Bola.com, Jakarta - Ketua PSSI, Mochamad Iriawan, memenuhi panggilan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) untuk membahas Tragedi Kanjuruhan, Selasa (11/10/2022) siang WIB. Pria yang akrab disapa Iwan Bule itu didampingi pengurus PSSI lainnya.
Rombongan PSSI tiba menggunakan bus putih di Kantor Kemenko Polhukam pada pukul 11.00 WIB. Dalam rombongan tersebut terdapat Mochamad Iriawan, Waketum Iwan Budianto, Sekjen Yunus Nusi, hingga Badan Yudisial PSSI yang terdiri dari Komite/Komisi Disiplin, Banding, Etik.
Kedatangan Iwan Bule dan perwakilan PSSI untuk memberikan klarifikasi kepada TGIPF terkait Tragedi Kanjuruhan. Sekjen Yunus Nusi menegaskan, pihaknya akan memberikan semua informasi yang dibutuhkan oleh TGIPF.
"Kami diundang oleh tim. Kami datang bersama-sama rombongan. Apa yang diminta, kami sampaikan semuanya ke tim," kata Yunus Nusi kepada wartawan.
Pemeriksaan Terpisah
TGIPF melakukan pemeriksaan terpisah terhadap pihak-pihak yang bisa dimintai keterangan terkait Tragedi Kanjuruhan. Selain PSSI, nantinya TGIPF juga dijadwalkan akan memanggil perwakilan dari PT Liga Indonesia Baru (LIB).
Pemanggilan ini merupakan bagian dari rangkaian pengumumpulan informasi untuk investigasi Tragedi Kanjuruhan. Sebelumnya, TGIPF sudah memintai keterangan dari Komisi Polisi Nasional (Kompolnas) dan Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI).
Tragedi Kanjuruhan mendapatkan perhatian dari dunia, mengakibatkan 131 orang meninggal dunia. FIFA sampai berkirim surat ke Presiden Joko Widodo untuk meminta perbaikan dari sistem sepak bola nasional.
6 Tersangka
Polri telah menetapkan enam tersangka atas Tragedi Kanjuruhan. Mereka adalah Direktur Utama Liga Indonesia Baru, Akhmad Hadian Lukita, Ketua Panitia Pelaksana (panpel) pertandingan Arema FC, Abdul Haris hingga Security Officer Arema FC, Suko Sutrisno.
Selain itu, tiga tersangka lainnya berasal dari aparat keamanan. Mereka adalah Kabagops Polres Malang Wahyu S, anggota Brimob Polda Jatim inisial H, dan Kasat Samapta Polres Malang inisial BSA.
Abdul Haris dan Suko Sutrisno dianggap lalai dalam bertugas. Adapun ketiga tersangka dari Kepolisian disebutkan meminta petugas keamanan untuk menembakkan gas air mata.
Kapolda Dicopot
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo resmi mencopot Irjen Nico Afinta dari jabatannya sebagai Kapolda Jawa Timur, Senin (10/10/2022). Keputusan ini diambil sembilan hari setelah tragedi Kanjuruhan terjadi pada 1 Oktober lalu.
Nico digantikan Irjan Teddy Minahasa sebagai Kapolda Jatim yang baru. Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo, menyebut pencopotan jabatan ini sebagai sesuatu yang lumrah terjadi di internal Polri.
"Mutasi adalah hal yang alamiah di organisasi Polri dalam rangka promosi dan meningkatkan kinerja organisasi," kata Irjen Dedi Prasetyo.
Baca Juga