Bola.com, Jakarta - Berbagai pihak mulai membicarakan perdamaian antara suporter Persebaya Surabaya, Bonek, dan suporter Arema FC, Aremania, setelah meletusnya Tragedi Kanjuruhan.
Dua kelompok suporter besar Indonesia dinilai harus bisa membuang permusuhan yang selama ini terjadi selama bertahun-tahun.
Mereka sudah tidak saling mengunjungi sejak 2006 setelah bersepakat Bonek tak bertandang ke Malang, dan sebaliknya Aremania tidak boleh ke Surabaya.
Tokoh Bonek, Husin Ghozali, mengaku menginginkan hal itu bisa terjadi. Bonek dan Aremania sudah saatnya bisa mengunjungi satu sama lain. Dia ingin permusuhan dua kelompok suporter ini bisa diakhiri dan bisa satu tribune di stadion.
“Kami ke depan berbondong-bondong ke Kanjuruhan pakai jersey Persebaya. Atau sebaliknya teman-teman Aremania ke GBT (Gelora Bung Tomo Surabaya) bisa pakai jersey Arema,” kata Husin Ghozali kepada Bola.com, Rabu (5/10/2022) malam.
“Itu suatu mimpi, mimpi itu bisa jadi kenyataan. Bonek bisa satu tribune dengan Aremania,” ungkap pria yang juga menjabat koordinator Green Nord 27 atau Bonek tribune utara itu.
Upaya Nyata
Upaya mendamaikan Bonek dengan Aremania, mulai memperlihatkan langkah konkret. Terbaru, manajemen Persebaya secara resmi menyatakan akan bertemu dengan Arema untuk membahas hal tersebut.
Kabar ini diunggah oleh akun media sosial Persebaya. Pihak Persebaya mengaku sudah menghubungi Presiden Arema, Gilang Permana, untuk membahas upaya perdamaian tersebut.
Mereka juga sepakat membina hubungan yang lebih baik ke depan. Kedua kelompok berencana melakukan pertemuan untuk menentukan langkah-langkah dan program yang lebih konkret.
Peristiwa Kelam
Langkah itu diambil untuk menyikapi Tragedi Kanjuruhan yang menyita perhatian masyarakat dunia.
Sebanyak 131 orang meninggal dunia setelah Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya Surabaya dalam pekan ke-11 BRI Liga 1 2022/2023 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022).
Tragedi ini tidak melibatkan kerusuhan antar kelompok suporter mengingat Bonek tidak diperkenankan hadir sesuai perjanjian. Melainkan, Aremania melampiaskan kekecewaan dengan menginvasi lapangan stadion setelah kekalahan itu,
Dari sinilah pihak keamanan malah menyemprotkan gas air mata yang membuat massa berhamburan. Kebanyakan dari mereka sesak nafas dan sulit menghindar untuk keluar stadion hingga akhirnya melahirkan korban jiwa.
Berjalan Secara Alami
Upaya dialog antara Aremania dan Bonek saat ini memang diperlukan untuk bisa meredam perseteruan di antara mereka. Selama ini, dua kelompok suporter terbesar di Jawa Timur masih dalam hubungan yang belum mencair.
“Sebetulnya kalau damai itu secara alami, bukan karena satu faktor tertentu dan difasilitasi. Biarlah teman-teman Bonek sama Aremania jalan sendiri. Artinya yang tahu kondisi akar rumputnya bagaimana. Tidak perlu ada pihak lain yang harus memfasilitasi,” ucapnya.
Sebelumnya, pentolan Bonek, Andie Peci, menyatakan bersedia datang ke Malang jika diizinkan oleh Aremania, melalui akun twitternya. Dia menawarkan diri terlibat dalam upaya untuk menyelesaikan permasalahan ini.
“Kalau diperbolehkan oleh Aremania, saya akan datang ke Malang untuk mengucapkan duka dan bersama-sama dalam gerakan usut tuntas tragedi di Kanjuruhan. Matur suwun,” tulis Andie Peci dalam akun twitternya, Senin (3/10/2022).
Aksi Solidaritas
Persebaya dan Bonek juga menunjukkan kepedulian dengan menggelar doa bersama untuk korban tragedi tersebut. Mereka mengirim karangan bunga kepada Aremania yang diletakkan di depan Monumen Singa Tegar di Stadion Kanjuruhan, Malang, Senin pagi.
Mereka juga menggelar aksi solidaritas menyalakan lilin dan doa bersama untuk Aremania di Tugu Pahlawan, Surabaya, Senin (3/10/2022) malam. Terbaru, Pemkot Surabaya mengadakan doa bersama Persebaya dan Bonek di Balai Kota Surabaya, Selasa (4/10/2022) malam.