Bola.com, Jakarta - Direktur Utama (Dirut) PT Liga Indonesia Baru (LIB), Akhmad Hadian Lukita menjadi tersangka tragedi Kanjuruhan. Ketua PSSI, Mochamad Iriawan merespons keadaan tersebut.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah menetapkan enam tersangka tragedi Kanjuruhan, satu di antanya Akhmad Hadian Lukita, pada Kamis (6/10/2022).
Selain Akhmad Hadian Lukita, lima tersangka lainnya ialah panitia pelaksana (panpel) pertandingan Arema FC, Abdul Haris hingga security officer Arema FC, Suko Sutrisno.
Selain itu, tiga tersangka lainnya berasal dari aparat keamanan yaitu Kabagops Polres Malang Wahyu S, anggota Brimob Polda Jatim inisial H, dan Kasat Samapta Polres Malang inisial BSA.
Respons Ketum PSSI
Di tempat terpisah, Mochamad Iriawan sudah tahu terkait penetapan tersangka Akhmad Hadian Lukita dari Polri. Dia berjanji untuk menghargai proses hukum yang tengah berjalan.
"Saya sudah mendengar tentang itu dan PSSI menghormati penetapan tersangka yang baru saja dibacakan Kapolri," tutur Iriawan dinukil dari laman PSSI.
Sebab AHL Jadi Tersangka
Sementara itu, Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan penyebab Polri menetapkan Akhmad Hadian Lukita sebagai tersangka tragedi Kanjuruhan.
"AHL, Yang bertanggung jawab terhadap tiap stadion untuk memiliki sertifikat layak fungsi, tapi saat menunjuk Stadion Kanjuruhan, persyaratan belum dicukupi," ujar Listyo Sigit.
Panpel Lalai
Adapun, Abdul Haris juga menjadi tersangka tragedi Kanjuruhan karena menjual tiket laga Arema FC kontra Persebaya Surabaya sebanyak 42 ribu atau lebih banyak 4 ribu dari kapasitas Stadion Kanjuruhan.
Suko Sutrisno selaku security officer Arema FC dianggap lalai karena memerintahkan petugas untuk meninggalkan pintu gerbang Stadion Kanjuruhan.
Sementara Kabagops Polres Malang Wahyu S, Brimob Polda Jatim inisial H, dan Samapta Polres Malang inisial BSA disebutkan meminta petugas keamanan untuk menembakkan gas air mata.
Tragedi Terburuk dalam Sejarah Sepak Bola Indonesia
Insiden yang terjadi di Stadion Kanjuruhan merupakan yang terburuk sepanjang sejarah sepak bola Indonesia. Sedikitnya 131 orang meninggal dunia usai laga Arema FC versus Persebaya Surabaya.
Jumlah ini merupakan yang terbanyak di Indonesia, dan yang kedua di dunia.
Mayoritas korban meninggal dunia disinyalir karena tembakan gas air mata dari aparat keamanan sehingga membuat puluhan ribu suporter panik.