Bola.com, Jakarta - Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, membuat geger setelah mengeluarkan penyataan atas polemik sepak bola Indonesia.
Melalui akun Instagramnya, pelatih asal Korea Selatan itu terang-terangan menyatakan akan mundur jika Ketua PSSI, Mochamad Iriawan, mundur dari jabatannya.
Setelah tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan jiwa, kencang desakan Mochamad Iriawan atau yang akrab disapa Iwan Bule harus mundur sebagai bentung tanggung jawab moral.
Shin Tae-yong beralasan Iwan Bule merupakan sosok yang sangat mencintai sepak bola Indonesia dengan kesungguhan hati dan memberikan dukungan penuh dari belakang agar sepak bola dapat berkembang.
"Menurut saya, jika Ketua Umum PSSI harus bertanggung jawab atas semua yang terjadi dan mengundurkan diri, maka saya pun harus mengundurkan diri," tulis Shin Tae-yong.
Pernyataan itu membuat geger. Pencinta sepak bola Indonesia pun terbelah, ada yang pro, ada yang kontra.
Yang kontra, mereka punya alasan untuk rela jika Shin Tae-yong meninggalkan Timnas Indonesia. Apa saja?
Silakan Mundur kalau Itu Pilihan
Alasan netizen di atas masuk akal. Jika memang itu pilihan Shin Tae-yong, maka akan lebih baik demikian, ketimbang melatih Timnas Indonesia dalam suasana yang tidak enak.
Pelatih Bisa Berganti, tapi Nyawa Tak Kembali
Tragedi Kanjuruhan belum 40 hari, duka di malang masih menggema, makam korban pun masih basah. Ini merupakan satu di antara yang disuarakan netizen setelah STY membuat pernyataan pasang badan untuk Ketua PSSI.
Benahi Liga Dulu, Timnas Menyusul
Poin ini juga yang banyak disuarakan oleh netizen di Twitter. Untuk saat ini adalah kesempatan Indonesia untuk memperbaiki sepak bola secara keseluruhan. Jika berjalan lancar, otomatis timnas juga akan membaik.
Tidak Ada yang Lebih Besar dari Lambang Garuda
Timnas Indonesia bukan hanya Shin Tae-yong. Ada lambang Garuda yang akan terus berada di dada siapa pun yang mengenakannya. Jadi, alasan ini yang membuat suporter rela jika STY mundur.
Kontroversial, Waktunya Tidak Tepat
Pernyataan Shin Tae-yong cenderung kurang tepat waktunya saat di Malang masih berduka dan tragedi Kanjuruhan sedang diusut.