Striker Bali United Mengenang Derbi Kalimantan: Satu Stadion Dua Kelompok Suporter Bisa Kok

oleh Gregah Nurikhsani diperbarui 08 Okt 2022, 12:30 WIB
Pemain Bali United merayakan gol yang dicetak Lerby Eliandry dalam laga kontra Persija Jakarta dalam pekan ke-29 BRI Liga 1 2021/2022, Minggu (6/3/2022). (Bola.com/Maheswara Putra)

Bola.com, Jakarta - Tragedi Kanjuruhan membuat segenap elemen sepak bola Indonesia menangis, tak terkecuali Lerby Eliandri. Striker Bali United itu pun mengenang rivalitas yang pernah ia alami pada Derbi Kalimantan.

Sebanyak 131 korban meninggal dunia tercatat mewarnai tragedi Kanjuruhan usai Arema FC berhadapan dengan Persebaya Surabaya pada lanjutan Liga 1 2022/2023. Tembakan gas air mata dari aparat keamanan disinyalir jadi penyebab utama ratusan suporter meregang nyawa.

Advertisement

Imbasnya, kompetisi Liga 1 2022/2023 mesti dihentikan untuk sementara waktu. Pemangku kebijakan sepak bola Indonesia juga masih berupaya untuk merumuskan solusi terbaik.

Menyoal tragedi Kanjuruhan, Lerby Eliandri mengenang rivalitas Derbi Kalimatan. Saat itu striker Bali United ini masih membela Borneo FC. Apa katanya?

 

2 dari 5 halaman

Bisa Satu Stadion

Suporter Borneo FC, Pusamania. (Bola.com/Nandang Permana)

Lerby Eliandry bercerita tentang rivalitas antara suporter Samarinda dengan Balikpapan. Dalam perjalanan rivalitas dua kelompok ini, korban juga berjatuhan.

Namun, seiring berjalannya waktu, dua pihak mampu menahan ego masing-masing. Kini, antara suporter Samarinda dengan Balikpapan sudah tak terjadi permasalahan lagi.

Bahkan rivalitas Derbi Kaltim ini sudah terjadi puluhan tahun lalu di Indonesia. Hanya saja di beberapa tahun terakhir tepatnya pada tahun 2017, perdamaian antarsuporter sudah terjalin dan Lerby menjadi saksi perdamaian itu di lapangan hijau.

"Kami dulu saat di Borneo sama Persiba. Dulu infonya sampai ada yang meninggal, tapi akhir tahun 2017 malah satu stadion. Pusamania di tribunnya sendiri dan Persiba ada di tribunnya sendiri. Saat pertandingan itu saya tidak selebrasi waktu cetak gol, karena suasananya damai," ungkap Lerby.

 

3 dari 5 halaman

Harapan Lerby

Tragedi Kanjuruhan mengajarkan seluruh elemen penggiat sepak bola Indonesia untuk intropeksi diri dan belajar dari pengalaman duka ini. Baik sebagai pemain, petugas keamanan, suporter dan pihak terkait lainnya untuk bisa sama-sama belajar dari tragedi sedih ini.

"Saya berharap dengan kejadian ini, suporter dan yang lainnya semakin dewasa. Tidak ada saling menyalahkan, tapi semua introspeksi diri masing-masing," harap Lerby.

"Boleh mencintai tim tapi jangan fanatik berlebihan karena bisa menimbulkan sesuatu yang merugikan semua pihak," tutup Lerby.

 

4 dari 5 halaman

Lebih dari Hobi

Sementara itu, kiper Bali United, Nadeo Arga Winata mengungkapkan kecemasannya. Ia tidak bisa membayangkan apa jadinya kalau tidak ada sepak bola di Indonesia.

"Jujur dalam hati pasti sangat khawatir. Saya rasa bukan hanya saya saja, tetapi pemain lain pasti sangat khawatir juga. Apalagi ini menyangkut tentang pekerjaan kami, bukan lagi hobi."

"Sudah menyangkut pekerjaan kami mencari nafkah kami di sepak bola. Pasti khawatir dan kembali lagi, saya berharap sanksi yang diberikan tidak memberatkan atau tidak terlalu parah," ujar Nadeo.

Sumber: Bali United

5 dari 5 halaman

Posisi Bali United Saat Ini

Berita Terkait