Shin Tae-yong Ancam Mundur dari Timnas Indonesia, Begini Respons Presiden Jokowi

oleh Zulfirdaus Harahap diperbarui 14 Okt 2022, 19:39 WIB
Pelatih kepala Timnas Indonesia, Shin Tae-yong memberikan keterangan saat konferensi pers menjelang laga FIFA Match Day antara Timnas Indonesia melawan Timnas Curacao yang berlangsung di Hotel Harris Citylink, Bandung, Jumat (23/06/2022). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Bola.com, Bandung - Presiden Joko Widodo memberikan respons terkait ancaman mundur pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong. Jokowi mengaku kini hanya fokus pada laporan hasil investigasi Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan.

Ancaman mundur Shin Tae-yong dari Timnas Indonesia menjadi bumbu-bumbu di balik Tragedi Kanjuruhan. Pelatih asal Korea Selatan itu mengucapkan pernyataan mengejutkan setelah banyaknya desakan mundur atas Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan.

Advertisement

Shin Tae-yong berdalih sebagai bagian dari PSSI, dirinya juga harus mundur bila Mochamad Iriawan menanggalkan jabatannya. Pernyataan itu lantas memicu kontroversi dari mayoritas suporter Timnas Indonesia.

"Menurut saya, jika Ketua PSSI harus bertanggung jawab atas semua yang terjadi dan mengundurkan diri, maka saya pun harus mengundurkan diri," tulis Shin Tae-yong di akun Instagram-nya.

2 dari 5 halaman

Fokus Menanti Laporan

Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong (kanan) bersama Presiden Jokowi (tengah), dan Erick Thohir. (Instagram Erick Thohir).

Ancaman mundur dari Shin Tae-yong sudah terdengar ke telinga Presiden Joko Widodo. Meski demikian, Presiden Jokowi menegaskan tidak ingin berkomentar lebih jauh.

Presiden tak ingin Tragedi Kanjuruhan melebar kemana-mana. Jokowi menegaskan hanya fokus pada laporan dari hasil investigasi Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan.

"Laporan dari TGIPF belum. Jadi, belum sampai ke mana-mana. Jangan sampai ke mana-mana dulu, laporannya saja belum," tegas Jokowi di sela-sela kunjungan kerja di Bandung.

3 dari 5 halaman

Diumumkan Hari Ini

Selain Ultras Garuda ada beberapa kelompok suporter lainnya berkumpul saat Aksi Tabur Bunga dan 1000 Lilin serta Doa Bersama untuk Korban Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang yang berlangsung di depan Gate 1 Kompleks Stadion Gelora Bung Karno, Minggu (02/10/2022) malam WIB. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Presiden Jokowi menegaskan, laporan dari TGIPF akan diterimanya pada Jumat (14/10/2022). Setelah laporan diterima lalu akan diumumkan ke masyarakat pada siang harinya.

"Akan dilaporkan oleh tim TGIPF besok pagi (hari ini) kepada saya. Baru besok pagi, jadi saya baru bisa menyampaikan besok siang," tegas Jokowi.

4 dari 5 halaman

6 Tersangka

Poster-poster dan spanduk ungkapan duka cita serta tuntutan mengusut tuntas tragedi Kanjuruhan menghiasi sudut-sudut Kota Malang. Foto diambil pada Jumat (7/10/2022). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Polri telah menetapkan enam tersangka atas Tragedi Kanjuruhan. Mereka adalah Direktur Utama Liga Indonesia Baru, Akhmad Hadian Lukita, Ketua Panitia Pelaksana (panpel) pertandingan Arema FC, Abdul Haris hingga Security Officer Arema FC, Suko Sutrisno.

Selain itu, tiga tersangka lainnya berasal dari aparat keamanan. Mereka adalah Kabagops Polres Malang Wahyu S, anggota Brimob Polda Jatim inisial H, dan Kasat Samapta Polres Malang inisial BSA.

Abdul Haris dan Suko Sutrisno dianggap lalai dalam bertugas. Adapun ketiga tersangka dari Kepolisian disebutkan meminta petugas keamanan untuk menembakkan gas air mata.

5 dari 5 halaman

Kapolda Dicopot

Dalam aksinya mereka juga meminta pihak yang berwenang untuk mengusut tuntas soal kejadian yang terjadi di Malang. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Di sisi lain, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo resmi mencopot Irjen Nico Afinta dari jabatannya sebagai Kapolda Jawa Timur, Senin (10/10/2022). Keputusan itu diambil sembilan hari setelah tragedi Kanjuruhan terjadi pada 1 Oktober lalu.

Nico digantikan Irjan Teddy Minahasa sebagai Kapolda Jatim yang baru. Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo, menyebut pencopotan jabatan ini sebagai sesuatu yang lumrah terjadi di internal Polri.

"Mutasi adalah hal yang alamiah di organisasi Polri dalam rangka promosi dan meningkatkan kinerja organisasi," kata Irjen Dedi Prasetyo.

Berita Terkait