Setelah Dirawat 10 Hari, Satu Korban Tragedi Kanjuruhan Akhirnya Meninggal

oleh Iwan Setiawan diperbarui 11 Okt 2022, 21:27 WIB
Ilustrasi - Duka Cita Sepak Bola Warna Hitam - Stadion Kanjuruhan 1 Oktober 2022 (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Malang - Jumlah korban meninggal dunia Tragedi Kanjuruhan bertambah. Satu nyawa lagi tak tertolong setelah mendapatkan perawatan medis di RSSA Malang, Selasa (11/10/2022).

Dia adalah Helen Priscella, 20 tahun warga Dampit, Kabupaten Malang. Jadi, total ada 132 nyawa yang jadi korban tragedi Kanjuruhan.

Advertisement

Helen mengalami kritis sejak dilarikan ke RSSA. Tapi sebelumnya dia sempat ditangani di RS Cakra, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang.

Dia menghembuskan nafas terakhir sekitar 14.25 WIB. Walikota Malang, Sutiaji, dan Manajer Arema, Ali Rifki terlihat ikut melepas jenazahnya di RSSA Kota Malang.

2 dari 4 halaman

Penanganan Maksimal

Jenazah Helen saat dimasukkan ke Ambulance dari RSSA untuk dibawa ke rumah duka di kawasan Dampit, Kabupaten Malang. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Pihak rumah sakit mengaku sudah melakukan tindakan yang maksimal kepada Helen. Apalagi Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo sempat menjenguknya pada Rabu lalu (5/10/2022).

Tim dokter RSSA, Arie Zainul Fatoni menjelaskan ada multi trauma yang dialami Helen.

“Akibat gagal nafas akut. Ada injury di luar paru-paru. Biasanya karena multi trauma. Sehingga mengakibatkan komplikasi cedera di paru-paru,” jelasnya.

3 dari 4 halaman

Jalani Operasi

Selama ditangani di RSSA, Helen sempat menjalani operasi pada 4 Oktober lalu. Karena dia mengalami multi trauma di luar kepala dan pendarahan dalam perut.

Tapi tidak disebutkan apa yang membuat Helen mendapatkan banyak trauma seperti itu. Selain itu, tim dokter juga tidak bisa memastikan apakah ini disebabkan banyaknya gas air mata yang dihirupnya saat tragedi Kanjuruhan.

4 dari 4 halaman

Biaya Pengobatan Ditanggung Pemerintah

Dalam kesempatan itu, Jokowi yang didampingi Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan sempat melihat langsung sejumlah lokasi di stadion. (AFP/Handout/Indonesia Presidential Palace)

Saat ini, Arema FC dan pemerintah daerah masih aktif menyisir korban tragedi Kanjuruhan. Mereka menyosialisasikan jika masih ada yang menjadi korban dalam kejadian itu untuk segera melapor. Sehingga mereka tidak perlu memikirkan biaya pengobatan.

Karena biaya akan ditanggung oleh pemerintah daerah. Baik Pemkab Malang maupun Pemprov Jatim.

“Kami harap korban yang masih belum terdata segera berkoordinasi. Terutama jika ada yang kesusahan masuk rumah sakit karena dimintai biaya. Mungkin rumah sakit itu (di luar kota) belumada info jika korban (tragedi Kanjuruhan) dibebaskan biaya pengobatannya,” kata Manajer Arema, Ali Rifki.

Berita Terkait