Stadion Kanjuruhan Kini Menjadi Tempat Ziarah: Tak Ada Sepak Bola Seharga Nyawa Manusia

oleh Iwan Setiawan diperbarui 11 Okt 2022, 14:45 WIB
Pebulutangkis Pelatnas PBSI, Imanuel Rumbai, melakukan tabur bunga di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Senin (10/10/2022). (Bola.com/Yus Mei Sawitri)

Bola.com, Malang - Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, kini tidak sekadar jadi markas Arema FC.

Stadion ini mulai bergeser ke tempat untuk berziarah atau doa bersama sejak peristiwa kelam yang merenggut 131 korban jiwa pada 10 Oktober 2022. Banyak orang datang dari berbagai elemen dengan membawa bunga serta mendoakan para korban.

Advertisement

Baik di monumen patung Singa yang ada halaman depan. Atau pintu 10-13 tribune ekonomi. Di tribune itu banyak korban meninggal dunia akibat gas air mata dan terinjak atau terhimpit dalam kepanikan.

"Sekarang seperti stadion religi karena banyak yang datang untuk kirim doa. Sebelum tragedi, orang datang ke stadion untuk menyaksikan pertandingan Arema," kata Awang Karta, Aremania Korwil Kanjuruhan.

2 dari 4 halaman

Doa Bersama

Tragedi Kanjuruhan - Remember, 1 Oktober 2022 (Bola.com/Bayu Kurniawan Santoso)

Setelah doa bersama yang dilakukan 7 hari beruntun pasca-kejadian, sampai sekarang masih banyak yang berkunjung ke Stadion Kanjuruhan. Ada juga yang berasal dari luar kota. Terutama saat siang hingga sore hari.

Senin (10/10/2023), Bola.com bertemu dengan 4 warga Blitar yang sedang berdoa di monumen patung Singa.

"Kami sempatkan datang dari Blitar ke Stadion Kanjuruhan. Untuk mendoakan semua yang jadi korban. Kasihan mereka. Saya harap yang datang ke sini tidak hanya sekadar foto. Tapi juga mendoakan," kata Mariyana sambil meneteskan air mata.

3 dari 4 halaman

Warga Luar Malang

Suasana bagian dalam Stadion Kanjuruhan, Malang, Senin (3/10/2022). Tampak masih banyak barang-barang milik suporter yang tertinggal. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Sebelumnya, perempuan yang akrab disapa Rini ini tidak pernah berkunjung ke Stadion Kanjuruhan. Dia juga bukan pencinta sepak bola. Keluarganya tak ada yang jadi korban. Namun panggilan hati yang membuatnya datang untuk berdoa.

"Saya juga ingin berdoa di pintu yang kabarnya banyak korban meninggal. Sedih rasanya banyak anak kecil dan yang masih muda meninggal. Semoga doa bersama tak pernah putus dilakukan di sini," lanjutnya.

Kedatang warga luar kota untuk berkirim doa tak hanya dilakukan Rini. Tapi banyak juga simpatisan lainnya. Meski tak ada keluarga yang jadi korban, mereka sampai menangis saat membaca doa dan menaruh bunga di monumen Singa.

4 dari 4 halaman

Penjual Bunga

Kiper Arema FC, Adilson Maringa, menamburkan bunga di depan monumen patung Singa Tegar yang jadi ikon Stadion Kanjuruhan, sebagai tanda berduka cita atas meninggalnya ratusan Aremania setelah Tragedi Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022). (Bola.com/Iwan Setiawan)

 

Setiap hari, di jalan raya depan Stadion Kanjuruhan hingga area pintu masuk ada banyak penjual bunga.

Mereka menyiapkan bunga yang biasanya dibawa ke makam ketika kirim doa. Karena itu, saat baru memasuki area depan Stadion Kanjuruhan, sudah tercium aroma bunga seperti tempat pemakaman.

Sepertinya, hal ini akan berlangsung lama. Apalagi stadion milik Pemkab Malang itu tidak bisa digunakan Arema FC. Sanksi komdis PSSI dijatuhkan kepada Arema untuk bermain di stadion lain yang jaraknya 250 km dari Kanjuruhan. 

 

Berita Terkait