Bhayangkara FC, Langganan Papan Atas yang Terjun Bebas di Liga 1 2022/2023: Ada Apa Gerangan?

oleh Hery Kurniawan diperbarui 21 Okt 2022, 07:30 WIB
Liga 1 - Ilustrasi Logo Bhayangkara FC BRI Liga 1 (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Bhayangkara FC tergolong klub baru di sepak bola Indonesia. Namun, sejak awal berdiri pada tahun 2016 lalu, BFC langsung konsisten ada di deretan elite sepak bola nasional.

Setahun setelah dibentuk, tepatnya pada Liga 1 2017, Bhayangkara FC langsung bisa menjadi juara. Saat itu, tim asuhan Simon McMenemy bersaing ketat dengan PSM Makassar dan Bali United di pekan-pekan terakhir liga.

Advertisement

Pada Liga 1 2018, Bhayangkara FC masih bisa bersaing di papan atas. Di akhir musim tim berjuluk The Guardian itu ada di posisi ketiga di bawah Persija Jakarta dan PSM Makassar.

Posisi papan atas tetap bisa diamankan Bhayangkara FC di Liga 1 musim 2019. Saat itu Muhammad Hargianto dan kawan-kawan menempati posisi keempat.

Tradisi papan atas itu masih dilanjutkan Bhayangkara FC di Liga 1 2021/2022. Saat itu, tim yang ditukangi Paul Munster menempati peringkat ketiga klasemen akhir.

2 dari 5 halaman

Skuad Tak Banyak Berubah

Kiper Bhayangkara FC, Awan Setho saat melawan Persik Kediri dalam laga pekan ke-5 BRI Liga 1 2021/2022 di Stadion Madya, Jakarta, Rabu, (29/9/2021). Bhayangkara FC menang 2-0. (Bola.com/ M Iqbal Ichsan)

Lalu, apa yang membuat Bhayangkara FC bisa tampil konsisten dalam waktu lima tahun lebih itu? Salah satu jawabannya adalah skuad mereka yang praktis tak banyak berubah dari tahun ke tahun.

Para pemain lokal Bhayangkara FC kebanyakan adalah anggota kepolisian. Sebut saja seperti Muhammad Hargianto, I Putu Gede Juni Antara, Dendy Sulistyawan, Inda Kahfi Ardhiyasa, Awan Setho, dan masih ada beberapa pemain lain.

Mereka adalah pilar utama tim yang sempat bermarkas di Stadion PTIK Jakarta itu. Penampilan Awan Setho dan kolega juga terus tumbuh.

Tak hanya pemain lokal, Bhayangkara FC pun diperkuat beberapa pemain asing yang loyal. Gelandang asal Korea Selatan, Lee Yujun pernah beberapa musim memperkuat BFC.

Bek tengah asal Brasil, Andersson Salles pun demikian. Ia bahkan membela Bhayangkara FC di dua era yang berbeda.

Kondisi itu membuat soloditas skuad Bhayangkara FC bisa terjaga dengan baik. Pelatih yang keluar masuk pun tak terlalu kesulitan menerapkan strategi yang diinginkan.

3 dari 5 halaman

Mulai Loyo

Pelatih kepala Bhayangkara FC, Widodo Cahyono Putro saat babak penyisihan Grup C Piala Presiden 2022 antara Bhayangkara FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Senin (13/06/2022). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Setelah tampil konsisten sejak tahun 2016, Bhayangkara FC mulai terlihat loyo. Pada Liga 1 2022/2023, The Guardian tampil tak sesuai harapan.

Hingga pekan ke-11 Liga 1 2022/2023, Bhayangkara FC justru terjebak di posisi ke-16 klasemen sementara alias di zona degradasi. The Guardian mengoleksi sembilan poin.

Padahal, mereka cukup banyak kedatangan pemain baru. Sebut saja Finky Pasamba, Asyraq Gufron, Abdul Rahman, dan Kasim Botan.

Para pemain asing yang datang ke Bhayangkara FC musim ini pun tak main-main. Ada Youssef Ezzejjari yang tampil apik bersama Persik Kediri di Liga 1 2021/2022.

Ada pula Youness Mokhtar yang sempat memiliki pengalaman bermain di Major League Soccer (MLS). Jangan lupakan pula gelandang Timnas Afganistan, Adam Najem.

4 dari 5 halaman

Racikan Widodo Belum Berhasil

Kemenangan Bhayangkara FC yang sudah di depan mata akhirnya kandas dan hanya berbuah hasil imbang 2-2 saat meladeni tamunya Borneo FC dalam laga pekan ke-10 BRI LIga 1 2022/2023 di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Selasa (13/9/2022). Adalah gol Andy Harjito di masa injury time babak kedua yang memastikan tim asuhan Widodo Cahyono Putro hanya meraup 1 poin dalam laga tersebut dan harus puas terlempar ke posisi 14 klasemen sementara. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Bhayangkara FC menggunakan jasa Widodo Cahyono Putro sebagai pelatih kepala di musim ini. Widodo adalah pelatih lokal pertama yang dipakai BFC sepanjang sejarah mereka.

Widodo sebenarnya layak mendapatkan kesempatan itu. Sebelumnya, kualitas eks penyerang Timnas Indonesia itu sudah teruji di Bali United dan Persik Kediri.

Widodo mencoba menerapkan filosofi permainan menyerangnya di Bhayangkara FC. Pria asal Cilacap, Jawa Tengah itu kerap menggunakan formasi 4-2-3-1 yang sangat menyerang.

Alasan Widodo menggunakan formasi itu cukup bisa dimengerti. Sebab, materi pemain yang dimiliki Bhayangkara FC cukup mumpuni untuk menerapkan permainan menyerang itu.

Namun, sejauh ini apa yang diinginkan Widodo belum terwujud di tim asuhannya. Lini depan Bhayangkara FC tidak terlalu tajam, sementara lini belakang mereka banyak memiliki kebocoran.

Dari 10 laga yang sudah dijalani di Liga 1 2022/2023, Youssef Ezzejjari dan kolega sudah mampu mencetak 10 gol. Sementara itu, gawang mereka justru sudah kebobolan 14 gol.

5 dari 5 halaman

Momen Perbaikan

Pelatih Bhayangkara FC, Widodo Cahyono Putro (Dok. Bhayangkara FC)

Saat ini Liga 1 2022/2023 tengah rehat sejenak. Liga sepak bola level tertinggi di Tanah Air itu harus dihentikan sementara sebagai buntut dari Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 133 orang pada awal Okober 2022 lalu.

Momen hiatus Liga 1 2022/2023 ini seharusnya dimanfaatkan dengan baik oleh Bhayangkara FC. Mereka bisa semakin menyatukan skuad, kemudian mengurai sebenarnya apa masalah yang harus segera diselesaikan dari tim tersebut.

Bhayangkara FC beberapa kali sudah melakukan uji coba di masa rehat Liga 1 2022/2023. Mereka menghadapi tim muda mereka sendiri, juga menghadapi sesama konstan Liga 1.

Jika mampu melalui periode buruk itu ketika Liga 1 2022/2023 dimulai kembali nanti, Bhayangkara FC bisa saja sangat menakutkan. Jika hal sebaliknya terjadi, pekerjaan Widodo Cahyo Putro dan para pemain asing BFC sangat terancam.

 

 

Berita Terkait