Takumi Minamino dan Hwang Hee-chan, Alumni Piala Asia U-20 yang Mencuat di Eropa

oleh Iwan Setiawan diperbarui 29 Okt 2022, 11:30 WIB
Hwang Hee-chan. Striker Korea Selatan berusia 26 tahun yang baru semusim memperkuat Wolverhampton sejak didatangkan dari RB Leipzig dengan status pinjaman pada awal muism 2021/2022 dan telah resmi dipermanenkan mulai musim 2022/2023 ini memiliki nilai pasar 16 juta euro atau setara Rp249,6 miliar. Bersama Wolves ia telah tampil dalam 31 laga di semua ajang dengan torehan 5 gol dan 1 assist. (AFP/Glyn Kirk)

Bola.com, Jakarta - Piala Asia U-20 selalu menghadirkan cerita tersendiri. Ajang ini kerap kali menjadi panggung calon bintang asal Asia merintis kariernya menuju level profesional.

Piala Asia U-20 di Myanmar misalnya, memunculkan beberapa nama yang kini jadi bintang di Eropa. Mereka adalah gelandang serang Jepang, Takumi Minamino dan striker Korea Selatan, Hwang Hee-chan.

Advertisement

Sebagai pemain bertipikal ofensif, Minamino dan Hwang cukup dominan di papan skor.

Minamino total dia mencetak 4 gol dan membawa Jepang sampai ke perempat final. Sayangnya mereka kalah adu penalti dari Korea Utara di fase itu.

Sedangkan Hwang Hee-chan kurang begitu menonjol. Sepertinya Korea Selatan waktu itu performanya kurang gereget. Dia hanya mencetak 1 gol. Sedangkan negaranya tersingkir di fase grup.

 

2 dari 5 halaman

Laku di Pasar Eropa

Nama pertama ada Takumi Minamino. Pemain asal Jepang tersebut mampu membayar kepercayaan Jurgen Klopp saat dipercaya turun sebagai starting XI dengan penampilan impresifnya. Pada laga tersebut, Minamino berhasil menyumbang satu gol penyeimbang pada menit ke-27 usai memanfaatkan umpan pendek dari Diogo Jota. (AFP/Glyn Kirk)

Setahun setelah Piala Asia U-20 2014, Takumi Minamino dipinang klub Austria, Red Bull Salzburg. Tahun 2016, gilingan Hwang yang menyusul ke tim itu. Sehingga keduanya disatukan oleh tim raksasa Austria tersebut.

Yang menarik, begitu cepatnya mereka bisa menembus sepak bola Eropa di usia muda. Sepertinya bakat mereka sudah terpantau sejak di Piala Asia U-20.

Justru karier mereka di Jepang dan Korea Selatan sangat singkat. Minamino, hanya dua musim bermain di Cerezo Osaka di awal karier profesionalnya. Sedangkan Hwang hanya di tim kelompok usia Pohang Steelers.

3 dari 5 halaman

Gol di Anfield

Liverpool berhasil melaju ke babak perempat final Piala FA usai menang 2-1 atas Norwich City di Stadion Anfield, Kamis, (3/3/2022). (AP/Jon Super)

Setelah dua tahun main bareng di Eropa, Hwang lebih dulu cabut dari Salzburg. Musim 2018 dia membela Hamburger SV (Jerman) dengan status pinjaman. Sementara Minamino setia bermain untuk Salzburg.

Sampai akhirnya pemain Jepang itu mencetak dua gol di Liga Champions Eropa ke gawang Liverpool musim 2019. Momen itu membuka jalan baginya memakai seragam Liverpool musim 2020.

Sayang, di Anfield dia kurang dapat tempat. Sehingga dia sempat dipinjamkan ke Southampton dan kini dilepas permanen ke AS Monaco.

 

4 dari 5 halaman

Hwang Awet di Liga Inggris

Hwang Hee-chan. Striker Korea Selatan berusia 26 tahun ini didatangkan RB Leipzig dari RB Salzburg pada awal musim 2020/2021 dengan nilai transfer 12 juta euro atau setara Rp187,8 miliar. Usai semusim dan total tampil dalam 29 laga di semua ajang dengan torehan 3 gol dan 4 assist, ia dilepas ke Wolverhampton dengan status pinjaman pada awal musim 2021/2022 dan dipastikan akan dipermanenkan pada awal musim 2022/2023 dengan mahar senilai 16,7 juta euro atau setara Rp261,4 miliar. (AFP/Oli Scarff)

Sedangkan Hwang, beberapa musim terakhir bermain di Jerman bersama Leipzig (Jerman) lalu pindah ke Wolverhamton (Inggris). Meski kariernya belum sempat membela klub top Eropa, tapi dia mulai dapat kesempatan.

Musim lalu, Hwang mencetak 5 gol dari 30 laga. Sebuah kesempatan main yang cukup banyak. Sehingga ada kemungkinan kariernya di Inggris masih akan berlanjut.

 

5 dari 5 halaman

Timnas Indonesia Juru Kunci

Flascback ke Piala Asia U-20 tahun 2014, sebenarnya Indonesia juga tampil di ajang tersebut. Waktu itu, Indonesia U-20 ditangani Indra Sjafri.

Mereka tergabung di Grup B bersama Australia, Uni Emirat Arab dan Uzbekistan. Dari tiga pertandingan fase grup, Indonesia tak berhasil meraih poin.

Timnas Indonesia jadi juru kunci dengan catatan kebobolan delapan gol dan hanya mencetak dua gol lewat Paulo Sitanggang dan Dimas Drajad.

Waktu itu Indonesia disebut punya generasi emas. Seperti Evan Dimas, Ilham Udin Armaiyn dan lainnya ada di sana. Tapi level mereka belum bisa berbuat banyak di kancah Asia level junior.

Berita Terkait