Minoritas Bak Cabai Rawit : Kisah Si Kecil yang Menggigit Para Raksasa di Piala Dunia

oleh Choki Sihotang diperbarui 13 Okt 2022, 17:08 WIB
Cabai rawit bisa menjadi istilah bagi tim-tim yang tampil mengejutkan karena menaklukkan kelompok raksasa. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Bola.com, Jakarta - Tim-tim unggulan seperti Timnas Argentina, Timnas Brasil, Timnas Jerman, Timnas Belanda, dan juara bertahan Timnas Prancis boleh-boleh saja mengapungkan asa tinggi di Piala Dunia 2022 Qatar. Namun, mereka harus tetap ekstra waspada.

Hal itu berlatar tak ada jaminan tim-tim unggulan bisa dengan mudah meraih kemenangan. Jerman misalnya, secara mengejutkan tersingkir secara tragis di Piala Dunia 2018.

Advertisement

Datang ke Rusia sebagai juara bertahan, Panser Eropa babak belur di Grup F. Pada laga pembuka, mereka kalah 0-1 dari Meksiko. Meski sempat bangkit pada laga kedua, dengan kemenangan 2-1 atas Swedia, Jerman tetap terkapar di dasar klasemen. Penyebabnya tak lain keganasan Korea Selatan yang sanggup menang 2-0.

Jadi, sekali lagi, tak ada yang pasti di sepak bola. Terlebih di pentas terakbar empat tahunan. Pada edisi-edisi sebelumnya, tim-tim jagoan bertabur bintang juga secara mengejutkan tumbang dari tim underdog.

Biar gak penasaran, yuk lahap infonya di bawah :

 

2 dari 6 halaman

Amerika Serikat 1-0 Inggris (1950)

Pada Piala Dunia 1950, Amerika Serikat memang tak bisa berbuat banyak. Abang Sam terhenti di fase grup. Namun, The Yanks masih bisa berbangga.

Realitasnya, mereka mampu meninggalkan luka mendalam bagi Inggris, tim unggulan yang banjir pemain bintang. Di luar dugaan, AS bisa menang dengan skor 1-0.

Padahal, kala itu Timnas AS berisi para pemain yang 'aneh-aneh'. Yup, tak lazim karena para penggawa berlatar belakang tukang pos, penari erotis, pencuci piring, dan pengemudi mobil jenazah.

Joe Gaetjens, seorang pencuci piring di Haiti, menjadi penentu kemenangan pada menit ke-39.

 

3 dari 6 halaman

Jerman Barat 3-2 Hongaria (1954)

Takdir mempertemukan keduanya di final Piala Dunia 1954. Hongaria, tim dengan sejarah yang gemilang itu, berada di atas angin. Runner up Piala Dunia 1938 itu diyakini bisa mengatasi Jerman Barat dengan mudah.

Soalnya, Jerman Barat masih berjuang untuk pulih dari implikasi sosial dan ekonomi pasca rezim Nazi dan Perang Dunia II. Tapi, secara mengejutkan, Hongaria justru rubuh.

Raksasa tersebut sempat leading 2-0 sebelum akhirnya digulung Jerman Barat 2-3 via lesakan Maximilian Morlock serta dwigol Helmut Rahn. Negara yang tengah luluh lantak itu mengukir sejarah pertamanya di pentas teragung. Korea Utara 1-0 Italia (1966)

 

4 dari 6 halaman

Semut Vs Gajah

Duel ini setamsil semut vs gajah. Italia punya nama menggelegar. Mereka dua kali juara dunia, 1934 dan 1938. Sementaraitu, Korut, bukanlah siapa-siapa.

Tak ada prestasi yang bisa mereka banggakan. Namun, semangat pantang menyerah membuat negara komunis itu mampu memenangkan duel sekaligus mempermalukan Italia 1-0 lewat aksi Pak Doo-ik. Di edisi, Korut melangkah ke perempat final sebelum dijegal Portugal.

 

5 dari 6 halaman

Irlandia Utara 1-0 Spanyol (1982)

Mencekam. Sebentar lagi, Irlandia Utara akan menantang rumah Spanyol di depan hidung ribuan pendukung fanatiknya. Dalam dua laga sebelumnya di Grup 5, Spanyol bermain imbang melawan Honduras dan menang atas Yugoslavia.

Sedangkan Irlandia Utara hanya meraih dua hasil imbang. Apa yang terjadi? Spanyol keok. Tim Matador kalah 0-1. Gerry Armstrong, gelandang Irlandia Utara, mengirimkan neraka bagi publik Mestalla pada menit ke-47.

 

6 dari 6 halaman

Kamerun 1-0 Argentina (1990)

Pertandingan Timnas Argentina melawan Kamerun di Piala Dunia 1990. (AFP/Daniel Garcia)

Francois Omam-Biyik menjadi sembilu bagi Diego Maradona dan Argentina. Itu tersuguh saat Kamerun bentrok kontra La Albiceleste dalal laga pembuka Grup B Piala Dunia 1990.

Empat tahun sebelumnya di Meksiko, Maradona membawa Argentina memenangkan Piala Dunia 1986. Bermodal nama dan prestasi menjulang, Kamerun bukanlah lawan yang perlu ditakuti.

Tapi apa yang terjadi sungguh di luar nalar. Bak disambar petir di siang bolong, sang juara bertahan kalah 0-1. Omam-Biyik dkk tersenyum di akhir duel.

Berita Terkait