6 Pemain Berbakat Istimewa yang Kariernya Hancur: Gara-gara Gaya Hidup Glamor hingga Pakai Narkoba

oleh Suharno diperbarui 25 Okt 2022, 08:25 WIB
Adrian Mutu - Digadang-gadang menjadi penerus Gianfranco Zola, striker Romania ini malah terpuruk bersama Chelsea. Pertengkaran dengan Jose Mourinho dan terbukti menggunakan narkoba membuat The Blues memutus kontraknya. (Foto: AFP/Adrian Dennis)

Bola.com, Jakarta - Bintang Manchester United, Cristiano Ronaldo, yang sudah berusia 37 tahun masih terus berjuang menampilkan permainan terbaiknya. Ronaldo tidak ingin kalah dibandingkan pemain lainnya, bahkan yang usianya jauh di bawahnya. 

Ronaldo memang memiliki bakat yang luar biasa, didukung dengan kerja kerasnya. Daya juang dan kerja keras ini yang membuat Ronaldo tetap tampil sebagai pemain papan atas meski usianya tidak muda lagi. 

Advertisement

Karier Cristiano Ronaldo ini bisa menjadi contoh bagi para pemain muda.  Jika hanya mengandalkan bakat tanpa kerja keras dan cepat puas dengan pencapaiannya, pemain akan menuju ke ambang akhir kariernya. Ini pernah dirasakan sejumlah pemain sepak bola asal Eropa.

Berikut enam pemain berbakat  yang gagal memanfaatkan potensinya. Kemampuan mereka akhirnya meredup hingga pengujung karir.

 

2 dari 7 halaman

1. Ricardo Quaresma

Ricardo Quaresma gagal memberikan permainan terbaiknya saat menjadi pemain pinjaman di Chelsea pada tahun 2009. Oleh sebab itu, ia tercatat hanya bermain sebanyak lima pertandingan sebelum akhirnya dipulangkan semusim berselang. (AFP/Paul Ellis)

Saat Cristiano Ronaldo muda merintis karier di Manchester United, ada pemain Portugal lain yang sangat berbakat. Pria bernama Ricardo Quaresma membuat lompatan karier dari Sporting Lisbon ke Barcelona.

Quaresma merupakan pemain lengkap dengan berbagai keterampilan yang mempesona. Sayangnya dia tidak bisa mengendalikan emosi dan bertengkar dengan pelatih Barcelona, Frank Rijkaard, hingga akhirnya terbuang ke FC Porto.

Sikap egois dan emosional akhirnya membuat dia sering berpindah klub. Saat di Inter Milan, Quaresma juga sempat menjadi pemain terburuk di Liga Italia Serie A 2008. 

 

3 dari 7 halaman

2. Antonio Cassano

Antonio Cassano - Kehebatan Cassano bersama AS Roma membuat Real Madrid tertarik memboyongnya pada 2006. Namun sayangnya, Cassano hanya mampu bertahan semusim saja kemudian dia dikembalikan ke Italia bersama Sampdoria sebagai pemain pinjaman. (AFP/Philippe Desmazes)

Jika ada pemain sepak bola Italia yang permainannya menakjubkan salah satunya adalah Antonio Cassano. Namun, dia juga sangat tempramental yang mulai menghancurkan kariernya.

Saat pindah dari Bari ke AS Roma, Cassano bertengkar dengan Francesco Totti dan sang pelatih Fabio Capello. Meski demikian, bakatnya tetap membuat sejumlah klub besar seperto Real Madrid terpikat.

Sayangnya, dia lebih sering beraktivitas dengan dunia malam daripada sepak bola. Pada Juli 2017, dia bergabung dengan Hellas Verona tetapi memutuskan pensiun beberapa hari kemudian.

