Bola.com, Jakarta - Pada momen hari tuanya, Karim Benzema jutrus menorehkan pencapaian spektakuler. Striker Real Madrid dan Timnas Prancis itu menyabet Ballon d'Or 2022 setelah menyisihkan sederet bintang top lainnya, seperti Sadio Mane (Bayern Munchen) dan Kevin De Bruyne (Manchester City).
Benzema menuai apresiasi tinggi menyusul performa apiknya bersama Real Madrid musim lalu. Tak hanya membawa Real Madrid menjuarai La Liga dan Liga Champions 2021/2022, Benzema juga mengukuhkan dirinya sebagai pencetak gol terbanyak di dua kompetisi bergengsi tersebut. Di La Liga, dia mengepak 27 gol. Sedangkan di Liga Champions dia mendulang 15 gol.
Spesial Banget
Ini tentu sangat spesial bagi Benzema, mengingat dia sudah tak muda lagi. Kala menerima penghargaan, Benzema sudah berusia 34 tahun. Dia menjadi pemain tertua kedua setelah pemain Inggris, Stanley Matthews, memenangkan Ballon d'Or pada 1956 di usia 41 tahun.
Sukses Benzema tentunya tak lepas dari kontribusi rekan setimnya, khususnya kolega di lini depan, yakni Federico Valverde dan Vinicius Junior. Ketiganya menjadi trisula yang sangat menakutkan, tak hanya di kompetisi domestik tapi juga zona Eropa.
Sukses tidaknya klub atau timnas memang sangat ditentukan apik tidaknya kerjasama pemain depan. Jauh sebelum trio Real Madrid, di bawah ini ada lima contoh gemilang kerja sama lini serang terbaik sepanjang sejarah.
Liverpool - 1977-1984
Liverpool memenangkan turnamen zona Eropa sebanyak empat kali dalam sejarah panjang mereka di pentas internasional. Performa tersebut tak mudah, karena banyak kompetitor yang tak kalah berambisi.
Kunci dari keberhasilan raksasa Inggris ini adalah performa lini depan. Mereka memiliki beberapa tukang gedor nan mumpuni seperti Kenny Dalglish, Ian Rush, dan Kevin Keegan.
Argentina - Piala Dunia 1986
Tak diragukan lagi, satu di antara tim terhebat sepanjang masa adalah skuad Argentina yang tampil di Piala Dunia 1986. Selain Diego Maradona, Tim Tango yang kemudian keluar sebagai juara juga memiliki Jorge Valdano, Jorge Burruchaga, dan Hector Enrique.
Kuartet penggawa tersbeut berhasil mengobrak-abrik jantung pertahanan lawan dan kemudian menjadi legenda. Sampai sekarang, tak ada yang bisa mengimbangi penampilan mereka.
Belanda - 1970-an
Pada 1970-an, Belanda merevolusi taktik sepak bola dengan gaya Total Football. Gaya permainan yang baru ditemukan itu membuat Belanda sangat ditakuti saat itu.
Dipelopori pelatih Rinus Michels dan kapten Johan Cruyff, Belanda memantapkan diri sebagai satu di antara pemilik tim penyerang terhebat di dunia. Mereka menembus final Piala Dunia 1974 dan 1978, namun gagal menjadi yang terbaik.
Brasil - Piala Dunia 1970
Brasil bukan kekauatan baru di Piala Dunia. Namun, di edisi 1970, mereka punya penyerang yang sangat mematikan. Pele, Jairzinho, Tostao, Rivelino, dan Carlos Alberto membuat Tim Samba sangat tangguh kala itu.
Jairzinho mencetak gol disepanjang turnamen. Pele, dengan skilnya yang luar biasa, menghancurkan pertahanan lawan. Di final, mereka menggiling Italia 4-1. Carlos Alberto mencetak satu gol terbesar yang pernah ada di sepak bola.
Arsenal - Musim 2003/2004
Meski tak pernah lagi mengangkat trofi Liga Inggris, namun Arsenal pernah sangat ditakuti pada musim 2003/2004. Ketika itu, armada Arsene Wenger punya tim 'Invincibles' yang begitu fenomenal.
Tiga penyerang yang mereka punya, yakni Thierry Henry, Robert Pires, dan Freddie Ljungberg menjadi teror yang mengerikan bagi lawan. Tak hanya di kompetisi domestik, mereka juga buas di zona Eropa. Satu di antara pertandingan terhebat kala mereka mengalahkan Inter Milan 5-1 di San Siro.
Sumber: Sportskeeda
Baca Juga
Kejutan, Kode Keras Erick Thohir Tegaskan Rela Mundur dari Ketum PSSI, jika...
Panas Usai Dihajar Jepang, Ini 5 Hot News Timnas Indonesia yang Bikin Perasaan Fans Campur Aduk : Curhat Kevin Diks sampai Ancaman Evaluasi
Bikin Geger, Pengakuan Shin Tae-yong dan Sindiran Keras Malaysia Setelah Timnas Indonesia Disikat Jepang, Ini 5 Hot News Tim Garuda