Bola.com, Jakarta - Musim lalu, pemain Lazio Luiz Felipe mendapat kartu merah saat merangkul pemain Inter Milan Joaquin Corea dari belakang usai laga. Wasit menganggap Luiz Felipe melakukan provokasi meski dia membela diri karena menganggap Corea adalah rekannya.
Luiz Felipe memang dekat dengan Corea semasa keduanya berseragam Lazio. Tetapi mereka saling berhadapan dan menjadi lawan di lapangan.
Hal serupa terjadi dengan dua mantan pemain muda Inggris yakni, Jamal Musiala dan Jude Bellingham. Meski sempat menjadi rekan, keduanya kini berseberangan di klub maupun Timnas.
Nama Lain
Bellingham tetap memperkuat Inggris dan kini menjadi gelandang di Borussia Dortmund. Sementara itu, Musiala lebih memilih memperkuat Timnas Jerman dan Bayern Munchen.
Selain mereka ada sejumlah pemain yang sebelumnya merupakan rekan setim tetapi akhirnya harus menjadi lawan. Berikut nama-namanya.
Gerard Pique dan Alvaro Arbeloa
Gerard Pique adalah pemain yang dibenci skuad Real Madrid. Bahkan termasuk rekannya di Timnas Spanyol, yakni Alvaro Arbeloa.
Keduanya sempat berseteru di lapangan maupun di media sosial saat Barcelona bertemu Real Madrid. Pique menyebut Arbeloa bukanlah rekan satu tim di Timnas Spanyol.
Saat itu, Kapten Timnas Spanyol, Sergio Ramos harus turun tangan dan meminta Pique menghormati rekan satu timnya. Pique mendengarkan saran tersebut hingga dia mengucapkan salam hangat saat Arbeloa gantung sepatu.
Andy Cole dan Teddy Sheringham
Andy Cole dan Teddy Sheringham adalah tandem lini depan di Manchester United saat mereka berdua mencetak gol setiap 84,6 menit. Mereka bermain bersama lebih dari empat musim dan memenangkan Liga Inggris hingga Liga Champions.
Namun hubungan mereka retak saat keduanya bermain untuk Timnas Inggris melawan Uruguay. Cole yang akan menjalani debutnya di Timnas menggantikan Sheringham dan berharap ada jabat tangan serta kata-kata motivasi.
Tetapi hal itu tidak terjadi karena Sheringham pergi begitu saja dan Cole menyebut telah menghina debutnya. "Saya tidak akan pernah menyalahkan bakat Sheringham sebagai pesepak bola. Saya baru saja membencinya secara pribadi selama 15 tahun," tulis Cole dalam bukunya.
Zlatan Ibrahimovic dan Oguchi Onyewu
Dua pemain AC Milan yakni Zlatan Ibrahimovic dan Oguchi Onyewu pernah saling baku hantam saat sesi latihan di musim 2010/2011. Onyewu tidak terima saat Ibrahimovic melakukan tekel keras, apalagi sang bek baru pulih dari cedera panjang.
Onyewu yang juga berperawakan tinggi besar tidak takut dengan Ibrahimovic yang dikabarkan jago taekwondo. Bahkan harus ada 10 pemain AC Milan yang melerai perkelahian dua orang berpostur 'raksasa' itu.
Dari hasil pertarungan dikabarkan pukulan Onyewu mematahkan tulang rusuk Ibrahimovic. Tetapi di dalam otobiografinya, Zlatan membela diri dan mengatakan "Onyewu seperti petinju kelas berat tetapi dia tidak bisa mengenai saya." ujar Ibrakradabra.
Kolo Toure dan William Gallas
Kolo Toure dan Willam Gallas, dua bek tengah di jantung pertahanan Arsenal. Tetapi, keduanya tidak saling berbicara usai akhir musim yang membuat seluruh rekannya bingung.
Bek Pantai Gading, Toure mengatakan hubungannya dengan bek asal Prancis Gallas baik-baik saja meski tidak saling berkomunikasi. Di tengah musim, Toure meminta Arsenal menjualnya tetapi ditolak klub.
Di akhir musim, Toure pergi dari klub yang pernah dibelanya selama tujuh tahun menuju ke Manchester City. Setahun kemudian giliran Gallas yang bergeser ke Tottenham Hotspur.
Mauro Icardi dan Maxi Lopez
Persahabatan duo Argentina serta Sampdoria, Mauro Icardi dan Maxi Lopez, retak karena wanita. Icardi yang sembilan tahun lebih muda dari Lopez ternyata menjalin hubungan bahkan menikahi istri Lopez, Wanda Nara usai bercerai.
Saat Icardi pindah ke Inter Milan hubungannya dengan Maxi Lopez makin renggang. Gara-gara perseteruan kontroversial ini, Lionel Messi turut bertindak yang membuat Icardi tidak dipanggil lagi ke tim nasional Argentina.
Sejumlah mafia Italia bersedia mematahkan kaki Icardi meski hal itu ditolak Lopez. Karena Wanda Nara juga, Icardi kehilangan ban kapten di Inter Milan dan akhirnya dilego klub.
Igor Stimac dan Sinisa Mihajlovic
Stimac dan Mihajlovic mengenal satu sama lain sebagai remaja dan bermain bersama di tim Yugoslavia yang memenangkan Piala Dunia junior tahun 1987. Di level klub keduanya berseberangan.
Stimac membela Hajduk Split dan Mihajlovi di Red Star Belgrade. Perang yang meletus membuat hubungan keduanya retak. Stimac sempat membisikan kata provokasi ke Mihajlovic yang membuatnya marah.
Pada momen final Piala Yugoslavia tersebut, akhirnya Hajduk menang 1-0 dan Stimac berkata "Ini milik Kita selamanya sekarang. Piala Yugoslavia tidak akan pernah dimainkan lagi," tegasnya.