 

4 dari 7 halaman

3. Royston Drenthe

5. Royston Drenthe - Diboyong dari Feyenoord, Drenthe dinilai jauh dari harapan dan tidak memuaskan. Penampilannya mendapat cercaan dari para penggemar sendiri serta disebut sebagai pemain terburuk yang pernah dibeli Real Madrid. (AFP/Javier Soriano)

Karier Royston Drenthe jadi peringatan bagi setiap pemain muda Belanda agar selalu tetap rendah hati saat memiliki karier cemerlang. Setelah menjadi pemain muda berbakat di Feyenoord, dia pindah ke Real Madrid.

Namun, penampilan pemain yang berposisi sebagai bek kiri tersebut menurun hingga pindah ke Everton dan kini ke Abu Dhabi Baniyas. Di Madrid, pemain yang digadang-gadang sebagai penerus Roberto Carlos itu idak kuat dengan nama besar yang disandangnya.

 

5 dari 7 halaman

4. Adrian Mutu

Adrian Mutu terbukti mengkonsumsi kokain dan ia dijatuhi hukuman 7 bulan larangan bermain yang mengakhiri karirnya di Chelsea pada tahun 2004. Tak kapok, dirinya kembali mengkonsumsi sibutramine ketika membela Fiorentina dan dijatuhi hukuman 9 bulan larangan bermain. (Foto: AFP/Jim Watson)

Pencinta sepak bola Italia tidak asing dengan nama Adrian Mutu, serta tidak kaget saat Chelsea membayar mahal demi memboyongnya dari Parma. Striker Rumania itu memang memiliki bakat istimewa dan namanya bersanding dengan legenda negara tersebut, Gheorghe Hagi.

Namun, awal yang menjanjikan untuk kariernya di Chelsea hancur berkeping-keping ketika Mutu diskors oleh klub karena penggunaan kokain. Meski sempat kembali ke Italia bersama Fiorentia, Mutu harus menjalani larangan bermain setahun karena gagal tes doping.

Kariernya kemudian menukik tajam hingga pindah ke sejumlah tim kecil. Mutu akhirnya memutuskan pensiun pada 2016 setelah menjadi pemain di klub Rumania.

 

6 dari 7 halaman

5. Adam Johnson

Adam Johnson. Mantan pemain Manchester City ini divonis hukuman penjara selama 6 tahun akibat kasus pelecehan seksual terhadap seorang fans di bawah umur berusia 15 tahun di Country Durham pada 2016. Saat itu ia tengah menjadi pemain andalan Sunderland di Premier League. (AFP/Paul Ellis)

Adam Johnson jadi pembicaraan saat meninggalkan Middlesbrough dan pindah ke Manchester City pada 2010. Dia merupakan anak muda cerdas dalam sepak bola Inggris dan juga pernah memperkuat Timnas Inggris hingga 12 caps.

Kabarnya, pemain sayap tersebut ebih memilih gaya hidup glamour yang membuat kariernya menurun. Dia bahkan sempat masuk penjara karena kasus penganiayaan dan membuat kariernya hancur.

 

7 dari 7 halaman

6. Mario Balotelli

Liverpool mendatangkan Mario Balotelli usai tampil ganas bersama AC Milan. Pemain asal Italia tersebut dibeli dengan harga 20 juta euro pada tahun 2014 untuk menggantikan peran Luis Suarez yang hengkang ke Barcelona. Sayangnya, performa Balotelli menurun drastis dan hanya menyumbang empat gol. Sempat dipulangkan kembali ke AC Milan dengan status pinjaman, ia akhirnya dilepas dengan status bebas transfer menuju OGC Nice pada 2016. (AFP/Paul Ellis)

Balotelli adalah fenomena dari sepak bola Itali. Dia seperti pemain yang sulit ditandingi. Ini yang membuat sang pemain pernah merasakan memperkuat sejumlah klub besar seperti Inter Milan, Manchester City hingga Liverpool.

Akan tetapi, sifatnya yang tidak baik, tempramental, dan tidak mau diatur mulai menghancurkan kariernya. Bahkan Balotelli harus memasukan janji untuk berprilaku baik dalam klausul kontraknya ketika banyak klub tidak menginginkannya.

Sumber: Sportkeeda 

Berita Terkait