Bola.com, Jakarta - AC Milan belum juga masuk empat besar klasemen sementara Serie A 2022/2023. Hingga pekan kedelapan, Rossoneri masih tertatih-tatih di posisi kelima dengan tabungan 17 poin.
Kemenangan 3-1 atas Empoli pada laga terakhir seharusnya bisa menambah tebal keyakinan armada Stefano Pioli. Setidaknya, mereka bisa optimistis tetap berada di jalur kemenangan sekaligus menjaga asa mempertahankan gelar.
Nama Besar
Nama besar AC Milan harus dijaga, tak hanya di Italia tapi juga Eropa dan dunia. Sejak berdiri pada 1899 oleh Herbert Kilpin dan Alfred Edwards, mereka telah memenangkan 18 gelar Serie A, enam trofi Piala Super Italia, lima trofi Coppa Italia, Piala Interkontinental (3), Piala Dunia Antarklub (1), Liga Champions (7), Piala Super Eropa (5), dan Piala Winners (2).
Berlabel sejarah yang luar biasa itu, AC Milan tak pernah sepi dari pemain-pemain bintang. Beberapa di antaranya menjadi legenda seperti yang ada di bawah ini. Fans AC Milan wajib baca ya!
George Weah
“King George,” begitu ia akrab disapa. Weah digembar-gemborkan sebagai pesepakbola Afrika terbesar abad ke-20.
Ia mengumpulkan segudang piala untuk kesuksesan klub dan individu selama 14 tahun kariernya yang termasyhur. Satu-satunya penyesalan yang mungkin dimiliki penggemar AC Milan adalah kenapa dia tak datang San Siro lebih cepat.
Weah menggondol scudetti pada 1995/1996 dan 1998/1999. Ia mendapatkan penghargaan perorangan seperti Onze d'Or: 1995, Ballon d'Or: 1995, Pemain Terbaik Dunia FIFA: 1995, Pemain Terbaik Afrika 1989, 1994 dan 1995.
Selain itu ada juga pencetak gol terbanyak Liga Champions 1994/1995, Penghargaan Fair Play 1996, Pemain Afrika Abad Ini: 1996 dan FIFA 100.
Andrea Pirlo
Elegan, pekerja keras, dan unik. Semuanya cocok untuk menggambarkan playmaker tokcer ini.
Pirlo merupakan satu di antara gelandang terbauik yang pernah dimiliki AC Milan , juga Italia. Satu catatan menarik, Pirlo berani pindah ke klub rival, Juventus. Tak heran jika Pirlo mendapat sematan 'legenda' juga di klub asal Turin tersebut.
Pirlo pernah meraih scudetti 2004 dan 2011, Coppa Italia: 2003, Piala Super Italia 2004, Liga Champions (2003, 2007), Piala Super Eropa (2003, 2007) dan Piala Dunia Antarklub 2007
Sebagian dari penghargaan perorangan Pirlo antara lain Golden Player serta top skorer Piala Eropa U-21 tahun 2000, jawara dunia 2006, Bola Perunggu Piala Dunia 2006, Pemain Terbaik Final Piala Dunia 2006 dan FIFPro World XI: 2006.
Alessandro Nesta
Mantan kapten Lazio ini dianggap sebagai satu di antara bek terhebat sepanjang masa. Ia memainkan peran penting dalam banyak keberhasilan Rossoneri.
Seorang yang sangat bertanggung jawab di lini belakang. Tidak diragukan lagi dia adalah panutan serta idola bagi pemain muda seperti Thiago Silva.
Ia menyumbang banyak prestasi bagi AC Milan. Nesta berstatus jawara Serie A 2004 dan 2011, Coppa Italia: 2003, Piala Super Italia (2004, 2011), Liga Champions (2003, 2007), Piala Super Eropa (2003, 2007) dan Piala Dunia Antarklub 2007.
Sementara itu, ragam penghargaan perseorangan juga menempel ke tubuh Nesta. Ia adalah Pemain Muda Terbaik Serie A Tahun 1998, Bek Terbaik Serie A: 2000, 2001, 2002, 2003, lalu Bek Terbaik UEFA Club Football Awards: 2003.
Selain itu, Nesta juga masuk ke Tim Terbaik UEFA edisi 2002, 2003, 2004 dan 2007, FIFPro Dunia XI (2005, 2007) dan anggota FIFA 100.
Ruud Gullit
Sangat serbaguna dan berbakat, Gullit mewakili satu di antara komponen dari trio mengesankan yang terdiri dari rekan senegaranya, bersama Frank Rijkaard dan Marco van Basten.
Pemain Belanda ini memiliki ciri kuat, cepat dan gesit. Selain itu, Gullit memiliki kontrol bola yang bagus, passing yang presisi, tembakan yang kuat, dan jago duel bola-bola udara.
Bersama AC Milan, Gullit mendapat scudetto 1988, 1992 dan 1993. Lalu meraih Piala Super Italia (1988, 1992, 1994), Piala Super Eropa (1989, 1990) dan Piala Interkontinental (1989, 1990).
Secara perseorangan, Gullit memiliki puluhan penghargaan. Beberapa di antaranya Pemenang Sepatu Emas Belanda 1986, Olahragawan Terbaik Belanda 1987, Ballon d'Or 1987, Bola Perak Piala Eropa 1988 dan Pemain Terbaik Kedua Eropa edisi 1989.
Andriy Shevchenko
Setelah transfernya ke Milan dengan biaya rekor 25 juta euro pada 1999, Sheva dengan cepat memantapkan dirinya sebagai favorit penggemar. Hal itu terjadi saat ia memenangkan gelar pencetak gol Serie A di musim perdananya, berbekal torehan 24 gol dalam 32 penampilan.
Sungguh memilukan melihatnya pergi ke Chelsea pada musim panas 2006. Lebih menyedihkan lagi kala melihatnya berjuang keras setelah kembali ke San Siro dengan status pinjaman pada 2008.
Terlepas dari itu semua, ia tetap mendapat tempat istimewa di hati fans hingga kini.
Marco Van Basten
Van Basten adalah sosok yang tragis. Andai cedera tidak memaksanya pensiun pada usia 29 tahun, dia pasti akan terus memperkuat statusnya sebagai satu di antara striker terbaik sepanjang masa.
Bersama Ruud Gullit dan Frank Rijkaard, mereka dikenang sebagai trio klasik AC Milan. Sayang, dia memiliki karier yang singkat. Meksi begitu, namnya tetap harum sampai kini.
Sumber: Bleacherreport