Delegasi FIFA Bertemu PSSI Usai Kerusuhan Kanjuruhan, Ingin Bantu Selamatkan Liga 1

oleh Aryo Atmaja diperbarui 12 Okt 2022, 18:34 WIB
Perwakilan FIFA datang ke Indonesia dan disambut oleh PSSI di Jakarta. (Dok. PSSI)

Bola.com, Jakarta - Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) menepati janjinya untuk datang ke Indonesia pasca-tragedi Kanjuruhan. FIFA mengirimkan perwakilannya ke Indonesia untuk membantu memberikan dukungan kepada PSSI usai peristiwa yang menewaskan 131 penonton di laga Liga 1 antara Arema FC melawan Persebaya pada 1 Oktober 2022 lalu.

Perwakilan FIFA dan juga Federasi Sepak Bola Asia (AFC) hadir pada Rabu (12/10/2022). FIFA dipimpin Niko Nhouvannasak yang menjabat sebagai FIFA Development Project Coordinator.

Advertisement

Turut mendampingi Niko, ada Chen Jun (Head of Safety and Security) dan Serge Dumotier (konsultan stadion). Sedangkan AFC menggirim empat perwakilannya dengan dipimpin Shin Mon Gil yang merupakan wakil sekjen.

Kedatangan perwakilan FIFA dan AFC ini disambut ketua umum PSSI, Mochammad Iriawan. Ketiga lembaga ini langsung menggelar jumpa pers di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, pada Rabu (12/10/2022) sore.

2 dari 5 halaman

Pastikan Sepak Bola Aman

Perwakilan FIFA datang ke Indonesia dan disambut oleh PSSI di Jakarta. (Dok. PSSI)

Dalam keterangan resminya, Niko menegaskan FIFA akan memberikan bantuan untuk memastikan sepak bola Indonesia aman. FIFA juga akan memastikan Liga 1 dan kompetisi di bawahnya bisa berjalan lagi dalam waktu dekat.

Seperti diketahui usai Tragedi Kanjuruhan, PSSI langsung memutuskan menghentikan Liga 1 dan kompetisi di bawahnya hingga batas waktu yang tidak ditentukan sembari dilakukan evaluasi menyeluruh.

"FIFA dan AFC pertama-tama mengucapkan bela sungkawa kepada korban Tragedi Kanjuruhan dan memberikan dukungan kepada PSSI. Saat ini kita sedang mengumpulkan data-data dan informasi yang kemudian akan berlanjut kepada rencana aksi. Ini merupakan rangkaian dari beberapa pertemuan untuk memastikan bahwa Indonesia aman dan untuk memastikan liga akan berjalan tidak lama lagi dan memastikan ke depannya perhelatan akbar Piala Dunia U-20 2023," ujar Niko.

3 dari 5 halaman

Tak Ada Sanksi

Karangan bunga fans Persebaya, Bonek untuk Aremania yang sedang berduka di Stadion Kanjuruhan, Malang. (Aditya Wany/Bola.com)

Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan hingga 131 orang sempat menimbulkan kekhawatiran Indonesia bisa terkena sanksi berat dari Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA). Jika sampai terjadi, Indonesia bisa rugi besar mengingat tahun depan seharusnya menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.

Untungnya Indonesia akhirnya dipastikan tidak terkena sanksi berkat komunikasi cepat dan intensif dari mantan Presiden Inter Milan Erick Thohir yang menyampaikan surat Presiden Joko Widodo kepada Presiden FIFA Gianni Infantino.

Tak cuma tidak memberikan sanksi, FIFA justru akan membantu Indonesia untuk memperbaiki sepak bola nasional dan bos FIFA rencananya melawat ke Indonesia pekan depan. Bersama pemerintah Indonesia, FIFA bakal membentuk tim yang membantu transformasi sepak bola nasional agar menjadi lebih baik.

4 dari 5 halaman

Tanggapan PSSI

Pebulutangkis Pelatnas PBSI, Imanuel Rumbai, melakukan tabur bunga di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Senin (10/10/2022). (Bola.com/Yus Mei Sawitri)

Anggota Executive Committee (Exco) PSSI, Hasani Abdulgani bersyukur tak ada sanksi yang diterima Indonesia. Hasani pun mengucapkan terimakasih atas peran pemerintah yang cepat melakukan komunikasi dengan FIFA setelah terjadinya tragedi Kanjuruhan.

"Terimakasih kepada pemerintah dalam hal ini Menteri BUMN Erick Thohir yang sudah melakukan lobi dan komunikasi dengan FIFA. Peran Erick Thohir yang berkomunikasi lancar dan baik dengan FIFA membuat Indonesia tak terkena sanksi. FIFA bahkan akan membentuk tim agar sepakbola nasional kita jadi lebih baik," ujar Hasani.

5 dari 5 halaman

Terkait Stadion

Stadion Kanjuruhan, Malang, hari ini, Senin (3/10/2022). Sejumlah pintu masih tertempel garis polisi dan banyak barang-barang Aremania yang tertinggal di dalamnya. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Hasani lantas menyoroti banyak masalah di industri sepak bola nasional. Misalnya masih banyak stadion yang belum standar FIFA namun tetap digunakan menggelar pertandingan sepak bola yang dihadiri ribuan penonton.

"Secara kasat mata banyak stadion belum layak. Karena klub tidak punya stadion, yang punya Pemda, dan Pemda tidak tahu kebutuhan klub. Menurut Pemda sudah bagus tetapi dari sisi klub belum cukup, terutama security FIFA belum memenuhi standar," jelasnya.

Hasani menambahkan, saat ini baru Bali United yang menggunakan sistem kontrak untuk mengelola stadion. Bali United telah mengambil hak pengelolaan Stadion I Wayan Dipta yang jadi milik pemerintah daerah dengan sistem kontrak jangka panjang.

Disadur dari: Liputan6.com (Thomas, published 12/10/2022)

Berita Terkait