Setelah Tragedi Kanjuruhan, Pelatih Arema Berharap Tak Ada Pemain yang Mengundurkan Diri

oleh Iwan Setiawan diperbarui 15 Okt 2022, 06:45 WIB
Kiper Arema FC, Adilson Maringa, menamburkan bunga di depan monumen patung Singa Tegar yang jadi ikon Stadion Kanjuruhan, sebagai tanda berduka cita atas meninggalnya ratusan Aremania setelah Tragedi Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022). (Bola.com/Iwan Setiawan)

Bola.com, Malang - Arema FC berencana memulai aktivitas kembali pada pekan depan.

Informasi terbaru, Rabu (19/10/2022) Ahmad Alfarizi dkk. akan berlatih kembali dan didampingi psikolog. Arema masih punya trauma dengan tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 132 orang pada 1 Oktober lalu.

Advertisement

Kini pekerjaan berat ada pada pelatih Arema FC, Javier Rocha. Dia harus membuat pemain bisa menghilangkan trauma dan bisa bermain normal seperti sebelumnya.

“Tujuan pertama saya, jangan sampai ada pemain yang mundur dari kompetisi tahun ini. Saya berharap semua bisa kuat dalam sesi latihan awal. Saya harus lakukan pendekatan, bicara untuk bisa meyakinkan mereka tetap berjalan sebagai pemain bola. Jadikan ini titik nol untuk melangkah ke depan,” kata Rocha.

2 dari 5 halaman

Mental

Pelatih Arema FC, Javier Roca melakukan tabur bunga di Tugu Singa Stadion Kanjuruhan. (AFP/Juni Kriswanto)

Tidak mudah memang posisi pemain Arema FC saat ini. Mereka dihantui rasa bersalah dan melihat langsung Aremania yang kehilangan nyawa saat tragedi itu.

Bahkan saat berkunjung ke rumah duka, ada beberapa pemain yang tidak sanggup lagi mengikuti agenda tersebut. Itu bisa saja ada pemain yang memilih mundur dari Arema.

“Ada pemain yang tidak kuat, kami tidak paksa karena nanti kondisi hati atau mentalnya semakin hancur,” sambung mantan pelatih Persik Kediri tersebut. 

3 dari 5 halaman

Situasi di Mes

Ruangan-ruangan kamar di mes Arema FC yang terletak di Lowokwaru, Kota Malang, Minggu (09/10/2022). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Kondisi mes Arema di Griya Shanta Eksekutif jadi saksi kondisi pemain. Mes itu terlihat lebih sepi dari biasanya.

Canda tawa yang biasanya menghiasi mes tersebut sudah hilang. Banyak pemain melamun dan memilih untuk menyendiri. Beberapa hari terakhir situasinya lebih sepi. Makin banyak yang meminta waktu untuk pulang kampung demi refresh sejenak bersama keluarga.

 

4 dari 5 halaman

Hilang Keceriaan

Gambar logo Arema FC di dinding mes Arema FC yang terletak di Lowokwaru, Kota Malang, Minggu (09/10/2022). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Dari pengamatan manajemen, semua pemain Arema kehilangan keceriaan. Baik lokal maupun asing. Karena itu manajemen memagari pemain agar tidak melayani interview dengan awak media terkait kronologis Tragedi Kanjuruhan. Karena itu bisa membuat trauma pemain lebih sulit hilang.

“Semua pemain merasakan duka yang mendalam. Termasuk pemain asing. Mereka tak pernah membayangkan dalam situasi seperti ini,” kata Media Officer Arema, Sudarmaji.

 

5 dari 5 halaman

Fokus Tangani Korban Luka

Ilustrasi - Duka Cita Sepak Bola Warna Hitam - Stadion Kanjuruhan 1 Oktober 2022 (Bola.com/Adreanus Titus)

Manajemen pun belum bisa berpikir tentang Arema kedepan seperti apa. Sampai saat ini mereka masih fokus penanganan korban. Tapi saat tim memutuskan berlatih kembali, manajemen juga siap memberi dukungan.

“Saat ini kami masih fokus dengan korban. Ada pendampingan psikolog bagi korban untuk trauma healing. Selain itu, sudah ada 4 rumah sakit yang bisa jadi rujukan untuk menangani korban yang mengalami masalah dengan mata,” sambungnya.

Lumayan banyak korban yang matanya masih merah karena efek gas air mata. Padahal tragedi itu sudah berjalan 13 hari. 

 

Berita Terkait