Bola.com, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali, enggan ikut campur terkait desakan masyarakat kepada Ketua PSSI, Mochamad Iriawan, untuk mundur. Desakan itu semakin besar setelah Tragedi Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022).
Masyarakat Indonesia mendesak Mochamad Iriawan untuk mundur melalui petisi daring. Sampai Jumat (7/10/2022) sore WIB, petisi tersebut sudah menyentuh angka 21 ribu tanda tangan lebih dari target awal 25 ribu.
Zainudin Amali enggan ikut campur karena PSSI berada di bawah naungan FIFA. Zainudin Amali menegaskan, pemerintah hanya akan membantu dan memfasilitasi saja.
"Tidak, tidak sama sekali. Silakan saja masyarakat. PSSI bernaung di FIFA. Federasi kita hormati dan kita ada wilayah masing-masing. Pemerintah membantu dan memfasilitasi mereka seperti untuk Timnas baru kita terlibat," kata Zainudin Amali, Jumat (7/10/2022).
Trauma 2015
Zainudin Amali tak ingin Indonesia mengalami nasib serupa 2015 saat mendapatkan sanksi FIFA akibat intervensi pemerintah. Itulah yang jadi dasar pemerintah enggan ikut campur terkait desakan mundur dari Mochamad Iriawan.
"Pemerintah menjaga betul di mana area pemerintah dan pemerintah tidak mau masuk ke ranahnya federasi," ucap Zainudin Amali.
"Kita tidak mau terulang seperti 2015. Ketika itu pemerintah masuk terlalu dalam, FIFA melihatada intervensi," tegasnya.
Lapor Presiden
Zainudin Amali juga mengaku sudah melaporkan secara langsung ke Presiden Joko Widodo terkait perkembangan penyelidikan Tragedi Kanjuruhan. Nantinya, akan ada pertemuan antara PSSI, Klub, suporter, dan panpel, serta elemen dari pemerintah seperti kementerian hingga keamanan.
"Saya melaporkan juga sudah rapat koordinasi sesuai arahan beliau. Keputusan rakor di Menko Polhukam, saya diminta mengundang PSSI dan seluruh klub Liga 1 dan suporter, serta panpel di masing-masing klub juga sudah kita undang," ucap Zainudin Amali.
"Kemudian dari kementerian atau lembaga, dari pihak Polri, dan Kementerian Dalam Negeri. Kenapa Kemendagri? Karena seluruh stadion itu miliknya Pemda baik provinsi maupun kabupaten atau kota. Jadi, tidak ada klub yang punya stadion karena itu mereka sewa," tegas Zainudin Amali.
Hormati Proses
Zainudin Amali juga bereaksi mengenai penetapan Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB), Akhmad Hadian Lukita, sebagai tersangka Tragedi Kanjuruhan. Zainudin mengaku menghormati penetapan yang sudah dilakukan Polri.
"Pihak kepolisian ada alasan, kita hormati saja. Jalani saja, kalau memang tidak bersalah, pengadilan yang akan memutuskan. Jadi, semua yang sudah disampaikan tetap berpatokan pada asas praduga tidak bersalah," ucap Zainudin Amali.
"Kita hormati itu dan apa yang dilakukan kepolisian adalah arahan pak Presiden ya untuk secara cepat dan tuntas, baik ke pihak kepolisian maupun TGIPF," tegas Zainudin Amali.