Bola.com, Malang - Wali Kota Malang, Sutiaji, mengapungkan harapan menyusul Tragedi Kanjuruhan, yang menyebabkan lebih dari seratus jiwa meninggal dunia, akhir pekan lalu. Ia berharap agar kejadian ini tak membuat sepak bola Malang ikut mati.
"Jangan sampai mati. Jangan sampai jiwa bola itu mati di Kota Malang. Ada yang mengirimi pesan saya mengatakan sudah gantung syal. Saya sesalkan itu," harap Sutiaji.
Menurut Sutiaji, sepak bola merupakan satu di antara identitas Malang. Semua orang Malang merupakan pencinta sepak bola.
"Tua-muda, kalau bicara Arema FC, pasti sudah paham. Hal ini menunjukkan bahwa sepak bola sudah menjadi sebuah identitas di Kota Malang," ungkap Sutiaji.
Tragedi Memilukan
131 orang harus kehilangan nyawa dan ratusan lainnya mengalami luka berat dan ringan akibat Tragedi Kanjuruhan.
Tragedi ini terjadi usai sejumlah aparat kepolisian menembakkan gas air mata ke tribune penonton laga antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan.
Akibat tembakan gas air mata ini, timbul kepanikan. Suporter yang berebutan keluar tertahan oleh sejumlah pintu yang masih terkunci. Akibatnya, sejumlah suporter jatuh dan terinjak-injak. Selain itu, akibat dampak langsung dari gas air mata, sejumlah penonton mengalami asfiksia dan sesak napas.
Perdamaian
Selain cinta sepak bola, warga Malang -menurut Sutiaji- juga cinta perdamaian. Terbukti, adanya tragedi tersebut tak sampai berimbas ke hal-hal yang lebih luas lagi.
"Salah satu buktinya, pada saat kejadian, ada mobil berpelat nomor L. Toh, mobil tersebut tetap aman dan tak tersentuh teman-teman Aremania. Itu menunjukkan bahwa kita tidak beringas. Katakan pada dunia, Malang cinta damai, cinta bola," kata Sutiaji.
(Bola.net/Dendy Gandakusumah)