Bola.com, Jakarta - Presiden Madura United, Achsanul Qosasi merespons keputusan PSSI yang berencana menggelar Kongres Luar Biasa alias KLB PSSI dalam waktu dekat.
Pria yang juga menjabat sebagai anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) itu berpendapat, PSSI tidak dapat menghindar rekomendasi Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) tragedi Kanjuruhan.
TGIPF yang dipimpin oleh Menkopolhukam, Mahfud MD memang mempersilakan Ketua PSSI, Mochamad Iriawan beserta jajaran Komite Eksekutif (Exco) PSSI untuk mundur sebagai tanggung jawab moral akibat tragedi Kanjuruhan.
Selain itu, TGIPF meminta PSSI untuk melakukan KLB PSSI, jika tidak, pemerintah tidak akan mengizinkan Liga 1, Liga 2, dan Liga 3 musim ini untuk dilanjutkan.
PSSI Dianggap Tidak Punya Pilihan
Achsanul Qosasi juga menanggapi dengan positif langkah PSSI yang berniat menggelar KLB PSSI untuk mencari pimpinan dan anggota Exco yang baru.
Seharusnya sesuai jadwal, rezim Iriawan atau yang karib dipanggil Iwan Bule baru akan berakhir pada November 2023 setelah dimulai tiga tahun lalu.
"Tidak ada pilihan bagi PSSI selain menjalankan rekomendasi dari TGIPF yang berasal dari pemerintah," ujar Achsanul Qosasi kepada Bola.com, Sabtu (29/10/2022).
"Saya menyambut baik rencana percepatan KLB tersebut. Karena dari sana, kita bisa mengharapkan adanya transformasi sepak bola sambil memutar kompetisi," katanya.
Transformasi Sepak Bola Indonesia
Seusai rekomendasi TGIPF yang diserahkan kepada Presiden Jokowi itu terbit, PSSI buru-buru membentuk Satgas Transformasi Sepak Bola Indonesia.
Tim Satgas Transformasi Sepak Bola Indonesia terdiri dari PSSI, Kemenpora, Kemenkes, Kemendagri, KemenPUPR, Polri, FIFA, hingga AFC.
Gema transformasi sepak bola Indonesia juga sudah digaungkan Jokowi ketika bereaksi atas tragedi Kanjuruhan dan saat menerima Presiden FIFA, Gianni Infantino.
PSSI Berhasil, tapi Tragedi Kanjuruhan Catatan Kelam
Achsanul Qosasi tidak menutup mata bahwa era PSSI pimpinan Iwan Bule telah banyak mengubah wajah sepak bola nasional. Namun, transformasi sepak bola Indonesia sebaiknya diisi oleh orang-orang fresh.
"PSSI harus menyadari kondisi ini adalah darurat. Bukan urusan sukses atau tidak sukses atas prestasi pengurus PSSI saat ini," imbuh Achsanul Qosasi.
"Tapi, ini urusan transformasi sepak bola yang kurang pas jika dijalankan oleh pengurus saat ini. Sebab, tragedi Kanjuruhan sudah menurunkan kredibilitas mereka."
"Pengurus saat ini sebenarnya memiliki sejarah keberhasilan. Namun, tragedi Kanjuruhan menjadi catatan kelam sepak bola Indonesia," ucap mantan Bendahara PSSI pada 2007-2011 itu.