LPSK Menemukan Petugas Keamanan Tidak Berada di Posisi Seharusnya Ketika Tragedi Kanjuruhan

oleh Hery Kurniawan diperbarui 13 Okt 2022, 15:45 WIB
Suporter memasuki lapangan saat terjadi kerusuhan pada pertandingan sepak bola antara Arema Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, 1 Oktober 2022. Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta dalam jumpa pers di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu, mengatakan dari 127 orang yang meninggal dunia tersebut, dua di antaranya merupakan anggota Polri. (AP Photo/Yudha Prabowo)

Bola.com, Jakarta - Kasus Tragedi Kanjuruhan terus bergulir. Kamis (13/10/2022), Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) menyampaikan hasil investigasi sementara terkait tragedi itu.

Dalam kesempatan itu, LPSK menyororoti pengamanan di pinggir lapangan yang mengakibatkan penonton pertama masuk ke lapangan Stadion Kanjuruhan. Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu menyebut petugas keamanan tidak berada pada posisi yang seharusnya pada kejadian yang berlangsung 1 Oktober 2022 itu.

Advertisement

Edwin awalnya menyinggung rencana pengamanan sesaat setelah wasi meniup peluit akhir pertandingam. Dia menyebut pasukan yang ada di ring 1 seharusnya mengelilingi lapangan menghadap penonton pada situasi tersebut.

"Rencana pengamanan sudah diatur cara bertindak, jadi kita lihat di angka 4 itu yang kami kutip dalam rencana pengamanan," katanya dalam sesi konferensi pers virtual yang dihadiri Bola.com.

"Penonton masuk lapangan setelah bubar itu ada cara bertindak, pasukan di ring 1 mengelilingi lapangan menghadap penonton," sambungnya.

2 dari 4 halaman

Tinggalkan Posisi

Suasana bagian dalam Stadion Kanjuruhan, Malang, Senin (3/10/2022). Tampak masih banyak barang-barang milik suporter yang tertinggal. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Edwin mengatakan, berdasarkan penelusuran yang dilakukan LPSK, yang terjadi di ring 1 dekat tribun timur Stadion Kanjuruhan justru berbeda. Pasukan pengamanan yang berisi steward dan aparat keamanan lainnya terlihat telah meninggalkan posisinya. Menurut Edwin pasukan tersebut justru terkonsentrasi di dekat tribune 7.

"Kita lihat setelah pluit panjang pasukan kemudian di ring 1 khususnya di bagian tribune timur tampak terlihat sudah meninggalkan posisi penjagaannya," jelasnya.

"Termasuk juga steward juga sudah tidak lagi menghadap penonton sepenuhnya, kemudian steward berkumpul, terkonsentrasi," sambung Edwin.

Menurut Edwin, kondisi itu justru membuka peluang kepada penonton untuk masuk ke lapangan dari arah tribun 8 dan 9. Dalam banyak video yang beredar di media sosial, memang ada penonton yang masuk ke lapangan setelah laga antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya itu.

"Itu yang kemudian sepertinya membuka ruang dan peluang buat penonton yang kemudian kita lihat masuk ke lapangan dari arah tribun 8 atau 9, kalau kita lihat di gambar ini, terlihat pada dinding biru dan 9 itu sudah tidak ada penjagaan lagi," jelasnya.

"Itu penjagaan dalam stadion ini disebutkan penjagaan ring 1, itu sudah tidak ada penjagaan lagi," imbuh Edwin.

3 dari 4 halaman

Telusuri Terus!

Karangan bunga fans Persebaya, Bonek untuk Aremania yang sedang berduka di Stadion Kanjuruhan, Malang. (Aditya Wany/Bola.com)

Edwin berharap penyidik kepolisian menelusuri semua pihak keamanan yang harusnya berada pada posisinya masing-masing saat kejadian tersebut. Dia menekankan seharusnya steward tak boleh meninggalkan posisi sebelum penonton keluar sepenuhnya dari stadion.

Hal itu krusial menurut Edwin. Para petugas keamaanan yang tidak berada di posisinya ketika situasi akan mengarah pada situasi genting tentu dipertanyakan.

"Kebenarannya tentu penyidik yang akan mengetahui siapa saja yang berada di situ, kemudian mengapa mereka meninggalkan penjagaannya sebelum penonton sepenuhnya selesai keluar dari Stadion Kanjuruhan," kata dia.

4 dari 4 halaman

Terima Puluhan Laporan

Presiden Joko Widodo juga sempat melihat salah satu akses yang menjadi titik pusat dalam tragedi di sepak bola Indonesia ini. (AFP/Handout/Indonesia Presidential Palace)

Sementara itu Wakil Ketua LPSK yang lain Maneger Nasution, menyebut pihaknya setelah Tragedi Kanjuruhan langsung menerjunkan tim ke Malang.Sejauh ini, sudah puluhan laporan yang diterima oleh LPSK terkait kejadian tersebut.

"Permohonan untuk dijadikan terlindung yang masuk ke LPSK sampai kamis 13 oktober 2022 ada total 20 permohonan," katanya.

Dari 20 laporan tersebut, Maneger menyebut terdapat 14 laki-laki. Sementara sisanya adalah laporan dari saksi korban perempuan.

"Dari 20 itu 14 di antaranya laki-laki, sisanya perempuan. Ada tiga pelajar, jadi masih anak-anak, selebihnya dalam usia dewasa. Dari 20 ini yang sudah di BAP sebagai saksi ada dua orang," jelasnya.

Berita Terkait