Bola.com, Jakarta - Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong mengancam akan mundur jika Ketua PSSI, Mochamad Iriawan meletakkan jabatannya.
Asisten pelatih Timnas Indonesia, Nova Arianto memastikan bahwa sikap dari Shin Tae-yong itu murni inisiatif, bukan paksaan.
"Pernyataan coach Shin Tae-yong pastinya banyak pro dan kontra dan kami sangat bisa menghormatinya," ujar Nova Arianto di akun Instagramnya, @novarianto30, Kamis (13/10/2022).
"Tapi, tanpa mengurasi rasa hormat dan melepaskan rasa kemanusiaan atas kejadian Kanjuruhan, kami memastikan itu semua tanpa tekanan dan keluar dari hati paling dalam coach Shin Tae-yong," jelasnya.
Iwan Bule Diminta Mundur dan Bertanggung Jawab
Netizen meminta Iriawan untuk mundur dari Ketua PSSI dan bertanggung jawab terhadap tragedi Kanjuruhan yang merenggut 131 nyawa tidak bersalah.
Langkah Shin Tae-yong yang membela Iriawan berujung blunder. Pasalnya, arsitek asal Korea Selatan itu kehilangan dukungan dari warganet.
Publik menganggap bahwa tidak ada yang lebih berharga dari nyawa, termasuk sepak bola menyusul keberpihakan Shin Tae-yong kepada Iriawan.
Duka Cita
Di tengah dukungan Shin Tae-yong untuk Iriawan, Nova Arianto menyatakan bahwa skuad Timnas Indonesia turut berduka cita atas tragedi Kanjuruhan.
"Kami anggota Timnas Indonesia turut berduka cita dan pastinya ikut bersedih dengan kejadian di Kanjuruhan," imbuh Nova Arianto.
"Sebab, kami juga punya keluarga dan pastinya nyawa di atas segalanya. Karena di saat kehilangan nyawa, mereka tidak akan bisa kembali," paparnya.
Tanggung Jawab Bersama
"Kejadian Kanjuruhan akan menjadi tanggung jawab bersama. Jadikan evaluasi dan pelajaran berharga," terang Nova Arianto.
"Untuk semua yang terlibat dalam sepak bola agar lebih baik dan profesional," tulis asisten pelatih berusia 42 tahun itu.
Pernyataan Shin Tae-yong
Pertama-tama saya ingin mengucapkan turut berduka cita atas tragedi Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Saya juga seorang suami dari istri dan seorang bapak dari dua anak. Saya ingin memberikan dukungan penuh kepada para korban dan keluarga korban.
Saya ingin memberikan harapan kepada semua orang Indonesia yang tersakiti karena tragedi kali ini walaupun dukungan saya tidak dapat menjadi kekuatan yang besar bagi keluarga korban. Cara saya untuk memberi harapan adalah memberikan hasil baik dengan berprestasi di sepak bola yang masyarakat sukai.
Seseorang yang sangat mencintai sepak bola Indonesia dengan kesungguhan hati dan memberikan dukungan penuh dari belakang agar sepak bola Indonesia bisa berkembang adalah Ketua PSSI.
Menurut saya, jika Ketua PSSI harus bertanggung jawab atas semua yang terjadi dan mengundurkan diri, maka saya pun harus mengundurkan diri. Karena saya pikir, jika terdapat kesalahan dari rekan kerja yang bekerja sebagai satu tim, maka saya pun memiliki kesalahan yang sama.
Kita adalah satu tim. Sepak bola tidak bisa sukses jika hanya performa sebelas pemain inti saja yang bagus, bukan janya staf pelatih saja yang bagus.
Kita bisa mencapai kesuksesan ketika semuanya menjadi satu tim mulai dari pemain inti, pemain cadangan, ofisial, semua karyawan PSSI, hingga Ketua PSSI. Itulah filosofi sepak bola saya.
Sepak bola adalah satu di antara olahraga yang tidak akan bisa menang dengan hanya satu orang yang bagus kinerjanya. Saya dengan masyarakat Indonesia dapat mengembangkan sepak bola Indonesia bersama setelah saya datang ke Indonesia pada 2020. Ini adalah prestasi atau hasil yang dibuat oleh para pemain, fans, dan Ketua PSSI yang memilih saya.
Sangat disayangkan nyatanya semua tanggung jawab dialihkan ke Ketua PSSI. Dia telah mengembangkan sepak bola Indonesia secara keseluruhan. Dia pasti bisa mengatasi keadaan ini dengan baik.
Saya pun akan berusaha lebih keras agar sepak bola Indonesia lebih maju lagi. Saya ingin mengucapkan bahwa saya ingin memberikan dukungan penuh kepada para korban, keluarga korban, dan seluruh masyarakat Indonesia.