk datang ke stadion.

“Kalau sampai kapan tidak ke tribune, itu kembali kepada masing-masing suporter. Untuk saat ini, kami masih ada trauma pastinya. Namun, kami tetap suporter Arema. Tetap solid dan bersilaturahmi di luar tribune,” tegasnya. 

 

4 dari 4 halaman

Sanksi untuk Arema

Arema FC - Ilustrasi Logo (Bola.com/Adreanus Titus)

Komdis PSSI menjatuhkan sanksi larangan pertandingan dengan penonton untuk laga kandang Arema FC. Selain itu, Arema juga dilarang bermain di Stadion Kanjuruhan.

"Dari hasil sidang kami kepada klub Arema FC dan panitia pelaksananya keputusannya adalah dilarang menyelenggarakan pertandingan dengan penonton sekaligus sebagai tuan rumah. Harus dilaksanakan di tempat yang jauh dari homebase Malang," kata Erwin Tobing.

Arema FC harus terusir sejauh minimal 250 km dari Malang. Tak cukup sampai situ, Arema FC juga mendapatkan sanksi denda sebesar Rp250 juta rupiah.

"Arema FC dikenakan sanksi Rp250 juta. Pengulangan terhadap pelanggaran terkait di atas akan berakibat terhadap hukuman yang lebih berat," ucap Erwin Tobing.

Berita Terkait