Pemain Arema Temui Suporter yang 12 Hari Tak Pulang dari Stadion Kanjuruhan, 3 Temannya Meninggal

oleh Iwan Setiawan diperbarui 13 Okt 2022, 17:00 WIB
Kapten tim Arema FC, Ahmad Alfarizi (kanan) menemui seorang suporter yang tidak pulang pasca-tragedi Kanjuruhan. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Bola.com, Malang - Arema FC tak hanya bertanggung jawab kepada Aremania yang jadi korban Tragedi Kanjuruhan, 1 Oktober 2022 lalu. Tapi juga untuk suporter yang terkena imbas dari kejadian itu.

Salah satu buktinya kepada seorang Aremania asal Probolinggo, M. Rusdi. Remaja ini sejak Tragedi Kanjuruhan belum pulang ke rumah yang jaraknya kurang lebih tiga jam perjalanan darat.

Advertisement

Selama 12 hari dia berada di sekitar Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Remaja 17 tahun ini mengalami trauma karena tiga temannya dari Probolinggo jadi korban meninggal dunia dalam tragedi itu.

Rusdi juga tak berani pulang lantaran dihantui rasa takut dan bersalah kepada keluarga teman-temannya yang jadi korban Tragedi Kanjuruhan. Alasan lainnya, dia merupakan yatim piatu.

2 dari 6 halaman

Sempat Viral

Pemain Arema FC, Jayus Hariono (kiri) menemui seorang suporter yang tidak pulang pasca-tragedi Kanjuruhan. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Asisten pelatih Arema FC, Kuncoro didampingi dua pemain yaitu Jayus Hariono dan Ahmad Alfarizi menemui Rusdi di sebuah warung yang berada di depan Stadion Kanjuruhan, Kamis (13/10/2022).

"Baru dua hari ini saya dengar tentang anak ini. Karena viral di Tiktok. Setelah ditemukan teman-teman (pedagang dan petugas Stadion Kanjuruhan) di sekitar stadion, dia sempat hilang lagi. Akhirnya sejak semalam diikuti dan kami bisa bertemu tadi," kata Kuncoro.

3 dari 6 halaman

Berikan Santunan

Tiga perwakilan Arema FC ini memberikan santunan sekaligus dukungan moral untuk mengurangi traumanya.

"Intinya, saya pernah merasakan kehilangan anak. Merasakan juga tidak punya orang tua. Karena kondisi itu kami terpanggil untuk menemuinya,” lanjutnya.

4 dari 6 halaman

Akan Dimasukkan ke Ponpes

Rusdi terlihat semringah dengan kehadiran dua pemain dan asisten pelatih Arema itu. Dia tak banyak bicara.

Karena dia kurang mengerti bahasa Jawa. Dia lebih paham dengan bahasa Madura dan bahasa Indonesia. Tapi senyumnya jadi tanda jika suasana hatinya lebih baik.

“Ada rencana memasukkannya ke pondok pesantren di Gondanglegi, Kabupaten Malang (Rejo Darul Mustofa). Pondok Pesantren itu sangat peduli dengan Aremania,” imbuhnya.

5 dari 6 halaman

Pakai Baju Kapten Arema

Aremania asal Probolinggo, M. Rusdi yang ditemui pemain dan asisten pelatih Arema pasca-tragedi Kanjuruhan. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Saat bertemu perwakilan tim Arema, Rusdi terlihat lebih rapi. Karena dia membersihkan badannya lebih dulu dan mengenakan pakaian pemberian Aremania dan pemain Arema. Baju yang dipakainya adalah jersey pemberian kapten Arema, Alfarizi.

“Kemarin saya tanya kepada teman-teman yang bertemu Aremania ini. Saya tanya kebutuhannya apa saja,” kata Alfarizi.

6 dari 6 halaman

Beri Semangat

Kapten tim Arema FC, Ahmad Alfarizi (kanan) menemui seorang suporter yang tidak pulang pasca-tragedi Kanjuruhan. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Selain pakaian, dia juga dapat sepatu, sandal hingga tas dari sang kapten. Alfarizi dan Jayus sempat berbincang sejenak dengan Rusdi. Mereka memberi semangat agar Rusdi bisa kembali menjalani kegiatan normal.

“Senang bisa bertemu pemain Arema. Terimakasih dikasih sepatu, baju, celana, tas, sandal,” ujar Rusdi.

Sebenarnya dia sempat berniat pulang ke Probolinggo setelah Tragedi Kanjuruhan. Dia sudah tiba di terminal Arjosari, Kota Malang. Namun rasa takut membuatnya kembali ke Stadion Kanjuruhan.

“Saya berangkat bersama dengan teman-teman melihat Arema. Tapi semua teman saya sudah tidak ada. Jadi tidak berani pulang ke Probolinggo. Selama di sini, tidurnya dibawah patung (monumen Singa),” terangnya.

Berita Terkait