Bola.com, Makassar - Lima hari jelang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XVII Sulsel, persiapannya dapat sorotan. Gara-gara venue cabang olahraga (cabor) tinju yang lagi viral.
Bagaimana tidak, arena tinju yang akan dipakai dalam pergelaran Porprov Sulsel 2022 dibuat seadanya. Betul-betul seadanya dan jauh dari standar arena tinju profesional.
Soal keamanan atlet, jangan lagi ditanya. Arena tinju itu dibuat di atas tanah lapang yang becek. Bukan matras seperti lazimnya. Sudut tempat petinju biasanya duduk bersandar, terbuat dari bambu.
Belum selesai disitu, tali ringnya terbuat dari plastik rafia. Kabar ini sepertinya memang tidak masuk akal. Sampai salah satu pengurus cabor ini mengeluhkannya langsung. Sekaligus membagikan foto-foto arena tinju ala kadarnya tersebut.
“Ya terpaksa empat sudut ring tinju menggunakan balok bambu, sementara talinya menggunakan tali rafia. Untuk sandarannya akan dibuat dari bantal tidur di empat sudut," kata Sekretaris Pertina Sulsel, Sri Syahril, Rabu (19/10/2022).
Anggaran Minim
Sri Syahril dan tiga rekannya yang turun tangan langsung membangun ring tinju itu. Soal alasan, Sri menegaskan anggaran yang memang sangat minim. Biaya membangun ring tinju standar, butuh anggaran ratusan juta.
Sementara untuk cabor tinju di event olahraga Porprov, Pertina cuma diberi Rp64 juta. “Oleh KONI Sulsel kami diminta memaksimalkan yang ada. Ya ini sudah paling maksimal,” ungkap Sri.
Banyak yang Undur Diri
Karena alasan fasilitas dan keamanan yang tidak terjamin, Sri pesimistis cabor tinju di Porprov Sulsel bisa sukses digelar. Karena sudah pasti atlet tinju yang akan bertanding ogah-ogahan melihat arenanya.
“Kalau begini banyak atlet tinju yang mengundurkan diri. Sebab, selama ini para atlet berlatih dengan ring standar di daerah masing-masing,” tutur Sri.
Fasilitas Tak Memadai
Porprov Sulsel XVII akan digelar di dua tempat. Yakni Kabupaten Sinjai dan Kabupaten Bulukumba. Pelaksanaannya dimulai pada tanggal 22 hingga 30 Oktober 2022.
Dengan mempertandingkan 48 cabor. 34 cabang olahraga resmi dan 14 sisanya adalah eksibisi.
“Jangan harap olahraga di Sulawesi Selatan bisa maju, kalau kondisi fasilitasnya masih sangat minim seperti sekarang,” jelas Sri Syahril memungkasi.