Masih Ada 4 Korban Tragedi Kanjuruhan Dirawat di Rumah Sakit, Bagaimana Kondisinya?

oleh Iwan Setiawan diperbarui 24 Okt 2022, 22:30 WIB
Syal Arema FC dan Persebaya Surabaya diletakkan di atas tumpukan bunga duka cita di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jumat (7/7/2022). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Bola.com, Malang - Hingga saat ini tercatat sudah ada 135 korban jiwa dari Tragedi Kanjuruhan. Farzah Dwi Kurniawan menjadi nama terakhir yang meninggal di RSSA Kota Malang, Minggu (23/10/2022). Lalu bagaimana kondisi korban lain yang masih dirawat di rumah sakit?

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, dr Wiyanto Wijoyo, menjelaskan jika saat ini masih ada 4 korban Tragedi Kanjuruhan yang dirawat di dua rumah sakit. Tiga orang di RSSA Malang dan satu orang di RSUD Kanjuruhan.

Advertisement

"Dari empat pasien tersebut, ada satu yang masih di ICU RSSA. Atas nama Novita dari Sumberpucung, Kabupaten Malang. Sementara yang lain di ruangan pemulihan," jelasnya.

Identitas korban Tragedi Kanjuruhan yang masih kritis adalah Novita Ramadhani. Wanita berusia 18 tahun ini sama seperti kebanyakan kasus lain, mengalami multiple-trauma. Dari hasil diagnosis, ada masalah juga di paru-paru. Sampai saat ini Novita masih dibantu dengan ventilator.

"Nanti akan dirilis kembali oleh dokter yang membuat resume. Namun, kami berharap, kondisinya segera membaik," lanjutnya.

 

 

2 dari 5 halaman

Korban Mengalami Iritasi Mata

Lilin dan tulisan yang diletakkan di Stadion Kanjuruhan untuk mengenang tragedi menyesakkan pada 1 Oktober 2022. Foto diambil pada Senin (11/10/2022). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Selain korban yang dirawat di rumah sakit, ada pula korban dari Tragedi Kanjuruhan yang mengalami masalah dengan mata, seperti mata memerah karena iritasi berat.

Namun, korban ini tidak dirawat inap. Mereka dilayani dengan pengobatan gratis di empat eye center berbeda.

"Kalau korban mata merah, sudah lebih dari 50 korban yang ditangani di eye center, karena perjalanan waktu sudah tiga minggu, jadi ada yang sudah sembuh. Tingkat keparahannya, tergantung kepada iritasi. Makin iritasi terjebak di dalam dan sering dikucek, ada pendarahan di lapisan pupil mata," ujar dr Wiyanto Wijoyo.

"Penangannya bisa memanfaatkan eye center. Tidak ada biaya karena sudah bekerja sama dengan Pemkab Malang," pungkasnya.

 
3 dari 5 halaman

Santunan dari Aremania untuk Korban

Aremania saat berkunjung di salah satu rumah korban dari pihak kepolisian di Trenggalek. (Dok. Tim Gabungan Aremania)

Tim gabungan Aremania melakukan aksi yang berbeda dalam satu hari. Mereka berkunjung ke rumah dua Polisi dan satu Bonekmania yang masuk dalam 135 korban meninggal dunia Tragedi Kanjuruhan.

Tiga sosok ini sebelumnya seperti luput dari perhatian. Apalagi mereka berasal dari luar Malang. Yakni Bripka Andik Purwanto (Tulungagung) dan Briptu Fajar Yoyok (Trenggalek).

Sedangkan korban dari Bonekmania adalah Faiz Al Fikri (Tulungagung). Ketiganya termasuk korban meninggal dunia pada kerusuhan Kanjuruhan.

Sebanyak 15 perwakilan Aremania berangkat dari Malang untuk menuju tiga lokasi tersebut hari Minggu. Dirijen Aremania, Yuli Sumpil juga ikut dalam rombongan.

 

4 dari 5 halaman

Dana 10 Juta

Aksi turun jalan yang dilakukan Aremania di Balaikota Malang. (Iwan Setiawan/Bola.com)

Dana 10 juta rupiah diberikan kepada masing-masing keluarga korban sebagai santunan duka cita. Selain itu, dukungan semangat juga diberikan.

"Kami semua memang masih bersedih. Tapi ini jadi bagian dari semangat Aremania untuk bangkit," kata Yuli Sumpil.

"Teman-teman Aremania Blitar, Tulungagung dan Trenggalek juga ikut menemui keluarga korban,” lanjutnya.

Hal ini sekaligus tanda jika Aremania tak pandang bulu membantu korban Tragedi Kanjuruhan.

 

5 dari 5 halaman

Fokus Usut Tuntas Tapi Tak Lupakan Korban

Pesan usut tuntas tragedi Kanjuruhan dibawa dalam aksi turun jalan Aremania. (Iwan Setiawan/Bola.com)

Sejauh ini, tim gabungan Aremania aktif menyuarakan usut tuntas terkait Tragedi Kanjuruhan. Namun mereka tak sekedar mengumpulkan data atau mengamati perkembangan kasus ini.

Gerakan menguatkan para keluarga korban bagi yang meninggal dunia juga tidak dilupakan.

Mereka juga aktif memberikan semangat untuk korban yang mengalami luka dan trauma. Tim Gabungan Aremania mengajak rekan-rekannya untuk memperhatikan korban yang ada di sekitar.

Berita Terkait