Bola.com, Jakarta - Pelatih Timnas Belanda, Louis van Gaal, kembali menegaskan, De Oranje bertekad memenangkan Piala Dunia 2022 Qatar. "Target saya jelas, yakni juara dunia," kata Van Gaal, dilansir AP.
Tekad Van Gal tersebut tak lepas dari nasib apes yang menimpa Belanda di tiga final sebelumnya, yakni Piala Dunia 1974, 1978, dan 2010. Khusus edisi 1974, tak ada yang menyangka kalau Belanda bakal kalah dari tuan rumah Jerman Barat.
Saat itu, skuad besutan Rinus Michels yang tampil dengan total football-nya diyakini bisa mengatasi Jerman Barat. Namun, kenyataannya, Belanda yang dimotori sang pangeran lapangan, Johan Cruyff, justru kalah 1-2.
Kekalahan yang sangat menyakitkan, mengingat Belanda unggul lebih dulu via gol kilat Johan Neeskens pada menit kedua. Pada dua edisi berikutnya, Belanda lagi-lagi terjungkal di final. Mereka kalah dari Argentina dan terakhir Spanyol.
Jasa Besar
Saat berlaga di Qatar nanti, Virgil van Dijk dkk bernazar ingin mengakhiri kutukan. Demi rakyat Belanda, fans, dan demi legenda mereka ; Cruyff. Nama terakhir memang sosok istimewa, terlebih bagi klub yang sudah membesarkan namanya, Ajax.
Cruyff bergabung dengan Ajax ketika berusia 10 tahun dan memiliki perjalanan yang luar biasa. Selain sebagai pemain, Cruyff juga pernah melatih di sana.
Karena jasa-jasanya yang luar biasa dan sebagai bentuk ucapan terima kasih yang tak terhingga, pada 2007 Ajax memensiunkan jersey No.7 milik sang maestro. Stadion Amsterdam Arena berubah nama, yang kini menjadi Johan Cruyff ArenA.
Lantas, siapa lagi yang mendapat perlakukan istimewa selain Cruyff? Nih, empat di antaranya, dilansir Sportskeeda.
Roberto Baggio - Brescia #10
Punya nama panggilan keren, 'The Divine Ponytail' berkat gaya rambutnya yang terkenal, Baggio dianggap satu di antara pemain terbaik Italia sepanjang masa. Dia pernah memperkuat sejumlah klub beken seperti Inter Milan, Juventus, AC Milan, dan Fiorentina.
Tapi, Brescia-lah yang memberikan penghormatan tertinggi kepada penyerang ikonik itu. Caranya, dengan memensiunkan jersey nomor 10 miliknya. Baggio menghabiskan beberapa tahun terakhir dari kariernya di Brescia. Saat itu, ia mencetak 46 gol dalam 101 pertandingan.
Ferenc Puskas – Budapest Honved #10
Pesepakbola Hongaria terbaik sepanjang masa, Ferenc Puskas, bermain untuk Budapest Honved dari tahun 1943 hingga 1956. Ia mengoleksi lebih dari 300 gol dalam 341 penampilan.
Selama di Honved, ia tampil menawan, termasuk 4 kali menjadi pencetak gol terbanyak. Pada 1948, ia menjadi pencetak gol terbanyak di Eropa. Honved menghormatinya dengan mempensiunkan nomor punggung 10.
Franco Baresi – AC Milan #6
AC Milan memiliki banyak pemain hebat dan Franco Baresi akan menjadi satu di antara nama di bagian atas daftar. Bek legendaris Italia ini mewakili Milan sepanjang kariernya, dengan bermain lebih dari 700 pertandingan dan memenangkan banyak trofi.
Baresi terpilih sebagai pemain terbaik klub abad ke-19. Oleh karena itu, tidak mengejutkan melihat AC Milan memensiunkan nomor punggung 6 untuk menghormatinya.
Paolo Maldini – AC Milan #3
Satu di antara bek terbaik sepanjang masa, Maldini sosok pemain loyal dan total. Si ganteng menikmati banyak kesuksesan dalam seragam Rossoneri, termasuk lima gelar Liga Champions.
Performa itu menjadi satu di antara prestasi luar biasa. Dia bersama AC Milan selama lebih dari 25 tahun. Jadi wajar kalau klub kemudian mengistirahatkan jersey nomor 3 milik Maldini, selamanya.
Sumber: Sportskeeda