Bola.com, Bangkalan - Presiden Madura United, Achsanul Qosasi, mendesak para pengurus PSSI mundur dari jabatannya buntut dari Tragedi Kanjuruhan yang telah menewaskan sebanyak 131 orang.
PSSI sebagai federasi sepak bola Indonesia dinilai sebagai pihak yang wajib bertanggung jawab atas tragedi mengerikan ini.
“Mungkin ada yang tak sependapat dengan saya, tapi inilah sikap saya sebagai klub Madura United atas tragedi Kanjuruhan,” tulis Achsanul Qosasi lewat akun twitter @Achsanul Qosasi.
“Hentikan kompetisi sampai ada pernyataan resmi FIFA. PSSI wajib bertanggung jawab dan semua pengurusnya harus mundur sebagai respect terhadap korban dan keluarganya,” lanjutnya.
Investigasi
Tragedi Kanjuruhan telah menyita perhatian masyarakat dunia. Ratusan korban jiwa melayang dalam insiden yang terjadi setelah Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya Surabaya dalam lanjutan BRI Liga 1 2022/2023 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022).
Invasi suporter ke dalam lapangan direspons oleh pihak keamanan menyemprotkan gas air mata ke arah tribune yang membuat massa berhamburan. Kebanyakan dari mereka sesak napas dan sulit menghindar untuk keluar stadion hingga akhirnya melahirkan korban jiwa.
131 orang dikabarkan meninggal dunia per Rabu (5/10/2022). Korban luka juga masih menjalani perawatan di beberapa rumah sakit di Malang.
“Tak perlu PSSI membuat tim ini-itu. Serahkan saja kepada Kemenpora atau KONI selaku organisasi Pemerintah. Libatkan penegak hukum dan FIFA untuk membuat investigasi atau langkah yang diperlukan,” tulisnya lagi.
Tak Perlu KLB, Mundur Sukarela
Pemerintah telah membentuk tim untuk melakukan investigasi atas insiden mengerikan ini. Sejauh ini, langkah mereka masih menunda pelaksanaan pertandingan Liga 1 sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
“Jangan melokalkan kesalahan 'di Malang' bahwa yang salah seolah yang mengurus pertandingan di Malang. Ini keputusan federasi nasional di bawah kendali PSSI, tragedi dunia sepak bola,” ungkap pria yang akrab disapa AQ itu.
"Ada yang menggalang mosi tak percaya kepada PSSI dan menggalang KLB (Kongres Luar Biasa). Cara ini saya tidak setuju,” tulis Achsanul Qosasi lagi.
“Sikap saya meminta ‘mundur pengurus PSSI’ adalah sebagai tanggung jawab dan empati terhadap korban dan keluarganya. Jika tak mau mundur, itu hak mereka. Ini tragedi sepak bola, bukan politik sepak bola,” cuitnya.
Hasil Rapat TGIPF
Sementara itu, Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) bentukan pemerintah untuk tragedi Kanjuruhan telah menggelar rapat pertamanya pada Selasa (4/10/2022)..
TGIPF juga bersepakat untuk menyetop kegiatan sepak bola yang berada di bawah naungan PSSI, termasuk Liga 1 2022/2023, Liga 2 2022/2023, dan Liga 3 2022.
Tim ini menekankan dan disetujui oleh Menpora bahwa seluruh kegiatan berpayung PSSI terutama Liga 1, Liga 2, dan Liga 3 supaya dihentikan," kata Mahfud MD.
"Sampai Presiden Jokowi menyatakan bisa dinormalisasi setelah tim ini menyampaikan rekomendasi seperti apa normalisasi harus dilanjutkan," ucapnya.