6 Tersangka Tragedi Kanjuruhan Ditetapkan, CEO Bali United Percayakan Segala Keputusan kepada Pemerintah

oleh Alit Binawan diperbarui 07 Okt 2022, 21:15 WIB
Ilustrasi - Duka Cita Sepak Bola Warna Hitam - Stadion Kanjuruhan 1 Oktober 2022 (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Denpasar - Polri, pada Kamis (6/10/2022) malam, merilis enam tersangka imbas tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan orang akhir pekan lalu.

Pada sesi konferensi pers di Malang, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebut penetapan tersangka usai tim investigasi melakukan serangkaian penyidikan dalam Tragedi Kanjuruhan.

Advertisement

"Berdasarkan gelar perkara dan alat bukti permulaan yang cukup maka ditetapkan 6 tersangka saat ini," ujar Kapolri dalam keterangan resminya.

Dari keenam tersangka ada nama Ahkmad Hadian Lukita yang merupakan Direktur PT Liga Indonensia Baru. Dengan penetapan enam tersangka ini, masih ada kemungkinan tersangka bermunculan seiring dilakukannya investigasi.

2 dari 4 halaman

Kewenangan Pemerintah

Kapolri Jenderal Listyo Sigit memberikan keterangan resmi di Mapolres Malang Kota pada Kamis, 6 Oktober 2022 terkait penetapan enam orang tersangka dalam tragedi Stadion Kanjuruhan Malang (Liputan6.com/Zainul Arifin)  

Lalu bagaimana tanggapan klub kontestan Liga 1 musim ini terkait ditetapkannya enam tersangka dalam tragedi Kanjuruhan? CEO Bali United Yabes Tanuri enggan untuk terlalu berkomentar apapun saat dikonfirmasi pada Jumat (7/10/2022).

Menurutnya apapun keputusan yang dibuat, sepenuhnya adalah kewenangan pihak kepolisian dan pihak-pihak terkait.

“Ya menurut saya, percayakan saja kepada pemerintah terkait penyelidikan yang dilakukan,” bebernya.

3 dari 4 halaman

Jangan Saling Menyalahkan

Kondisi pintu masuk tribune 13 Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, dari sisi luar pada Senin (3/10/2022). Tampak pintu masih terpasang garis polisi. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Adik kandung dari Anggota Exco PSSI Pieter Tanuri ini tidak ingin berbagai pihak saling menyalahkan satu sama lain atas tragedi Kanjuruhan.

“Kami berharap pihak-pihak lain jangan sampai saling menyalahkan. Biarkan pihak-pihak yang berwenang untuk melakukan tugasnya dengan maksimal untuk mengungkap tragedi ini. Kami setuju dengan keputusan apapun yang dibuat. Ini semua kan masih ada proses hukumnya,” terang Yabes.

4 dari 4 halaman

Pengalaman Berharga

Polisi menembakkan gas air mata saat kerusuhan pada pertandingan sepak bola antara Arema Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, 1 Oktober 2022. Menurut Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta, hingga saat ini terdapat kurang lebih 180 orang yang masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit tersebut. (AP Photo/Yudha Prabowo)

Yabes Tanuri tidak mau terlalu memikirkan soal ancaman sanksi yang akan dijatuhkan oleh FIFA kepada sepak bola Indonesia. Pihaknya juga sangat berharap jika elemen di sepak bola seperti suporter, panpel, klub, dan sebagainya bisa belajar dari pengalaman yang ada.

Pengalaman bahwa ada berbagai regulasi yang harusnya bisa dipatuhi dan dibaca dengan baik-baik agar tidak menimbulkan masalah ke depannya.

“Kalau saya bilang sih, ini bisa dijadikan pengalaman berharga. Bukan hanya kejadian kemarin. Tetapi juga kejadian-kejadian sebelumnya. Aturan FIFA sudah jelas, ada yang diperbolehkan dan ada yang tidak. Intinya kita semua harus belajar banyak dari kejadian kemarin,” tegas Yabes Tanuri.

Berita Terkait