Bola.com, Malang - Presiden Pasoepati, Maryadi "Gondrong" Suryadharma, mengatakan misi perdamaian suporter akan membutuhkan proses yang panjang. Namun, menurutnya proses perdamaian suporter memang harus dimulai sekarang setelah adanya tragedi Kanjuruhan yang menyebabkan lebih dari 131 orang meninggal.
Tragedi Kanjuruhan terjadi setelah pertandingan Arema FC kontra Persebaya pada 1 Oktober 2022, di Stadion Kanjuruhan. Kerusuhan pecah setelah pertandingan, diwarnai dengan tembakan gas air mata berulang-ulang.
Banyak penonton yang meninggal dunia karena kekurangan napas dan berdesak-desakan, terutama di pintu 13. Ini merukan tragedi terbesar dan terkelam di sepak bola Indonesia, bahkan yang terburuk kedua di dunia.
Maryadi Gondrong dan beberapa perwakilan Pasoepati turut hadir dalam acara doa bersama yang digelar Aremania di Stadion Kanjuruhan, Jumat (7/10/2022). Dia merasakan duka yang sangat mendalam dan berharap insiden serupa tidak akan terulang lagi.
Dia mengatakan semua pihak, termasuk suporter harus merenung untuk memastikan kejadian kelas seperti itu tidak akan terulang kembali.
Harus Bersama-sama Merenung dan Introspeksi Diri
"Kami selama ini hanya melihat semuanya dari televisi. Setelah pada 2 Oktober menggelar doa bersama di Kota Solo, ikut hadir doa bersama di Mandala Krida, kemudian Maguwoharjo, kami juga berangkat ke Kanjuruhan," kata Maryadi Gondrong kepada Bola.com.
"Di sana kami disambut Sam Asnawi dan Sam Ghozali, di situ kami merasakan duka yang sangat mendalam sebagai sesama suporter."
"Kami berdoa bersama suporter lain, bisa melihat langsung banyak yang menangis di sana, begitu pedihnya kejadian itu,"
"Tragedi Kanjuruhan kita harus merenung, supaya kejadian serupa tidak terulang kembali. Kita juga harus introspeksi diri, serta memastikan rivalitas itu hanya sebatas 90 menit di lapangan."
Kawal Kasus hingga Selesai
Pria yang akrab disapa Gondrong tersebut berharap pihak yang berwenang mengusut tuntas tragedi tersebut.
"Jangan sampai ada yang ditutupi, terutama siapa yang bersalah, yang membuat korban berjatuhan. Kami siap ikut mengawal kasus ini hingga tuntas," kata Gondrong.
Demi terus mengawal kasus tragedi Kanjuruhan, Gondrong juga tidak keberatan jika Pasoepati diajak bereaksi dan turun ke lapangan bersama kelompok suporter lain.
Damai Itu Indah
Maryadi Gondrong mengatakan perdamaian suporter itu mau tidak mau harus benar-benar dimulai dari sekarang. "Damai itu indah. Kalau mau ke mana-mana enak dan aman," kata pentolan Pasoepati tersebut.
"Proses perdamaian suporter harus pelan-pelan, step by step, memupuk sedikit demi sedikit."
"Bercermin dari peristiwa Kanjuruhan, apakah kita semua mau kejadian pilu seperti ini terulang lagi? Walaupun kejadian di Kanjuruhan bukan kerusuhan bentrok antar suporter, tapi kan korbannya Suporter."
"Jika dilakukan terus menerus dan pelan-pelan, saya optimistis perdamaian suporter bisa terwujud," imbuhnya.