Bola.com, Jakarta - Piala Dunia selalu memiliki cerita seru yang membuat adrenalin meningkat atau bisa membuat tersenyum. Sejak bergulir kali pertama pada 1930 di Uruguay, Piala Dunia kerap menghadirkan ragam fakta. Baik sedih, suka, maupun lucu.
Satu di antara yang bikin heboh adalah drama gol di menit-menit akhir pertandingan. Pada satu sisi, ini tentunya sangat menyakitkan. Namun, di sisi lain justru sangat menggembirakan.
Di bawah ini, ada lima petaka jelang berakhirnya laga yang pernah menghebohkan pentas terakbar empat tahunan bernama Piala Dunia. Bisakah terulang di Piala Dunia 2022?, Mana nih yang menurut kalian paling oke?
Roberto Baggio (vs Nigeria, 1994)
Untung ada Baggio. Jika tidak, Timnas Italia mungkin tak bisa menikmati final Piala Dunia 1994. Si Kuncir Sakti itu menjadi penentu kemenangan Italia atas kuda hitam Nigeria saat keduanya bentrok di babak 16 besar.
Percaya diri maju sebagai eksekutor tendang penalti pada menit ke-100, Gli Azzuri akhirnya menghempaskan Nigeria 2-1. Sayang, di final, Italia kalah dari Brasil.
Landon Donovan (vs Aljazair, 2010)
Setelah dua kali bermain imbang di Grup C, kini saatnya Amerika Serikat mengintai kemenangan dari Aljazair. Walau tak semudah membalikkan telapak tangan, Paman Sam akhirnya menang tipis 1-0.
Donovan menjadi pembeda pada menit ke-91. Aljazair, yang pada laga sebelumnya sukses memaksa Inggris bermain sama kuat 0-0, kini tak berdaya di hadapan Donovan dkk.
Fabio Grosso (vs Jerman, 2006)
Fabio Grosso adalah orang yang paling dibenci rakyat Jerman di Piala Dunia 2006. Jumpa di semifinal, Grosso mengirimkan neraka ke gawang Jerman lewat gol pada menit ke-119.
Gol Grosso membuat Italia kian kesurupan. Tak sampai dua menit, Gli Azzurri membenamkan Panser Eropa via lesakan Alessandro Del Piero. Jerman rubuh 0-2.
Semua gara-gara Grosso, pemain yang kurang beken itu. Di edisi ini, Italia naik podium kehormatan. Di final mereka mengalahkan Prancis.
Andres Iniesta (vs Belanda, 2010)
Rakyat Belanda dan pemujanya di seluruh dunia hakulyakin tim kesayangan bisa mengatasi Spanyol di final. Pada edisi ini, Belanda memang top. Mereka tangguh di semua lini, seperti skuad idaman di Piala Dunia 1974 era Johan Cruyff.
Namun, tak jauh beda dengan nasib Cruyff dkk puluhan tahun silam, Belanda juga tersungkur di kaki anak-anak Spanyol. Belanda menangis setelah Andrés Iniesta menjebol gawang Maarten Stekelenburg pada menit ke-116.
Dennis Bergkamp (vs Argentina, 1998)
Idealnya, Belanda dan Argentina berjumpa di final. Tapi takdir mempertemukan mereka di perempat final. Duel yang mentas di Velodrome, Marseilles, Prancis, berlangsung mencekam.
Dipelototi 55 ribu pasang mata, Belanda leading lebih dulu lewat gol Patrick Kluivert pada menit ke-12. Hanya berselang lima menit, Argentina meresponnya melalui aksi Claudio Lopez.
Akhirnya, Argentina terjungkal menyusul petaka yang terjadi di masa injury time. Sebuah peluang emas berhasil dimaksimalkan dengan sangat baik oleh Dennis Bergkamp.
Gol Bergkamp pada menit ke-89 itu memastikan kemenangan Der Oranje menjadi 2-1. Don't Cry for Me Argentina.
Sumber: Sportskeeda
Baca Juga
Kejutan, Kode Keras Erick Thohir Tegaskan Rela Mundur dari Ketum PSSI, jika...
Panas Usai Dihajar Jepang, Ini 5 Hot News Timnas Indonesia yang Bikin Perasaan Fans Campur Aduk : Curhat Kevin Diks sampai Ancaman Evaluasi
Bikin Geger, Pengakuan Shin Tae-yong dan Sindiran Keras Malaysia Setelah Timnas Indonesia Disikat Jepang, Ini 5 Hot News Tim Garuda