Bola.com, Yogyakarta - Tragedi Kanjuruhan menjadi peristiwa paling kelam di sepak bola Indonesia. 132 korban jiwa melayang pasca-kerusuhan di Stadion Kanjuruhan setelah laga antara Arema kontra Persebaya, pada 1 Oktober 2022 lalu.
Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan orang lantas memantik kepedulian banyak pihak. Salah satunya datang dari klub PSIM Yogyakarta, dengan menggalang dana untuk para korban malalui program PSIM Empathy.
Periode donasi dalam progam ini akan berjalan selama satu bulan ke depan. Dibuka mulai Senin (10/10/2022) kemarin, hingga nanti berakhir pada 10 November 2022 mendatang. Agar bantuan tepat sasaran, manajemen tim berjulukan Laskar Mataram bakal melibatkan pada suporter mereka.
"Penyaluran dana pasti akan melibatkan suporter supaya donasi ini tepat sasaran. Artinya sampai ke orang-orang yang dituju," terang CEO PSIM Yogyakarta, Bima Sinung Widagdo.
Meringankan Beban
Bima mengatakan, bantuan yang diberikan diharapkan bisa meringankan beban para korban.
"Kalau saya melihat ini sebagai salah satu bentuk empati kita terhadap kejadian kemarin. Saya sih maunya ada alternatif penggalangan dana dalam bentuk lain yang saya harapkan terealisasi juga," katanya.
Kolaborasi dengan Persis dan PSS
Ada dua rencana yang tengah digodok manajemen. Pertama, mereka ingin membuat merchandise khusus hasil kolaborasi dengan PSS Sleman dan Persis Solo. Nantinya hasil penjualan produk tersebut disumbangkan kepada korban Tragedi Kanjuruhan.
"Akan kami diskusikan lebih lanjut nantinya akan seperti apa. Misalnya dari pihak Solo dan Sleman setuju kami buat produk bersama sekalian membawa tema rekonsiliasi suporter," beber Bima.
Laga Amal
Kemudian, jika memungkinkan, lanjut Bima, pihaknya berencana menggelar laga amal. Semacam trofeo yang pesertanya adalah PSIM, PSS, dan Persis.
"Keinginan ada cuma kan tidak mudah terutama melibatkan klub lain. Kedua pasti juga melibatkan keamanan di situasi seperti saat ini kan tidak memungkinkan," ucap Bima.
Perdamaian Antarsuporter
Pertandingan kemungkinan digelar tanpa penonton, tetapi menurutnya pesan damai antarsuporter kurang tersampaikan. Sebab, dalam laga tersebut Bima ingin membawa tema rekonsiliasi tiga kelompok suporter Jogja-Jawa Tengah.
"Kita tunjukkan bahwa kami peduli dengan sama-sama membuat suatu gerakan," tuturnya.
"Idealnya melibatkan suporter untuk pertandingannya. Lebih dapat suasananya tapi kalau memang tidak bisa, mungkin bisa dicoba melalui live streaming," jelasnya memungkasi.