Bola.com, Makassar - Liga 1 2022/2023 direncanakan lanjut lagi di akhir November. Untuk diketahui, Liga 1 terhenti di pekan 11, imbas tragedi Kanjuruhan.
Jika dijadwalkan selesai di bulan April 2023, maka hanya dalam waktu 5 bulan, Liga 1 harus selesai. Jika molor, operasional klub dipastikan membengkak.
Kini solusi mengubah format kompetisi mulai mewacana. Yakni dengan memusatkan venue pertandingan di satu tempat saja, seperti liga edisi sebelumnya.
Bagaimana wacana ini ditanggapi klub peserta BRI Liga 1 2022/2023? kubu PSM pun buka suara terkait hal ini.
Respon Pihak PSM
Kubu PSM Makassar merespon, dengan menjawab masih akan pikir-pikir dulu. "Soal itu, kita diskusikan dulu. Kita pasti mencari solusi yang terbaik,” kata Direktur Utama PT PSM, Sadikin Aksa.
PSM sendiri, kata Sadikin sebelumnya, masih menunggu jadwal dan pernyataan resmi dari PSSI atau operator liga.
Ia berharap, jika Liga 1 2022/2023 kembali dilanjutkan, bisa menjadi tonggak kebangkitan sepak bola dalam negeri.
"Sebagai anggota PSSI dan peserta liga kami hanya bisa menunggu jadwal dan pernyataan resmi. Kami yakin tidak ada pihak yang niat jahat dari tragedi Malang," kata Sadikin.
"Kami, berharap ini merupakan titik awal dari kemajuan industri sepak bola,” lanjutnya.
PSM Merugi Jika Liga 1 Dihentikan
Banyak yang sepakat, PSM sebenarnya rugi jika liga dihentikan di tengah jalan. Sebab, performa Pasukan Ramang sedang top-topnya.
Tim ini menjadi satu-satunya yang tak terkalahkan hingga pekan kesebelas. Prestasi skuad besutan Bernardo Tavares musim ini beda jauh dengan musim sebelumnya.
Suporter pecinta PSM juga masih belum bisa melupakan pengalaman serupa, di Liga 1 2020. Saat itu, Tim Juku Eja juga sedang dalam performa terbaik.
Berkaca pada Liga 1 2020/2021
Di awal liga memainkan tiga pertandingan, dengan hasil sekali menang dan dua kali imbang. Di kompetisi AFC Cup juga berpeluang lolos ke babak semifinal Zona Asia Tenggara.
Sayangnya, kompetisi terpaksa dihentikan akibat pandemi Covid-19. Skuad yang dimiliki saat itu akhirnya bubar.
Di kompetisi selanjutnya, PSM yang hadir dengan mayoritas pemain baru, tak mampu bersaing. Bahkan nyaris terdegradasi ke Liga 2.