Bola.com, Malang - Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIFP) Tragedi Kanjuruhan menyampaikan hasil temuan sementara terkait peristiwa pada 1 Oktober 2022 yang menyebabkan 131 orang meninggal. Hasilnya, Stadion Kanjuruhan tidak layak menggelar high risk match atau laga dengan risiko tinggi, seperti Arema FC kontra Persebaya, pada pekan lalu.
"Hasil kesimpulan sementara Stadion Kanjuruhan tidak layak menggelar pertandingan berisiko tinggi, kalau untuk pertandingan biasa masih bisa," kata anggota TGIPF, Akmal Marhali, saat dihubungi Bola.com, Minggu (9/10/2022).
Akmal mengatakan TGIPF sudah melihat data dan mengecek langsung ke lapangan terkait Stadion Kanjurhan. Ternyata, Stadion Kanjuruhan tidak ada verifikasi dari PT LIB menjelang awal musim kompetisi 2022/2023. Verifikasi terakhir dilakukan pada 2020, dengan verifikatornya Somad dan Muhammad Faozan.
"Verifikasi pada 2020 itu ditandatangani Cucu Sumantri, Direktur PT LIB yang sebelum ini. Di situ disebutkan Stadion Kanjuruhan layak menggelar pertandingan dengan catatatn. Salah satu catatannya, sistem penerangan tidak bagus dan tak memenuhi standar," tutur Akmal.
"Gawang juga ukurannya tidak standar, tidak ada lagi verifikasi stadion lagi, tidak ada rencana evakuasi, ground rules juga tidak ada," imbuhnya, tentang kondisi Stadion Kanjuruhan.
Alasan Tidak Bisa Menggelar Laga dengan Risiko Tinggi
Menurut Akmal, artinya secara umum Stadion Kanjuruhan dinyatakan bagus, tapi dengan catatan. Akmal mengatakan penerangan tidak bagus, tapi ada pertandingan malam di Kanjuruhan, artinya PT LIB lalai.
"Kami juga sudah melakukan peninjauan langsung. Beberapa pintu darurat juga tidak bisa dioperasikan, hanya terbuka pintu C dan D untuk mobil pemadam kebakaran, mobil tim, dan ambulans, lainnya ditutup," tutur Akmal.
"Tangga-tangga di stadion juga terlalu menjorok, berbahaya."
"Artinya Stadion Kanjuruhan tidak layak. Untuk pertandingan biasa masih bisa, kalau pertandingan berisiko tinggi seperti Arema melawan Persebaya tidak layak digelar di Kanjuruhan." imbuhnya.
Hanya Mempercantik Stadion
Akmal mengatakan sebelum musim kompetisi 2022/2023 PT LIB seharusnya memverifikasi lagi Stadion Kanjurugan. Kemudian hasilnya disampaikan ke klub, kemudian klub bisa berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat sebagai pemilik stadion untuk memperbaiki yang kurang.
"Karena klub tidak tahu catatannya apa, maka yang Presiden Klub Arema FC hanya mempercantik stadion dengan mengecat. Detail kekurangannya lainnya padahal banyak, seperti pagar pembatas untuk ring 1,2 dan 3 tidak ada," urai Akmal.
"Detail lainnya misalnya warung mebel di area stadion sebenarnya juga tidak boleh. Kalau ada peristiwa kerusuhan di stadion dan ada bakar-bakaran, kan berbahaya," imbuhnya.
Pintu Tidak Memadai
Anggota TFIPF lainnya, Nugroho Setiawan, yang juga merupakan AFC Security Officer, menyatakan hal serupa.
“Mungkin kalau medium atau low risk masih bisa. Jadi, artinya untuk high risk match kami harus membuat kalkulasi yang sangat konkret, misalnya bagaimana mengeluarkan penonton dalam keadaaan darurat,” kata dia, dinukil dari Antara.
“Sementara yang saya lihat pintu masuk berfungsi sebagai pintu keluar, itu tidak memadai, kemudian tidak ada pintu darurat.”
Memperbaiki Struktur Pintu
Oleh karena itu, Nugroho mengatakan upaya yang harus dilakukan berikutnya adalah memperbaiki dan mengubah struktur pintu di stadion Kanjuruhan.
“Kami juga mempertimbangkan mengenai aspek akses, seperti anak tangga sebagaimana safety description,” tutur PFA Safeguardian Committee Chairman itu.