Bola.com, Kudus - Sebanyak 1.060 pebulutangkis belia melanjutkan langkah mereka dalam proses seleksi Audisi Umum PB Djarum 2022 di GOR Djarum, Jati, Kudus.
Setelah dinyatakan lolos Screening Tahap I pada Rabu (19/10), ribuan atlet usia dini tersebut kembali bertarung di tengah arena pada fase selanjutnya, yakni Screening Tahap II, Kamis (20/10).
Di fase ini, para peserta dituntut menampilkan performa terbaik agar terpilih oleh Tim Pencari Bakat untuk melangkah ke babak turnamen.
Legenda bulutangkis Indonesia yang merupakan Juara All England tiga kali (tahun 1978, 1979, 1981), Liem Swie King yang turut bergabung dalam Tim Pencari Bakat mengapresiasi perjuangan para atlet muda dalam mengejar Super Tiket guna bergabung menjadi atlet PB Djarum.
Pesan Liem Swie King
King berpesan para atlet muda harus menunjukkan daya juang tinggi ketika bertanding di atas lapangan. Karena hal tersebut menjadi salah satu faktor penilaian agar para atlet dapat lolos ke babak selanjutnya.
"Saya takjub melihat jumlah peserta yang sedemikian banyak. Mereka memiliki semangat yang sangat luar biasa," kata Liem Swie King.
"Untuk itu, saya berpesan pantang menyerah ketika bertanding, agar mendapatkan hasil yang terbaik," lanjutnya.
Diisi Banyak Legenda
Selain Liem Swie King, Tim Pencari Bakat juga dihuni oleh barisan legenda bulutangkis Indonesia.
Sebut saja Alan Budikusuma, Susy Susanti, Eddy Hartono, Haryanto Arbi, Kartono, Maria Kristin, Fung Permadi, Ivana Lie, Liliyana Natsir, Lius Pongoh, Richard Mainaky, Yuni Kartika, dan Tontowi Ahmad.
Penjelasan soal Screening Tahap II
Ketua Tim Pencari Bakat Audisi Umum PB Djarum, Sigit Budiarto mengatakan, Screening Tahap II memberikan kesempatan bagi para atlet untuk unjuk kemampuan dengan durasi 10 menit di atas lapangan.
Dalam kurun waktu tersebut, kualitas dan bakat si atlet akan dipantau secara menyeluruh baik dari sisi teknik maupun mental. Tahap ini merupakan seleksi yang baru diterapkan pada Audisi Umum tahun ini.
Sebelumnya, Audisi Umum hanya memasukkan satu tahapan screening yakni lima menit sebelum para atlet melanjutkan langkah mereka ke fase gugur.
“Setelah tahap screening lima menit, kami berusaha memberikan kesempatan lebih banyak kepada peserta untuk menunjukkan bakat terbaik mereka," kata Sigit.
"Sehingga, kami dapat melihat kemampuan mereka lebih jelas lagi untuk bisa menentukan bakat-bakat yang lolos ke turnamen,” lanjutnya.
Mendalami Skill Pemain
Ia melanjutkan, pada Screening Tahap II, Tim Pencari Bakat lebih mendalami berbagai elemen penilaian mulai dari cara bermain dan memukul, footwork, hingga teknik dasar, dan juga memantau daya juang atlet ketika berlaga di tengah lapangan.
“Jadi pada screening kedua ini memang kita perketat supaya memperkecil kecolongan dari screening pertama," kata Sigit.
"Kami berharap agar peserta yang berlaga di turnamen sudah memiliki bekal teknik dan daya juang yang cukup untuk bertanding."
"Karena di turnamen mendatang, penentuan lolos atau tidaknya ditentukan berdasarkan skor pertandingan,” lanjutnya.